Baca Juga

Daerah (477) Nasional (231) Berita (113) Internasional (34) education (25) news (25) Berita Gema Nusantara (24) Duit (15) Nasiona (15) Tentang Narkoba (6) video (4) Gema (3) Peraturan (2) Profile (2) kesehatan (2) Teknologi (1) herbal (1)

Rabu, 30 September 2020

BNN, Polisi, dan TNI Temukan 6 Ha di Madina

BY GentaraNews IN


Direktur Narkotika BNN RI Brigjen Pol Aldrin Hutabarat memusnahkan tanaman ganja dari tiga ladang di Pegunungan TOR Sihite, Desa Rao-Rao Panjaringan, Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, Rabu (30/9/2020).


Badan Narkotika Nasional (BNN RI) menggelar Operasi Pemberantasan Ladang Ganja seluas 6 Hektar di Pegunungan TOR Sihite, Desa Rao-Rao Panjaringan, Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, yang berada di ketinggian 1.017 meter di atas permukaan laut (mdpl). Rabu (30/9/2020).

Tim Gabungan BNN RI dipimpin langsung Direktur Narkotika, Deputi Bidang Pemberantasan BNN RI Brigjen Pol Aldrin Hutabarat. Total tim sebanyak 109 personel terdiri dari BNN RI, BNNK Madina, Propam Mabes Polri, Polres Madani, Kodim 0212 Tapanuli Selatan, Sat Brimob, dan Sat Pol PP. 

TIM Gabungan harus berjibaku berjalan kaki mendaki selama empat jam untuk mencapai lokasi ladang ganja tersebut.

“Bang berapa lama lagi?,” ujar seorang perempuan muda yang tampak kelelahan kepada pria setengah baya di sebelahnya sambil berjalan menapaki tanjakan di tengah hutan.

”Ya 15 menit lagi,” balas sang pria. ”Ahh nggak percaya. Dari tadi 15 menit terus,” tandas sang perempuan terlihat kesal setelah berjalan selama sekitar dua setengah jam lebih, namun belum sampai ke lokasi. Dan akhirnya, setelah satu jam berlalu, barulah perempuan itu tiba di lokasi.

Percakapan tersebut tampak saat Tim Gabungan menuju lokasi

Beberapa personel mengaku medan atau treknya cukup berat, bahkan ada yang bilang sangat berat. Selain konturnya ekstrem dengan kemiringan antara 30-80 derajat, kondisi tanah juga lembab atau basah. Akibatnya jalan menjadi licin.

Sejumlah personel ada yang terpeleset dan jatuh. Ada pula yang kakinya terkilir kemudian kram dan pegal-pegal. Keberadaan akar dan batang tanaman sangat membantu tim sebagai pegangan.

Selain trek ekstrem, gigitan hewan kecil seperti pacet juga dirasakan beberapa personel. Di sisi lain kabarnya masih ada hewan buas seperti harimau dan beruang. Meski masih disangsikan keberadaannya, namun menurut salah seorang personel, hewan tersebut muncul sekitar sore atau menjelang malam hari. Walau demikian, untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan, beberapa personel BNN Pusat dan Polri dipersenjatai peluru tajam.

Menurut Direktur Pemberantasan Narkotika BNN, Brigjen Pol. Aldrin Hutabarat, yang memimpin langsung operasi penggerebekan ladang ganja tersebut, luas ladang ganja mencapai enam hektar dan terbagi dalam tiga titik.

"Tanaman ganja yang ditemukan di kawasan perbukitan tersebut, diperkirakan telah berumur lima bulan. Kami melakukan penyelidikan selama satu pekan, dan berkat bantuan warga akhirnya ditemukan ladang ganja di perbukitan Tor Sihite, Madina," tuturnya.

Dia menyebutkan, hingga saat ini ganja masih menjadi narkotika nomor satu yang paling diminati para pecandu di tanah air. Hal ini memicu harga jual ganja semakin tinggi, dan membuat upaya menanam ganja terus tumbuh subur.

Petugas gabungan berhasil mencabut sebanyak 25 ribu batang tanaman ganja di kawasan perbukitan Tor Sihite, Madina, yang beratnya mencapai 10 ton. Ganja tersebut langsung dimusnahkan dengan cara dibakar.

Brigjen Pol Aldrin Hutabarat menjelaskan, dari luas enam ha ladang ganja itu terdapat sebesar 25.000 batang dengan berat basah tanaman berkisar 10 ton. Sementara jarak tanam antar batang sekitar 50 centimeter (cm) dengan ketinggian tanaman bervariatif antara 30-150 cm.

Bagaimana dengan pelaku? ”Saat ini kita masih lakukan penyelidikan. Pelaku bisa dijerat Pasal 111 Ayat (2) UU No 35/2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman mati atau pidana penjara seumur hidup,” jelas Aldrin Hutabarat

"Memang daerah ganja terbesar setelah Aceh, yakni wilayah Madina, Sumut. Untuk mempersempit ruang gerak pelaku, pihaknya sudah menyarankan kepada Plt Bupati Madina untuk membuka akses jalan ke lokasi penanaman ganja. Dengan demikian, tidak ada lagi daerah terpencil," ungkap Aldrin Hutabarat.

”Jika jalan itu sudah terbangun, kemungkinan ada pos polisi dan kegiatan patroli kamtibmas,” ujar Aldrin Hutabarat lagi.

Terkait perkembangan Program Grand Design Alternative Development (GDAD), Kasubdit Masyarakat Desa Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat BNN Hendrajid P. Widagdo menjelaskan, sejauh ini Program GDAD mendapat dukungan dari Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Menko PMK) serta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Bahkan dalam Peraturan Menko PMK membantu kegiatan P4GN (Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika).

”Di Aceh sudah panen jagung seluas 11.017 ha. Di Gayo kita kembangkan sektor-sektor kebutuhan ekonomi seperti pengairan. Kita juga menerapkan pola non-pertanian. Ini sudah banyak capaiannya,” jelas dia.

Bagaimana dengan di Madina? ”Wilayah Madina masih menjadi prioritas kita setelah Aceh. Bupati Madina incumbent sudah menetapkan perhutanan sosial seluas 403 ha di empat desa kawasan TOR Sihite. Wilayah itu akan dikembangkan komoditas kopi mandailing. Untuk bibit, Kementan memberikan bantuan bibit kopi,” ujar Hendrajid.

"Kami akan mengajak masyarakat di sekitar perbukitan Tor Sihite, Madina, untuk tidak lagi menanam ganja. Dan beralih ke tanaman produktif seperti pisang, nanas, dan cabai," terang Hendrajid

Sementara tiga ladang ganja yang barusan dimusnahkan BNN, lanjut dia, akan dikembalikan fungsinya sebagai kawasan hutan lindung. ”Ini karena wilayah itu berstatus hutan lindung,” tandas Hendrajid. (LEP)


Polisi Malah Dimintai Narkoba Saat Operasi Yustisi

BY GentaraNews IN

Polsek Metro Palmerah Jakarta Barat melakukan operasi yustisi di kampung boncos Kota Bambu, Jakarta Barat, anggota polisi melakukan operasi dengan mengenakan pakaian preman sempat dikira pengedar narkoba oleh beberapa pemuda di sana.

Wakapolsek Palmerah, AKP Bahrun, SH mengatakan dirinya sempat dimintai untuk menyerahkan narkoba kepada seorang remaja yang sebagai calon pembeli di kawasan tersebut.

"Saat itu dia dan 12 anggota, serta Kapolsek Palmerah sedang melakukan operasi yustisi di kawasan padat penduduk tersebut. Anggota polisi yang ikut melakukan operasi memakai pakaian preman hingga tidak dikenali," Jelas Wakapolsek

“Kita tadi lagi oprasi yustisi, tadi ada beberapa remaja yang menanyakan narkoba ke kita, ‘bang ada barang ga? Mau dong’, gitu nanya ke kita,” ujar Bahrun saat ditemui di Mapolsek Palmerah Jakarta Barat, Rabu malam 30 September 2020.

Bahrun kemudian menyuruh pemuda tersebut untuk pergi, sementara anggota polisi lainnya kemudian melakukan penggeledahan terhadap tempat duduk besar, yang sebelumnya dipakai oleh banyak warga untuk berkumpul.

Kapolsek Palmerah Jakarta Barat, Kompol Supriyanto mengatakan, dalam penggeledahan, anggotanya menemukan adanya satu granat aktif. Temuan granat tersebut secara tidak sengaja saat anggota membubarkan suatu kerumunan yang ada di kawasan kota bambu.

“Kita curiga lihat mereka warga lari, beberapa berhasil ditangkap namun tidak ditemukannya barang bukti. Kita temukan granat aktif di bawah tempat mereka duduk itu,” ujar Supriyanto saat di temui di Mapolsek Palmerah Jakarta Barat, Rabu malam 30 September 2020.

Selain temuan granat aktif polisi juga temukan puluhan bong alat hisap sabu yang dirakit dengan botol minuman kemasan. “Ada juga senjata tajam jenis golok dan puluhan korek apinya yang sudah modifikasi untuk pembakar sabu,” ujarnya.

Sementara itu dalam hal ini polisi tidak menangkap satu orang pun tersangka lantaran para tersangka berhasil melarikan diri ke gang-gang kecil yang gelap di kawasan tersebut.

Dalam penindakan tersebut polisi juga menemukan puluhan gram barang bukti sabu yang ditinggal pengecernya saat aparat datang.

“Jadi kita nih tidak ada rencana penggerebekan. Saat kita datang ke lokasi, kok banyak warga sana yang kabur. Kita geledah lokasi dan kota temukan barang bukti,” ujar Kapolsek.

Sementara Polsek Palmerah kemudian memanggil Tim Gegana Mabes Polri untuk melakukan pemeriksaan, dan evakuasi granat temuan tersebut.

“Dinyatakan granat ini masih aktif ya, sekarang sudah dibawa tim gegana,” lanjut Supriyanto.***


Sumber : Nova.co.id
https://www.viva.co.id/berita/metro/1307522-operasi-nbsp-yustisi-di-kampung-boncos-polisi-malah-dimintai-narkoba

Ada Yang Datang Ada Yang Pergi, Kepala BNN RI Lantik Dan Lepas Pejabat Di Lingkungan BNN RI

BY GentaraNews IN


Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Drs. Heru Winarko, S.H. melantik delapan pejabat di lingkungan BNN RI. Delapan pejabat yang dilantik tersebut diantaranya menempati jabatan pimpinan tinggi madya, pimpinan tinggi pratama, administrator, pengawas dan fungsional. Jakarta, Rabu (30/9).

Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 116/TPA Tahun 2020 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di lingkungan Badan Narkotika Nasional, Kepala BNN RI melantik Drs. Arman Depari sebagai Deputi Pemberantasan dan Drs. Andjar Dewanto, S.H., M.B.A sebagai Deputi Pemberdayaan Masyarakat.

Sementara pejabat lain yang turut dilantik dalam kesempatan tersebut yaitu Drs. Jhon Turman Panjaitan sebagai Inspektur I Inspektorat Utama BNN RI, Dinnar Widargo, S.I.K., M.M sebagai Kasubdit Narkotika Alami, Diani Indramaya, S.Pd., M.Si. sebagai Kasubdit Kerjasama Regional, Adi Rahmadian Thala, S.T. sebagai Kasubdit Kerjasama Nasional, Donny Bramantyo, S.I.K. sebagai Kasi Intelijen Taktis, dan Siti Nurkhasanah sebagai Widyaiswara Ahli Muda PPSDM BNN RI.

“Bagi pejabat yang dilantik sebagai Kasubdit dan Kasi nantinya akan melebur menjadi fungsional,” ungkap Drs. Heru Winarko, S.H.

Kepala BNN RI menambahkan bahwa Badan Narkotika Nasional akan menjadi motor penggerak fungsional sebagaimana arahan Presiden Jokowi dalam penyederhanaan birokrasi.

“Selamat bertugas, mudah-mudahkan semua dapat kita melaksanakan tugas dengan baik secara bersama-sama,” tutup Drs. Heru Winarko, S.H dalam sambutannya.

Selain pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan, acara juga diikuti dengan pelepasan para pejabat BNN RI yang telah memasuki masa purna tugas maupun kembali ke Mabes Polri.

Beberapa pejabat purna tugas diantaranya Drs. Edi Supriadi, S.H., M.H., Drs. Andi Loedianto, Dra. Mayda Wardianti, M.Si., dan Drs. Mufti Djusnir, Apt. M.Si. Sementara para pejabat yang kembali bertugas ke Mabes Polri yaitu Drs. Bahagia Dakhi, S.H., Drs. Leo Bona Lubis, dan Drs. Ersyiwo Zaimaru, S.H., M.H.

Dalam acara pelepasan tersebut Kepala BNN RI mengucapkan terima kasih kepada para pejabat yang selama ini telah bekerja keras.
Ia berharap pejabat yang dilantik dapat memiliki semangat juang yang sama dengan para pejabat yang telah menyelesaikan masa tugasnya.

“Seperti pepatah berbunyi, Yang pergi meninggalkan pesan dan yang datang meninggalkan harapan,” pungkas Kepala BNN RI menutup sambutannya. (LEP)















Sumber : Biro Humas dan Protokol BNN RI



Pesta Narkoba, 3 Oknum Pejabat Beserta Supir Pemkab Aceh Tenggara Ditangkap Usai Dugem

BY GentaraNews IN

Konferensi pers penangkapan oknum pejabat Pemkab Aceh Tenggara di Mapolrestabes Medan.


Kepolisian Resor Kota Besar Medan, menangkap tiga pejabat asal Aceh Tenggara di sebuah hotel di Medan, Sumatra Utara. Para pejabat itu ditangkap terkait kasus penyalahgunaan narkotika, dengan barang bukti pil ekstasi di TKP. Minggu 27 September 2020 sekitar pukul 04.00 WIB. 

Menurut pengakuan dari para tersangka mereka adalah warga Kota Aceh Tenggara ke sini (Medan) dalam rangka menjenguk istri bupati yang sakit jantung dan sakit covid19. Ini menurut keterangan mereka," jelasnya saat konferensi pers di Mapolrestabes Medan, Rabu (30/9/2020).

Untuk diketahui, tim Satres Narkoba Polrestabes Medan menangkap 3 pejabat penting di Pemkab Aceh Tenggara usai pesta narkoba di tempat hiburan malam, Jet Plane Medan.

Penangkapan tersebut bermula dari laporan masyarakat adanya sekelompok orang yang melakukan pesta narkoba di salah satu tempat hiburan malam di Kota Medan. Petugas langsung menuju ke lokasi dan melihat delapan orang tersebut tengah berpesta.

Tak lama, delapan orang tersebut keluar menuju salah satu hotel di Jalan Darussalam Medan. Petugas membuntuti dan sesampainya di hotel, petugas melakukan penindakan dan pemeriksaan terhadap mereka dan menemukan satu butir pil ekstasi.

"Mereka diamankan usai keluar dari salah satu tempat hiburan malam atau dugem," kata Kapolrestabes Medan, Kombes Riko Sunarko, di Mapolrestabes Medan, Medan, Sumatra Utara, Rabu, 30 September 2020.


Konferensi pers penangkapan oknum pejabat Pemkab Aceh Tenggara di Mapolrestabes Medan.

Mereka yang amankan tiga oknum pejabat tersebut yaitu:

1. Ramisin (52), Kadis Perindustrian dan Perdagangan Pemkab Aceh Tenggara dengan alamat Desa Kumbang Indah, Kecamatan Bandar, Kabupaten Aceh Tenggara.

2. Zakaria (43) selaku Kabid Keuangan Dinas Keuangan Pemkab Aceh Tenggara, Alamat Terutung Payung Gabungan, Kecamatan Bambel, Aceh Tenggara.

3. Sanusi (52) Staf Umum di Sekda Pemkab Aceh Tenggara dengan alamat Terutung Payung Gabungan, Kecamatan Bambel, Aceh Tenggara.

Kemudian Polisi amankan ketiga sopir mereka yakni:

1. Sabri Edi Pranata (48), alamat Desa Kampung Baru, Kecamatan Bandar, Aceh Tenggara.

2. Darwin (40), alamat Desa Kumbang Indah, Kecamatan Bandar, Aceh Tenggara.

3. Budimansyah (52), alamat Jalan Kutacane Blang Kejeren Desa Kampung Baru Kecamatan Bandar, Aceh Tenggara.

Mereka ditangkap bersama ketiga supirnya serta dua wanita panggilan.

"Dari hasil tes urine, enam laki-laki dinyatakan positif narkoba dan ditetapkan sebagai tersangka. Keenamnya sudah ditahan, sedangkan dua wanita masih saksi," tukasnya.

Kadis pernah terkonfirmasi positif Covid-19.

Kadis Perindustrian dan Perdagangan Aceh Tenggara, Ramisin, yang diamankan Satres Narkoba Polrestabes Medan terkait narkoba pernah dikabarkan terkonfirmasi positif Covid-19.

Hal ini disampaikan Kepala Sekretariat Markas Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Aceh Tenggara, Mohd Asbi kepada Serambinews.com (grup Tribun-Medan.com) pada Minggu (13/9/2020). 

"Hasil test swab PCR Covid-19 di Balitbangkes Aceh telah keluar siang tadi, sebanyak 18 orang positif Covid-19 di Aceh Tenggara, dua di antaranya yakni Sekda Aceh Tenggara, Muhammad Ridwan SE MSi dan Kadisdisperindag Aceh Tenggara, Ramisin dan 16 orang lainnya warga Aceh Tenggara," ungkapnya.

Saat dikonfirmasi mengenai hal tersebut, Kasat Narkoba Polrestabes Medan AKBP Ronny Nicolas Sidabutar dirinya tak mengetahui tangkapannya tersebut terkonfirmasi Covid19.

Pejabat yang Kena Covid-19 Diumumkan

Diskomimfo Aceh Tenggara juga merilis pejabat mereka yang positif terpapar Covid-19. Rilis tersebut dimuat di website resmi Kabupaten Aceh Tenggara yaitu di http://www.acehtenggarakab.go.id/.

Adapun rilisnya seperti berikut :

Setelah menjalani pemeriksaan dan menunggu hasil Swab selama 9 hari, Sekdakab Muhammad Ridwan dan Kadis Perdagangan Perindustrian, Ramisin Selian dan puluhan warga Aceh Tenggara lainnya akhirnya, dinyatakan positif terdampak Covid-19.

Demikian disampaikan Satgas Percepatan Penanggulangan Covid-19 melalui Kepala Sekretariatnya M.Asbi Selian, didampingi Humas Zul Fahmi dan Direktur RSU Sahudin Kutacane, dr Bukhari Pinim di Sekretariat Satgas Covid-19 yang juga Kantor BPBD Aceh Tenggara,minggu (13/9).

Berdasarkan hasil Swab yang dilakukan 31 Agustus lalu dan hasilnya yang diterbitkan 9 September lalu, Sekdakab dinyatakan positif terpapar Covid-19 dan saat ini sedangg menjalani Isolasi mandiri di sebuah tempat.

Selain Sekdakab dan Kadis Perdagangan dan Perindustrian, tercatat puluhan warga lainnya yang dinyatakan positif, urai Asbi, Zul Fahmi dan Bukhari Pinim, 2 orang sembuh dan 2 orang lagi dinyatakan meninggal dunia, sedang sisanya masih menjalani isolasi.

Warga yang terpapar posiitf Covid-19 tersebut diantaranya, 3 orang warga Lawe Rutung Kecamatan Lawe Bulan, warga Tanah Merah Kecamatan Badar 2 orang, Tanjung Lama Kecamatan Darul Hasanah 2 orang, Terutung Pedi 2 orang, Kumbang Indah 2 orang dan masing-masing 1 orang yang berasal dari Kute Mbarung.

Kuterih, Gumpang Jaya, Kutacanae Lama, Prapat Sepakat dan warga Lingkungan V Pasbel Kota Kutacane Kecamatan Babussalam, warga Tualang Lama Kecamatan Deleng Pokisen, warga Tualang Baru, Telaga Mekar, Kute Galuh Asli, Kampung Nangka kecamatan Lawe Bulan dan Kute Cinta Makmur, Sabilussalam, warga Cinta Makmur dan warga natam Baru Kecamatan Badar Aceh Tenggara.

Bukhari Pinim menambahkan, sebaiknya warga yang positif terpapar Covid-19 menjalani perawatan atau melakukan isolasi di Rumah Sakit Umum Sahudin Kutacane, agar proses penyembuhan berjalan dengan baik.

”Jika bisa melakukan isolasi di rumah Sakit Umum, kenapa mesti melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing,” ujar Bukhari menyarankan.

Sebelumnya, Sekdakab Aceh Tenggara, Muhammad Ridwan via telepon selular, minggu (13/9) membenarkan jika berdasarkan hasil Swab yang dilakukan beberapa minggu lalu, diirnya positif terpapar Covid-19 dan saat ini mulai melakukan isolasi mandiri.

Kepada warga yang beberapa hari yang lalu bertemu dan bertamu ke ruangkan kerjanya, Ridwan menganjurkan, agar secepatnya melakukan pemeriksaan Swab atau melakukan isolasi mandiri menghindari meluasnya dampak Covid-19 di Aceh Tenggara. (Diskominfo).

Dari ada enam orang yang diamankan usai dugem dua orang berstatus saksk itu masih menjalani pemeriksaan secara intensif.

"Dua wanita berstatus saksi. Dari enam ini, tiga mengaku sebagai PNS, tiga swasta atau sopir," sambungnya.

Salah satu tersangka, R, mengaku merupakan Kepala Dinas Perdagangan Aceh Tenggara. Dia mengaku baru satu kali menggunakan narkoba.

"Saya baru itu, nggak pernah selama ini. Bekerja di Dinas Perdagangan sebagai kadis," kata R.

Tersangka lainnya, Z, mengaku bekerja di Dinas Keuangan Aceh Tenggara sebagai kabid. Sementara itu, tersangka S mengaku bekerja sebagai staf di Setdakab Aceh Tenggara.

Akibat perbuatannya, mereka dijerat dengan Pasal 114 ayat 1, Pasal 112 ayat 1 juncto 132 UU 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. (LEP)

Laporan Kapolri Pengungkapan Kasus Narkoba Selama 8 Bulan

BY GentaraNews IN



Kapolri Jenderal Idham Azis menggelar rapat kerja (raker) secara vitual dengan Komisi III DPR RI. Dalam rapat itu, Idham memaparkan capaian Polri mengungkap peredaran sabu dari bulan Januari hingga Agustus 2020. Rabu (30/9/20).

Narkoba merupakan kejahatan luar biasa (extraordinary crime). Kapolri Jendral Polisi Drs. Idham Aziz, M.Si tidak main main dalam menindak para Bandar Narkoba di seluruh Indonesia. Barang bukti narkoba yang diamankan adalah sabu, ganja dan ekstasi. Kemudian, ada heroin serta kokain.

"Peredaran narkoba dari Januari sampai Agustus 2020 Polri mengungkap 29.615 perkara dengan 38.960 tersangka," kata Kapolri.

"Barang bukti narkoba yang diamankan antara lain sabu sebanyak 4,75 ton, ganja 41,5 ton dan di luar area lebih kurang 77,1 hektare. Lalu ekstasi 637.773 butir, heroin 39,4 kilogram, dan kokain 306,8 gram," ungkapnya.

"Pengungkapan yang mendapat perhatian publik antara lain ialah pengungkapan oleh Satgassus merah putih sebanyak 821 kilogram dan 402 kilogram sabu. Lalu, Polda Metro Jaya 288 kilogram sabu dan 336 kilogram ganja," tutur Kapolri

Kemudian, Polda Kalimantan Selatan 212,8 6 mengungkap kilogram sabu dan 14.032 ekstasi, Polda Bangka Belitung 200 kilogram sabu, serta Polda Sumatera Utara 100 kilogram sabu dan 50.000 ekstasi.

"Polrestabes Surabaya 100 kilogram sabu dan Dirtipidnarkoba Bareskrim 71 kilogram sabu," pungkas eks Kapolda Metro Jaya itu.

Sederat tangkapan polisi itu diapresiasi oleh Komisi III DPR RI. Namun, ada catatan khusus bagi polisi yang harus diperhatikan dan diminta untuk tindak lanjuti.

Narkoba di Kampung Halaman Kapolri

Pada 28 Desember 2018 jaringan internasional asal Tiongkok. Rute jaringan narkoba itu, melalui Thailand, kemudian lewat jalur darat via kereta api, turun di Malaysia, lalu ke Tawao. Kalau di Sulsel berasal dari Tawao, kemudian Nunukan, Tarakan, pare pare, dan ke Makassar.

Pada 12 Maret 2019 jaringan internasional malaysia digagalkan jajaran Polda Sulsel. Lalu 25 April 2019 jaringan asal Filipina yang diamankan Ditresnarkoba Polda Sulsel. Kemudian pada 11 April 2019 jaringan dari Malaysia, Kendari, Makassar dan Jakarta berhasil diamankan Resmob Polda Sulsel di Bandara Sultan Hasanuddin.

Terbaru khusus bulan September 2020, Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulsel menangkap empat orang tersangka pengedar narkoba dan menyita barang bukti sabu-sabu seberat 1,6 kilogram pada 17 September.

Kemudian polisi menangkap empat pria terkait kasus 14 kilogram sabu dan 2.994 butir pil ekstasi di Kota Makassar. Dan seorang nelayan asal Kecamatan Belawa, Kabupaten Wajo, Sulsel HA (46), ditangkap polisi karena nyambi sebagai bandar narkoba. Enam bal narkoba jenis sabu diamankan polisi Jumat, 25 September. (LEP).

Kapolri : Saya Ganti Direktur Narkoba Ayam Sayur !

BY GentaraNews IN


Dalam rapat Komisi III DPR bersama Kapolri Jenderal Polisi Drs. Idham Azis, M.Si yang hadir secara virtual, peredaran narkoba di Indonesia mendapatkan sorotan tajam. Bagi Kapolru anak buahnya yang menangani narkoba tidak bisa main-main bila tak ingin dimutasi. Salah satu yang menyoroti peredaran narkoba adalah anggota Komisi III F-Demokrat Hinca Pandjaitan. Rabu (30/9/2020). 

Hinca Pandjaitan meminta Kapolri membuat peta jalur peredaran narkoba hingga ke desa-desa. Peta itu, menurutnya, bisa dikaitkan dengan peta peredaran narkoba dunia yang juga telah disusun oleh Polri.

"Saya mohon diteruskan ke kapolda dan kapolres sampai ke bawah untuk membuat peta peredaran narkoba dari sisi bandar per kecamatan. Saya kira ini penting sekali untuk kita dapatkan peta ini. Jadi peta jalur dunianya sudah dapat, peta bandarnya per kecamatan itu juga dapat, terutama di kota-kota besar sampai ke desa-desa yang sekarang sudah masuk paling jauh," ujar Hinca Pandjaitan.

Senada dengan Hinca, anggota Komisi III DPR F-Golkar Andi Rio Idris Padjalangi juga meminta Kapolri mengungkap bandar-bandar besar yang terlibat dalam peredaran narkoba. Menurutnya, saat ini baru bandar-bandar kecil yang ditangkap.

"Satu sisi di balik ini semua ada bandar-bandar besar yang bermain. Oleh karenanya, saya berharap tolong cari dan tangkap pelaku bandar-bandar besar tersebut, karena selama ini yang beredar di Sulsel maupun di kabupaten-kabupaten lain itu adalah hanya bandar-bandar kecil ataupun pedagang kecil. Kita tidak tahu siapa bandar besarnya. Sampai sekarang belum tertangkap bandar besarnya," kata Andi Rio.

Merespons hal tersebut, Kapolri Jenderal Idham Azis, menegaskan pihaknya berkomitmen memberantas masalah narkoba. Idham menyinggung soal janjinya saat masih menjabat Kapolda Metro Jaya untuk menindak tegas para bandar narkoba.

"Saya komitmen dengan masalah narkoba ini, Pak. Kalau Bapak pernah dengar ucapan saya ketika saya Kapolda Metro Jaya, rilis akhir tahun 2017, saya malah dan sampai hari ini nggak cabut perintah saya untuk menindak tegas seluruh bandar-bandar, apalagi bandarnya itu datang dari luar negeri, yang akan merusak generasi bangsa ini," ujar Mantan Kapolda Metro Jaya.

"Jajaran Polri harus menindak pelaku kejahatan narkoba ini sesuai SOP. Saya tak akan segan-segan mengganti para direktur narkoba (dirnarkoba) yang lembek dalam penanganan masalah narkoba di wilayahnya," Tegas Kapolri.

"Yang penting melakukannya sesuai dengan SOP, tindakan tegas dan terukur sesuai dengan SOP. Bapak boleh cek semua para kapolda, saya sudah bilang sama dir narkoba, kalau dia takut-takut , saya cari pemain pengganti. Banyak ini pemain pengganti kalau dir narkobanya ayam sayur," tegas Idham.

"Jadi saya ingin semua dir narkoba saya jangan ada yang ayam sayur," lanjut dia.

Sebaliknya, apabila dir narkoba di masing-masing Polda memiliki keberanian menindak tegas para bandar dan kinerjanya bagus, Idham berkelakar bakal menanyakan nomor sepatu dir narkoba.

"Itu kayak Dir Narkoba Polda Metro itu bagus itu, Dir Narkoba Sumut, Riau, saya suka itu. Saya bahkan tanya nomor sepatunya itu, Pak, berapa nomor sepatunya Dir Narkoba," pungkasnya.

Entah apa maksud Idham menanyakan nomor sepatu, apakah ia ingin membelikan sepatu baru atau justru meminjam sepatu, Idham tidak meneruskan. (LEP)

Selasa, 29 September 2020

Rapat Paripurna, Pimpinan DPR Akan Tuntaskan Persoalan Narkoba

BY GentaraNews IN


Dalam rapat paripurna ke 6 Persidangan I Tahun sidang 2020-2021, DPR membahas persoalan narkotika yang dikeluhkan anggota DPR RI. Rapat Paripurna DPR diwarnai interupsi dari anggota DPR dari Fraksi PKS Iskan Qobal Lubis. Anggota Komisi VI DPR RI Rafli, dan anggota Komisi III DPR RI Santoso. di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Selasa (29/9/2020)

"Saya protes terhadap Kapolri yang tidak serius karena banyaknya kasus narkoba di dapil saya, di daerah Mandailing Natal, Padang Sidempuan, Labuan Batu Selatan, daerah ini banyak pelabuhan-pelabuhan tikus salah satunya adalah di Seirombak itu narkoba datang dari Thailand," kata Iskan Qobal Lubis.

"Banyak pintu masuk yang bisa dilalui pengedar narkoba untuk bisa masuk ke daerah pemilihannya (dapil) di Sumatera Utara, sehingga dibutuhkan penindakan yang serius dari kepolisian," keluh Iskan Qobal Lubis.

"Saya berharap supaya ini disurati Kapolri. Saya minta jawaban seminggu ini, kalau tidak, saya akan teriak tiap minggu di Parlemen ini," ujarnya.

"Jangan sampai kita lengah dengan Covid-19 ini tiba-tiba bangsa kita sudah hancur dengan narkoba," ucapnya.

Kemudian, Rafli pun mengeluhkan persoalan terkait banyaknya penemuan ladang ganja sekian hektare di Aceh.

Selain itu, ia juga meminta pemerintah dapat mengambil sikap soal mudahnya peredaran sabu-sabu di sana.

Sedangkan Santoso menyampaikan agar pemerintah mengambil sikap tegas terhadap kasus kaburnya terpidana mati di Lapas Tangerang.

"Saya berharap ada tindakan yang benar-benar bisa dilakukan oleh aparat dengan pengawasan dari parlemen agar hal ini tidak terulang kembali, mengingat konspirasi pelanggaran para bandar ini sangat besar," kata Santoso.

Ia menambahkan, sanksi-sanksi yang dikenakan atas kaburnya terpidana mati itu bukan hanya kepada para petugas di Lapas, tapi juga ada sanksi yang menyentuh para pihak yang menyebabkan terpidana mati itu kabur.

"Misalnya, bagaimana dia seorang Warga Negara Asing bisa mendapat dua Kartu Tanda Penduduk? Kemudian tidak mungkin juga keterlibatan para pengamanan atau petugas di Lapas, hanya setingkat level penjaga saja, kalau tidak juga melibatkan para petingginya yang ada di Lapas tersebut," kata Santoso.

Secara khusus, Puan pun menunjuk Wakil Ketua DPR RI bidang Koordinator Politik dan Keamanan yaitu Azis Syamsuddin dan Komisi III DPR RI untuk menuntaskan persoalan narkoba itu.

Pimpinan DPR akan tuntaskan persoalan narkoba yang dikeluhkan anggota DPR RI," ucap Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin. Selasa (29/9/20)

"Saya bersama Ibu Ketua, dan Pimpinan DPR akan melakukan untuk penuntasan masalah ini di era periode kami 2019-2024," ujar Azis Syamsudin

Sebelumnya, Ketua DPR RI Puan Maharani juga menyatakan kesiapan menindaklanjuti persoalan narkoba yang dikeluhkan oleh anggota dewan pada rapat paripurna tadi sore.

Penuntasan kasus narkoba yang dikeluhkan anggota Dewan, di antaranya soal pelabuhan tikus tempat masuknya narkoba di Sumatera Utara, persoalan ganja dan sabu-sabu di Aceh, serta kaburnya terpidana mati kasus narkoba di Tangerang.

"Nanti akan ditindaklanjuti oleh Korpolkam dan Komisi III (DPR) terkait dengan hal ini," kata Puan.

Menanggapi hal tersebut, Ketua DPR Puan Maharani mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Wakil Ketua DPR bidang Politik dan Keamanan Azis Syamsuddin dan Komisi III DPR.

"Nanti akan ditindaklanjuti oleh korpolkam dan Komisi III terkait dengan hal ini," kata Puan. (LEP)











Polisi Tangkap Residivis Narkoba

BY GentaraNews IN


Satuan Reserse Narkoba Polresta Tangerang berhasil mengamankan sembilan orang tersangka penyalahgunaan narkoba jenis ganja dan sabu dalam waktu satu minggu. Satu diantaranya Residivis narkoba berinisial BA di Kabupaten Tangerang. BA ditangkap atas kepemilikan narkoba jenis sabu. BA yang sebelumnya pernah ditangkap oleh pihak kepolisian atas kasus yang sama yaitu kepemilikan narkoba jenis sabu yang menjalani vonis selama 4 tahun 8 bulan dan baru bebas dari masa tahanan pada Juni 2020 lalu.

Kapolresta Tangerang, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menerangkan, "bahwa BA sebelumnya pernah mendapat vonis 4,8 bulan. Usai bebas pada bulan Juni lalu, BA tinggal di kontrakan karena belum mendapat pekerjaan," ujarnya di Mapolresta Tangerang. Selasa, 29 September 2020.


"BA tinggal di kontrakan karena belum mendaatkan pekerjaan. Untuk biaya hidup, BA mengandalkan uang pensiunan orang tuanya yang sudah wafat. Namun uang pensiunan orang tuanya juga digunakan BA untuk membeli sabu,” ujar Kapolresta Tangerang 

"Bahwa selain menangkap BA, pihaknya berhasil mengamankan delapan orang lainnya dalam kurun waktu satu minggu terakhir dengan jumlah barang bukti sebanyak 120 gram narkotika jenis ganja dan 50 gram narkotika jenis sabu," tambah Kapolresta Tangerang

Kedelapan orang yang diamankan ini merupakan pengedar narkoba jenis ganja dan sabu. Mereka ditangkap di beberapa lokasi berbeda.

“Para tersangka ditangkap di beberapa kecamatan di wilayah hukum kami, yaitu di Tigaraksa, Panongan, Cikupa, Kresek dan Balaraja. Dan saat ini kami masih terus mengembangkan untuk mengungkap jaringan lainnya,” tandas Kapolresta

"Latar belakang pekerjaan para tersangka ini berbeda-beda seperti, pekerja swasta, pengangguran dan tukang tato," kata Kapolresta

Guna mempertanggungjawabkan perbuatannya, para tersangka dijerat Pasal 114 ayat (1), subsider Pasal 111 dan Pasal 114 ayat (1) subsider Pasal 112 Undang - Undang Narkotika. (LEP)


Jaringan Lapas Pekanbaru, BNN Riau Ciduk Dua Orang

BY GentaraNews IN



Badan Narkotika Nasional Provinsi Riau berhasil menciduk 2 orang tersangka yang akan melakukan transaksi Narkotika jenis Sabu dan Pil Ekstasi, kedua tersangka dapat melakukan check out dari kamar 818 di Hotel Swiss Belinn, Jln. Sukarno Hatta Komplek SKA Mall Kel. Delima Kec.Tampan Kota Pekanbaru, Sabtu (26/09).

Begitu mendapatkan informasi dari masyarakat akan ada transaksi narkotika di hotel yang berada di Jalan Soekarno Hatta. Kabid Penindakan dan Pemberantasan BNN Riau Kombes Iwan Eka Putra beserta tim Dakjar BNNP Riau langsung melakukan penyelidikan.

Dilakukan penyelidikan dan maping didapat informasi yang valid dan benar bahwa ada seseorang laki-laki yang berinisial SP dan seorang perempuan yang berinisial VIS akan melakukan transaksi narkotika jenis sabu dan pil ekstasi.

Kepala BNN Riau, Brigjen Pol. Drs. Kenedy, S.H, M.M mengatakan "kedua tersangka diamankan saat hendak check out dari dalam kamar hotel, dan langsung dilakukan penggeledahan".

"Sesudah check out, mereka diamankan di koridor hotel dan langsung dilakukan penangkapan dan penggeledahan. Pada saat digeledah ditemukan narkotika jenis sabu dan pil ekstasi warna hijau merk Clover yang dililitkan di pinggang kedua tersangka," ujar Kepala BNNP Riau. Selasa 29 September 2020.

Dari hasil pemeriksaan awal ternyata pelaku mengakui sudah 3 kali membawa narkotika jenis sabu dan pil ekstasi yakni pada bulan Juli 2020 membawa narkotika jenis sabu sebanyak 1 Kg dan narkotika jenis pil ekstasi sebanyak 500 butir yang di bawa ke Kota Samarinda Provinsi Kaltim

Pada hari Minggu tanggal 13 September 2020 membawa narkotika jenis sabu sebanyak 1,5 Kg dan narkotika jenis pil ekstasi sebanyak 700 butir yang di bawa ke Kota Samarinda Provinsi Kaltim.

Selanjutnya dari hasil penahanan kedua tersangka diamankan Barang Bukti yang diduga Narkotika Jenis Shabu sebanyak 7 (tujuh) bungkus plastik bening ukuran sedang yang berisikan narkotika jenis shabu dan Pil Ekstasi Warna Hijau Merk Clover sebanyak 484 (empat ratus delapan puluh empat) butir.

membawa narkotika jenis sabu sebanyak 1 Kg dan pil esktasi sebanyak 484 butir (tertangkap BNNP Riau).

"Menurut keterangan tersangka SP bahwa narkotika jenis sabu dan pil ekstasi di antar oleh saudara Lidra (DPO) ke hotel yang mana menjadi tempat transaksi. Tersangka SP mendapat perintah mengambil narkoba ke Pekanbaru atas perintah dari saudara Wanto yang berada dilapas Pekanbaru dan berdasarkan pengakuan pelaku dari hasil kerjanya mendapat upah Rp. 45 juta," jelasnya.

Total barang bukti yang diamankan dari kedua tersangka narkotika jenis sabu sebanyak 7 bungkus plastik bening dan pil ekstasi warna hijau merk Clover sebanyak 484 butir.

Menurut Kepala BNN Prov. Riau, Brigjen Pol. Kennedy bahwa Modus Operandi para pelaku narkotika jenis Shabu dan Pil Ekstasi dengan cara melilitkan narkoba di pinggang untuk mengelabui petugas agar tidak terdeteksi," pungkas Kennedy 

Para tersangka dijerat yaitu pasal 114 ayat 2 jo 112 ayat 2 undang-undang nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika," tutupnya. (LEP)

13 Kg Sabu 10.000 Inex Dan 2 Senpi, Disita Polisi di Pekanbaru

BY GentaraNews IN

Tim gabungan Polresta Pekanbaru dan Polres Kampar menangkap dua terduga pengedar narkoba. Sebanyak 13 kg sabu kemasan teh China, 10 ribu butir ekstasi, serta 2 pistol disita dari keduanya dari dalam mobil jenis Inova Reborn, di Jalan Pasir Putih, Kecamatan Siak Hulu. Penangkapan ini dilakukan Polsek Bukit Raya. Minggu 27 September 2020.

"Kami mendapat informasi bahwa akan ada penyelundupan narkotika menggunakan satu unit mobil Inova. Pelaku terpantau oleh petugas dan langsung dilakukan pengejaran hingga ke Jalan KH Nasution, Kecamatan Bukit Raya," jelas Kapolresta Pekanbaru, Kombes Nandang Mu'min Wijaya, S.IK. M.H kepada wartawan, Selasa (29/9/2020).

"Tim Polsek Bukit Raya bersama Polsek Siak Hulu mengejar mobil Innova Reborn warna grey dengan nomor polisi BG-1605-UT. Mobil tersebut mengarah Jalan lintas Pasir Putih mengarah Jalan Lintas Timur," tambah Kapolresta Pekanbaru.

"Kedua pelaku yang berhasil ditangkap, yakni DE (36 Tahun) dan AS (21 Tahun) Keduanya merupakan warga Desa Kubang Raya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar," kata Kapolresta Pekanbaru menambahkan

"Saat dilakukan penggeledahan, tim gabungan mendapatkan dua senjata api jenis FN dan revolver. Selain itu, polisi menemukan narkotika jenis ekstasi yang terletak di dalam tas ransel dan sabu dalam kardus TV," ungkapnya

"Barang bukti diamankan 13 kg sabu dalam kemasan teh China, 10 ribu butir ekstasi, dan 2 pucuk senjata api revolver dan FN," pungkas Kapolresta Pekanbaru. (LEP).

Senin, 28 September 2020

Polres Metro Jakarta Timur Amankan 76 Gram Sabu Dari 3 Tersangka

BY GentaraNews IN



Polres Metro Jakarta Timur meringkus tiga pengedar narkoba jenis sabu di tempat yang berbeda di kawasan di Pulogadung, Jakarta Timur. Dari tangan 3 tersangka polisi mengamankan 76 gram sabu. Tersangka ditangkap di sejumlah lokasi terpisah saat sedang bertransaksi dengan pembeli

"Pengungkapan kasus ini berawal dari laporan masyarakat perihal adanya transaksi barang haram tersebut. Saat ditangkap ketiganya sedang bertransaksi dengan pembeli," ungkap Wakapolres Metro Jakarta Timur AKBP Steven Tamuntuan, SIK, M.Si. di Mapolsek Pulogadung, Jakarta Timur, Senin (28/9/2020).

"Pelaku yang diamankan bernama Tabrani, Hari Hermawan, dan Heri Marzuki, ketiganya mengedarkan narkotika jenis sabu," Jelas Wakapolres lagi

"Para pelaku mengaku mereka sudah lama menjadi pengedar narkoba. Namun mereka belum mau mengaku kepada Polisi dari mana barang itu mereka dapat. Polisi masih menelusuri pemasok narkoba kepada tiga pengedar tersebut. Polisi menduga ada keterlibatan bandar narkoba dengan skala lebih besar," tambah Wakapolres

Kapolsek Pulogadung Kompol Beddy Suwendy, SIK, SH, mengatakan ketiganya dijerat dengan Pasal 114 Undang-Undang (UU) tentang Narkotika. Dia menyebut para pelaku terancam hukuman seumur hidup.

"Hukuman maksimal seumur hidup karena ketiganya merupakan pengedar," ucapnya. (LEP)

Pakar Epidemi Cemas PSBB Jilid II Anies: Daerah Luar DKI Tak Mendukung

BY GentaraNews IN

Pakar Epidemiolog dari Universitas Griffith, Dicky Budiman menyatakan PSBB Jilid II DKI Jakarta belum efektif melandaikan kasus Covid-19 akibat infeksi virus corona SARS-CoV-2. Dia mengatakan Indonesia, khususnya DKI belum keluar dari situasi krisis pandemi Covid-19.
"Dari sisi keseluruhan

sebenarnya kita belum keluar dari situasi yang kritis," ujar Dicky kepada CNNIndonesia.com, Senin (28/9).

Dicky menuturkan PSBB Jilid II DKI memang berdampak pada penurunan kasus. Akan tetapi, dia mengatakan hal itu belum signifikan. Selain berlangsung singkat dan tidak didukung daerah sekitar, masih tingginya angka kematian menandakan PSBB Jilid II DKI belum efektif.

Lebih lanjut, Dicky berkata intervensi dalam mengendalikan penyebaran Covid-19 masih belum merata. Dia melihat banyak daerah yang bersebelahan dengan Jakarta atau kota besar di Indonesia masih mengabaikan intervensi.

"Ini berdampak signifikan, katakanlah Pulau Jawa ini untuk mengendalikan pandemi. Karena interkonektivitas antara berbagai wilayah Jawa ini mau tidak mau membuat mobilitas orang-orang ini membawa virus, kasus impor istilahnya," ujarnya.

Di sisi lain, Dicky mengingatkan tidak ada daerah yang aman dari Covid-19 jika tidak ada kesetaraan dalam mengendalikan Covid-19. Bahkan, pandemi akan tetap parah mengingat Indonesia tidak melakukan kebijakan lockdown seperti negara lain.

"Sekali lagi, upaya satu provinsi saja tidak cukup. Secara nasional perlu ada satu perubahan strategi yang lebih kuat," ujar Dicky.

Dicky menyesalkan Indonesia masih belum memprioritaskan pengetesan dan pelacakan. Meski ada peningkatan, dia melihat hal itu tidak signifikan.

"Jadi jumlah tes itu harus disesuaikan seiring dengan skala keseriusan pandemi suatu wilayah atau negara. Kalau melihat Indonesia, kita harus jauh lebih besar untuk mengejar ketertinggalan laju penularan," ujarnya.

Lebih dari itu, Dicky meyakini pengetesan, pelacakan, isolasi, hingga perawatan yang memadai akan efektif jika dikolaborasikan dengan kebiasaan menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.

Sebelumnya, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 275.213 kasus per Minggu (27/9). Dari jumlah itu, sebanyak 203.014 telah dinyatakan sembuh, 10.386 meninggal dunia, dan 61.813 masih dirawat di rumah sakit.

Sedangkan DKI, jumlah kasus Covid-19 sudah mencapai 70.184 kasus per Minggu (27/9). Dari jumlah itu, 56.413 dinyatakan sembuh, 1.692 meninggal dunia, dan dirawat 2.350.

Adapun perbandingan secara grafik memperlihatkan jumlah kasus Covid-19 di Jakarta terlihat melandai sejak  diberlakukannya PSBB Jilid II pada 14 September 2020. Sedangkan grafik secara nasional memperlihatkan kenaikan dan mulai menurun sejak 26 September 2020.



Sumber : CNN Indonesia
https://m.cnnindonesia.com/teknologi/20200928142636-199-551851/ahli-cemas-psbb-jilid-ii-anies-daerah-luar-dki-tak-mendukung

Pemprov DKI Jakarta Tetapkan 3 Lokasi Baru Tempat Isolasi Bagi Pasien Covid-19

BY GentaraNews IN

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengeluarkan Keputusan Gubernur (Kepgub) nomor 979 tahun 2020 yang diteken Anies pada 22 September 2020.
Tentang Lokasi Isolasi Terkendali Milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Dalam Rangka Penanganan Covid-19. Senin (28/9/2020).

"Menetapkan lokasi isolasi terkendali milik Pemprov DKI dalam rangka penanganan Covid-19," tulis Anies 

"Biaya yang diperlukan untuk pengelolaan lokasi isolasi terkendali dalam penanganan Covid-19 dibebankan pada APBD atau sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan," ujarnya.

Dikutip dalam Kepgub itu, ada tiga lokasi yang siap disulap oleh Anies menjadi lokasi isolasi terkendali.

Berikut daftarnya :

1). Pusat Pengkaji dan Pengembangan Islam Jakarta (Jakarta Islamic Center) - Jalan Kramat Jaya, Tugu Utara Kota, Jakarta Utara, 14260;

2). Graha Wisata Taman Mini Indonesia Indah - Jalan Raya TMII, Cipayung, Ceger, Cipayung, Jakarta Timur, 13820;

3). Graha Wisata Ragunan - Komplek GOR Jaya Raya Ragunan, Jalan Harsono RM RT 9/7, Raguna, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, 12550.


Seperti diberitakan sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali memperpanjang pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pengetatan hingga dua pekan, yakni mulai 28 September hingga 11 Oktober 2020.

Perpanjangan tersebut akibat angka positif Covid-19 masih berpotensi meningkat bila ada pelonggaran. Hal tersebut juga berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 959 Tahun 2020.

"Berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi DKI Jakarta, perlu dilakukan perpanjangan pembatasan selama 14 hari berikutnya jika kasus belum menurun secara signifikan," papar Anies Baswedan.

Minggu, 27 September 2020

Pablo Escobar Bandar Narkoba Terkaya di Dunia, Jadi Anggota Kongres Malah Dicintai Rakyatnya

BY GentaraNews


Banyak orang tahu sosok Pablo Emilio Escobar Gaviria Atau yang lebih dikenal Pablo Escobar adalah seorang gembong narkoba dan pengedar narkoba Kolombia. Kartelnya, pada puncak kariernya, menyediakan diperkirakan 80% dari kokain yang diselundupkan ke Amerika Serikat, memberikan pendapatan pribadi US $21,9 miliar setahun

Gembong narkoba terkaya di dunia Pablo Escobar. Dia merupakan bandar kokain kelas kakap yang tercatat pernah menjadi orang terkaya di dunia. Pemimpin Kartel Medellin dari Kolombia yang memonopoli peredaran narkoba jenis kokain di Miami dan sejumlah kawasan di Amerika Latin. Bahkan, di puncak kejayaannya, kartelnya memasok 80 persen kokain di seluruh dunia.

Sosoknya sangat kontroversial. Selain sebagai bandar narkotik, namanya kesohor di tengah masyarakat miskin Kolombia karena banyak yang menganggapnya sebagai pahlawan. Dia dianggap sangat dermawan terhadap orang-orang miskin.

Sepanjang hidupnya, dia banyak mendonorkan uangnya untuk pembangunan gereja, sekolah, perumahan orang miskin, lapangan sepak bola, dan membagi-bagikan uang di setiap kesempatannya bertemu masyarakat kelas bawah. Dia digelari sebagai 'Robin Hood' dari Kolombia.

Terpilih jadi anggota kongres

Pablo Escobar adalah seorang ambisius. Pria dengan nama lain Pablito ini pernah menjadi Anggota Dewan Dewan di parlemen Kolombia.

Terpilihnya Pablo Escobar jadi anggota Kongres dilakukan untuk melapangkan jalan bagi dirinya yang berkeinginan menjadi Presiden Kolombia.

Tetapi dua tahun kemudian dia mengundurkan diri setelah bisnis gelapnya dibeberkan politisi yang juga Menteri Kehakiman Kolombia Rodrigo Lara. Belakangan, Lara ditembak dalam sebuah insiden di jalan atas perintah Escobar.

Kisah hidupnya yang menarik diangkat di beberapa layar lebar. Sebut saja serial Netflix berjudul Narcos.

Pablo Escobar versi Fobes Sabtu (26/9/2020), sempat masuk dalam daftar orang terkaya dunia selama 7 tahun berturut-turut dari tahun 1987 sampai 1993 di urutan ke-7 dengan kekayaan bersihnya di tahun 1988 mencapai 3 miliar dollar AS.

Bisnis kokain di Medellin dimulai tahun 1970-an. Para penyelundup narkotik asal Chile memindahkan fasilitas produksinya di Kolombia setelah diktator Chile Jenderal Agusto Pinochet memberangus pabrik-pabrik kokain di negaranya.

Saat itu, justru permintaan kokain tengah meledak di kota-kota di AS. Kartel Medellin langsung mengisi permintaan besar kokain di Negeri Paman Sam, terutama melalui Miami, Florida.

Melimpahnya daun koka di hutan-hutan Kolombia, bahan baku kokain, membuat Kartel Medellin bisa meningkatkan produksi kokain dengan cepat.

Tajir di Usia Muda

Kekayaan Escobar langsung melejit sejak terjun ke bisnis kokain. Di usia yang baru 26 tahun, dia sudah memiliki simpanan uang sebesar 3 juta dollar AS. Kekayaannya terus berlipat. Kartelnya bisa meraup 420 juta dollar AS per minggu atau 22 miliar dollar AS per tahunnya.

Saking tajirya, Pablo Escobar menawarkan diri untuk membayarkan utang Kolombia sebesar 10 miliar dollar AS dengan syarat pemerintah menghapus perjanjian ekstradisi dengan Amerika Serikat (AS).

Escobar sendiri mati-matian agar tidak berakhir di penjara Paman Sam karena tuduhan sebagai pengedar narkoba di AS. Dia disebut-sebut mendanai gerakan komunis Kolombia, M-19, untuk menyerang Mahkamah Agung untuk menekan pemerintah.

Pemerintah Kolombia sendiri tak tinggal diam. Presiden Cesar Gaviria Trujillo mengerahkan polisi dan tentara untuk menghabisi Kartel Medellin. Bentrokan aparat keamanan dan kartel berakhir dengan jatuh korban ribuan orang di kedua belah pihak.

Upaya lain Pablo Escobar agar tidak diekstradisi ke AS adalah menawarkan dirinya untuk dipenjara di La Catedral, sebuah penjara yang dibuatnya sendiri. Pemerintah Kolombia setuju dengan tawarannya.

Meski begitu, ketimbang sebagai penjara, La Catedral lebih terlihat sebagai tempat hiburan. Di dalamnya, Kartel Medellin membangun klub malan, air terjun mini, lapangan sepak bola, area billiard, sauna, dan kamar-kamar mewah bak hotel bintang 5.

Namun pada tahun 1992, pemerintah mengerahkan ribuan tentara dan ratusan pasukan khusus menyerbu penjara setelah insiden pembunuhan sesama anggota kartel di dalam penjara La Catedral. Dia juga diketahui masih menjalankan bisnis gelapnya dari penjara.

Pablo Escobar berhasil melarikan diri dari panjara. Sejak itu, pemerintah melakukan perburuan besar-besaran terhadap Pablo Escobar.

Setelah berbulan-bulan diburu, dia ditemukan di tempat persembunyiannya di Medellin.

Dalam sebuah baku tembak di atap bangunan, dia tewas tertembak di bagian kepala.

Banyak orang-orang miskin di Madellin yang meratapi kematiannya. Saat pemakaman, tercatat ada 25.000 orang hadir mengantarkannya ke liang lahat.

Kematian Pablo Escobar tak lantas membuat bisnis kokain mati. Penyelendupan kokain dari Kolombia bahkan terus meningkat.

Pasar kokain beralih ke Kartel Cali yang merupakan rival dari Kartel Medellin.

Temuan Uang

Dilansir dari BBC, beberapa hari lalu, keponakan Pablo Escobar, Nicolas Escobar secara tak sengaja menemukan tas plastik berisi uang sebesar 18 miliar dollar AS di dinding salah satu rumah pamannya tersebut.

Diketahui, Pablo Escobar kesulitan untuk menyimpan semua kekayannya. Uang dari bisnis gelapnya tak memungkinkan seluruhnya bisa dicuci dengan membeli aset atau menyimpannya di bank. Dia kerapkali menyembunyikan uang dari hasil perdagangan kokain di dinding-dinding rumah atau menguburnya di dalam tanah.

Kisah Masa Lalu Pablo Escobar

Pablo Escobar dilahirkan di kota Rionegro, Kolombia, pada 1 Desember 1949. Dicatat dalam Britannica, setelah kelahiran Escobar, keluarganya pindah ke Envigado, pinggiran kota Medellin, Kolombia.

Sejak masa kanak-kanak, Escobar memang sering terlibat berbagai kasus kriminalitas jalanan. Lingkungan yang keras dan dipenuhi dengan berbagai macam kasus kriminalitas membuat masa remaja Escobar juga terpengaruh ke arah yang negatif.

Ia pada mulanya hanya menjual rokok dan melakukan aksi-aksi pencurian kecil. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, Escobar mulai melakukan tindak kriminal yang lebih berat, mulai dari penyelundupan elektronik, menjual ganja, hingga beberapa kasus penculikan.

Pada akhir 1960-an, kejahatan di beberapa kota di Kolombia meningkat tajam dan pengedaran kokaina semakin marak. Akhirnya, pada era 1970-an, Pablo Escobar juga melibatkan diri dalam mafia kokaina berpengaruh di Kolombia yakni Kartel Medellin.

Usaha pengedaran narkoba yang ia kerjakan sejak era 1970-an menuai sukses besar. Puluhan hingga ratusan ton kokaina ia selundupkan ke berbagai negara di dunia.


Sumber : Di kutip dari berbagai Sumber

Juan "El Chapo Baru" Carlos Gonzalez, Pimpin Kartel Narkoba Meksiko yang Dikenal Brutal

BY GentaraNews




Seorang pria yang dijuluki " El Chapo Baru" disebut sudah memimpin kartel narkoba Meksiko yang dikenal sangat brutal. Pria itu diidentifikasi bernama Juan Carlos Gonzalez, dan menjadi komandan dari dua unit elite militer kelompok Generasi Baru Jalisco (CJNG).

Kartel narkoba CJNG disebut menguasai 35 negara bagian di Meksiko dan Puerto Riko, di mana mereka beroperasi dengan cara brutal.

Seperti pada 2015 harian Reforma  memberitakan bagaimana Generasi Baru Jalisco meledakkan anak-anak menggunakan dinamit dan merekamnya.

Selain itu, mereka juga melakukan intimidasi seperti membakar kepala rival sebagai peringatan, atau menggantung jenazah mereka di jembatan.

Adapun Gonzalez memimpin El RR dan El Grupo Delta, yang dikerahkan dalam perang wilayah melawan kartel lain di seluruh "Negeri Sombrero".

Pasukannya dilaporkan sudah menjatuhkan helikopter menggunakan granat berpeluncur roket, maupun membunuh pejabat negara secara sadis.

Pakar kartel sekaligus mantan marshal AS Robert Almonte menerangkan, Gonzalez diyakini sudah memegang kendali atas kelompok CJNG.

Dilaporkan Daily Star via The Sun Jumat (25/9/2020), Gonzalez disebut sudah mengambil alih kepemimpinan dari bosnya, Nemesio "El Mencho" Oseguera.

Almonte menjelaskan dengan naiknya Gonzalez, maka bisa dikatakan kartel Generasi Baru Jalisco akan semakin berbabaya saat ini.

Dia menerangkan kemampuan Gonzalez dalam mengatur operasi militer bakal membuat pergerakan CJNG semakin diwaspadai baik pemerintah maupun kelompok rival.

Si pakar menuturkan, dengan kapabiliras Gonzalez mengatur operasi secara detil, CJNG bisa memperluas wilayah mereka dengan mudah.

Adapun julukan yang disematkan kepada Gonzalez adalah "El Chapo Baru", merujuk kepada bos kartel Sinaloa, Joaquin Guzman atau El Chapo.

Almonte menjabarkan, ada dua faktor mengapa dia yakin Gonzalez naik. Salah satunya adalah kesehatan El Mencho yang disebut semakin menurun.

Dalam laporan terakhir, disebutkan bos yang kepalanya dihargai 10 juta dollar AS (Rp 149,4 miliar) membangun rumah sakit di lokasi rahasia.

Kemudian anak El Mencho, Ruben Oseguera-Gonzalez atau El Menchito diekstradisi ke AS, dan dijerat dakwaan perdagangan narkoba.

"Dengan ekstradisi anak El Mencho dan ketiadaan dirinya, saya yakin yang saat ini memimpin kartel adalah Gonzalez," papar Almonte.



Berkuasa Setelah Pablo Escobar Tewas, Bos Kartel Narkoba Ini Ditembak Mati

Seorang bos kartel narkoba Kolombia yang sempat berkuasa setelah Pablo Escobar dilaporkan ditembak mati di masa tuanya.

Beto Renteria, atau Carlos Alberto Renteria Mantilla, pernah menjadi pemimpin dari kartel Norte del Valle yang menyelundupkan kokain berharga fantastis ke AS.

Renteria, yang disebut baru saja kembali ke Kolombia setelah menjalani tujuh tahun penjara di AS, ditembak mati di rumahnya, kawasan Sajonia di Tulua.

Media setempat memberitakan, bos kartel berusia 75 tahun itu tengah duduk meminum air ketika si pelaku menembak kepalanya.

Sicario atau si eksekutor menggunakan peluru "dumdum" kaliber 9 mm untuk memastikan dia tewas, sebelum kabur menggunakan sepeda motor.

Pemerintah setempat langsung memperketat pengamanan di sana untuk mencegah ada yang murka dan membalas kematian Beto Renteria.

Tidak diketahui siapa yang memerintahkan pembunuhan itu. Tetapi Renteria dikenal mempunyai banyak musuh ketika dia masih berkuasa.

Diincar demi Rp 74 Miliar

Dilansir The Sun Jumat (18/9/2020), Renteria disebut mulai mengelola bisnis penyelundupan narkoba pada medio 1970-an silam.

Kerajaannya mulai bangkit dan menancapkan pengaruh setelah kartel narkoba Medellin jatuh, dengan Pablo Escobar tewas pada 1993.

Pada saat dia merajalela, dia melawan kakak beradik Miguel dan Gilberto Rodriguez Orejuala, pemimpin dari kartel rival Cali.

Kartel Norte del Valle disebut mengapalkan kokain berjumlah besar ke Meksiko dan Peru, sebelum diselundupkan ke "Negeri Uncle Sam".

Washington merespons dengan menawarkan hadiah 5 juta dollar AS, sekitar Rp 74 miliar, bagi yang bisa mengincar kepala Renteria.

Tak hanya itu. AS juga mulai menyasar berbagai aset yang dimiliki Renteria, mulai dari pertanian, hotel, klinik, hingga tim sepak bola Cortulua.

Bogota tak tinggal diam dengan ikut membekukan setidaknya 34 propertinya pada 2006, ketika kerajaan keahatannya mulai tumbang.

Pada 2010, dia dilaporkan ditangkap di Venezuela dengan bantuan dinas intelijen Inggris. Saat itu, penangkapannya menjadi sorotan besar.

Sebab, dia dianggap sebagai "pemimpin besar Norte del Valle tersisa yang bisa ditangkap", setelah pimpinan lainnya tewas atau tertangkap.

Dia lalu diekstradisi ke AS, di mana dia dipenjara selama tujuh tahun. Dia kembali ke Kolombia dan keberadaannya sempat tak diketahui sebelum dia ditembak mati.



Sumber : Kompas.com
https://www.kompas.com/global/read/2020/09/26/165556870/dijuluki-el-chapo-baru-pria-ini-pimpin-kartel-narkoba-meksiko-yang?page=all#page2

Karang Taruna Penjaga Moral dan Karakter Bangsa, Diminta Terus Perangi Narkoba

BY GentaraNews IN

Ketua Umum Pengurus Nasional Karang Taruna
(PNKT), Didik Mukrianto


Ketua Umum Pengurus Nasional Karang Taruna (PNKT), Didik Mukrianto mendorong anggota Karang Taruna dapat menjadi penjaga moral dan karakter bangsa. Didik juga meminta anggota Karang Taruna menyosialisasikan bahaya narkoba, termasuk permasalahan sosial lainnya kepada kalangan muda.

“Bersama-sama kekuatan strategis kepemudaan lainnya, kita harus turut aktif dalam rangka menyelamatkan moral dan karakter bangsa. Karang Taruna harus terus bergerak untuk melakukan perang terhadap narkoba dan potensi munculnya penyakit-penyakit sosial di kalangan generasi muda,” kata Didik dalam keterangan pers, Minggu (27/9/2020).

Didik menyampaikan pesan itu kepada kader Karang Taruna seluruh Indonesia pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-60 Karang Taruna, di kawasan BSD, Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (26/9/2020). Menurut Didik, peringatan HUT kali ini sangat berbeda, karena berlangsung di tengah pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia.

Didik optimistis melalui solidaritas dan kesetiakawanan sosial yang tercipta di semua kalangan, Indonesia mampu menghadapi pandemi Covid-19. “Ancaman keselamatan warga negara, terganggunya ekonomi, terputusnya akses kesejahteraan, dan potensi munculnya persoalan sosial menjadi tanggung jawab dan beban kita semuanya,” ujar Didik.

Didik mengapesiasi kesadaran dan keterpanggilan sosial dari sahabat-sahabat Karang Taruna yang sejak awal pandemi, mendedikasikan karya dan pengabdian sosial membantu pemerintah dan masyarakat. “Jangan pernah berhenti dan mari teruskan perjuangan sosial kita semua,” ungkap Anggota Komisi III DPR tersebut.

Didik pun menyebut, “Mari terus bersatu dalam kesetiakwanan sosial membantu pemerintah atasi Covid-19, membantu masyarakat atasi kesulitan mereka. Di tengah-tengah kesulitan masyarakat, mari kita terus hadir membantu mereka. Mulailah dari hal yang sederhana dengan melakukan sedekah atau berbagi untuk membantu masyarakat yang terancam tidak bisa memenuhi kebutuhan pangannya.”



Sumber: BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/carlos-ky-paath/nasional/680943/anggota-karang-taruna-diminta-terus-perangi-narkoba

Tutorial BloggingTutorial BloggingBlogger Tricks

Baca Juga