Baca Juga

Daerah (480) Nasional (231) Berita (115) Internasional (34) education (26) news (26) Berita Gema Nusantara (24) Nasiona (16) Duit (15) Tentang Narkoba (6) Gema (4) video (4) Teknologi (3) Peraturan (2) Pilkada 2024 (2) Profile (2) kesehatan (2) Financial (1) herbal (1) opini (1)

Rabu, 30 September 2020

BNN, Polisi, dan TNI Temukan 6 Ha di Madina

BY GentaraNews IN


Direktur Narkotika BNN RI Brigjen Pol Aldrin Hutabarat memusnahkan tanaman ganja dari tiga ladang di Pegunungan TOR Sihite, Desa Rao-Rao Panjaringan, Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, Rabu (30/9/2020).


Badan Narkotika Nasional (BNN RI) menggelar Operasi Pemberantasan Ladang Ganja seluas 6 Hektar di Pegunungan TOR Sihite, Desa Rao-Rao Panjaringan, Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, yang berada di ketinggian 1.017 meter di atas permukaan laut (mdpl). Rabu (30/9/2020).

Tim Gabungan BNN RI dipimpin langsung Direktur Narkotika, Deputi Bidang Pemberantasan BNN RI Brigjen Pol Aldrin Hutabarat. Total tim sebanyak 109 personel terdiri dari BNN RI, BNNK Madina, Propam Mabes Polri, Polres Madani, Kodim 0212 Tapanuli Selatan, Sat Brimob, dan Sat Pol PP. 

TIM Gabungan harus berjibaku berjalan kaki mendaki selama empat jam untuk mencapai lokasi ladang ganja tersebut.

“Bang berapa lama lagi?,” ujar seorang perempuan muda yang tampak kelelahan kepada pria setengah baya di sebelahnya sambil berjalan menapaki tanjakan di tengah hutan.

”Ya 15 menit lagi,” balas sang pria. ”Ahh nggak percaya. Dari tadi 15 menit terus,” tandas sang perempuan terlihat kesal setelah berjalan selama sekitar dua setengah jam lebih, namun belum sampai ke lokasi. Dan akhirnya, setelah satu jam berlalu, barulah perempuan itu tiba di lokasi.

Percakapan tersebut tampak saat Tim Gabungan menuju lokasi

Beberapa personel mengaku medan atau treknya cukup berat, bahkan ada yang bilang sangat berat. Selain konturnya ekstrem dengan kemiringan antara 30-80 derajat, kondisi tanah juga lembab atau basah. Akibatnya jalan menjadi licin.

Sejumlah personel ada yang terpeleset dan jatuh. Ada pula yang kakinya terkilir kemudian kram dan pegal-pegal. Keberadaan akar dan batang tanaman sangat membantu tim sebagai pegangan.

Selain trek ekstrem, gigitan hewan kecil seperti pacet juga dirasakan beberapa personel. Di sisi lain kabarnya masih ada hewan buas seperti harimau dan beruang. Meski masih disangsikan keberadaannya, namun menurut salah seorang personel, hewan tersebut muncul sekitar sore atau menjelang malam hari. Walau demikian, untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan, beberapa personel BNN Pusat dan Polri dipersenjatai peluru tajam.

Menurut Direktur Pemberantasan Narkotika BNN, Brigjen Pol. Aldrin Hutabarat, yang memimpin langsung operasi penggerebekan ladang ganja tersebut, luas ladang ganja mencapai enam hektar dan terbagi dalam tiga titik.

"Tanaman ganja yang ditemukan di kawasan perbukitan tersebut, diperkirakan telah berumur lima bulan. Kami melakukan penyelidikan selama satu pekan, dan berkat bantuan warga akhirnya ditemukan ladang ganja di perbukitan Tor Sihite, Madina," tuturnya.

Dia menyebutkan, hingga saat ini ganja masih menjadi narkotika nomor satu yang paling diminati para pecandu di tanah air. Hal ini memicu harga jual ganja semakin tinggi, dan membuat upaya menanam ganja terus tumbuh subur.

Petugas gabungan berhasil mencabut sebanyak 25 ribu batang tanaman ganja di kawasan perbukitan Tor Sihite, Madina, yang beratnya mencapai 10 ton. Ganja tersebut langsung dimusnahkan dengan cara dibakar.

Brigjen Pol Aldrin Hutabarat menjelaskan, dari luas enam ha ladang ganja itu terdapat sebesar 25.000 batang dengan berat basah tanaman berkisar 10 ton. Sementara jarak tanam antar batang sekitar 50 centimeter (cm) dengan ketinggian tanaman bervariatif antara 30-150 cm.

Bagaimana dengan pelaku? ”Saat ini kita masih lakukan penyelidikan. Pelaku bisa dijerat Pasal 111 Ayat (2) UU No 35/2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman mati atau pidana penjara seumur hidup,” jelas Aldrin Hutabarat

"Memang daerah ganja terbesar setelah Aceh, yakni wilayah Madina, Sumut. Untuk mempersempit ruang gerak pelaku, pihaknya sudah menyarankan kepada Plt Bupati Madina untuk membuka akses jalan ke lokasi penanaman ganja. Dengan demikian, tidak ada lagi daerah terpencil," ungkap Aldrin Hutabarat.

”Jika jalan itu sudah terbangun, kemungkinan ada pos polisi dan kegiatan patroli kamtibmas,” ujar Aldrin Hutabarat lagi.

Terkait perkembangan Program Grand Design Alternative Development (GDAD), Kasubdit Masyarakat Desa Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat BNN Hendrajid P. Widagdo menjelaskan, sejauh ini Program GDAD mendapat dukungan dari Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Menko PMK) serta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Bahkan dalam Peraturan Menko PMK membantu kegiatan P4GN (Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika).

”Di Aceh sudah panen jagung seluas 11.017 ha. Di Gayo kita kembangkan sektor-sektor kebutuhan ekonomi seperti pengairan. Kita juga menerapkan pola non-pertanian. Ini sudah banyak capaiannya,” jelas dia.

Bagaimana dengan di Madina? ”Wilayah Madina masih menjadi prioritas kita setelah Aceh. Bupati Madina incumbent sudah menetapkan perhutanan sosial seluas 403 ha di empat desa kawasan TOR Sihite. Wilayah itu akan dikembangkan komoditas kopi mandailing. Untuk bibit, Kementan memberikan bantuan bibit kopi,” ujar Hendrajid.

"Kami akan mengajak masyarakat di sekitar perbukitan Tor Sihite, Madina, untuk tidak lagi menanam ganja. Dan beralih ke tanaman produktif seperti pisang, nanas, dan cabai," terang Hendrajid

Sementara tiga ladang ganja yang barusan dimusnahkan BNN, lanjut dia, akan dikembalikan fungsinya sebagai kawasan hutan lindung. ”Ini karena wilayah itu berstatus hutan lindung,” tandas Hendrajid. (LEP)


Polisi Malah Dimintai Narkoba Saat Operasi Yustisi

BY GentaraNews IN

Polsek Metro Palmerah Jakarta Barat melakukan operasi yustisi di kampung boncos Kota Bambu, Jakarta Barat, anggota polisi melakukan operasi dengan mengenakan pakaian preman sempat dikira pengedar narkoba oleh beberapa pemuda di sana.

Wakapolsek Palmerah, AKP Bahrun, SH mengatakan dirinya sempat dimintai untuk menyerahkan narkoba kepada seorang remaja yang sebagai calon pembeli di kawasan tersebut.

"Saat itu dia dan 12 anggota, serta Kapolsek Palmerah sedang melakukan operasi yustisi di kawasan padat penduduk tersebut. Anggota polisi yang ikut melakukan operasi memakai pakaian preman hingga tidak dikenali," Jelas Wakapolsek

“Kita tadi lagi oprasi yustisi, tadi ada beberapa remaja yang menanyakan narkoba ke kita, ‘bang ada barang ga? Mau dong’, gitu nanya ke kita,” ujar Bahrun saat ditemui di Mapolsek Palmerah Jakarta Barat, Rabu malam 30 September 2020.

Bahrun kemudian menyuruh pemuda tersebut untuk pergi, sementara anggota polisi lainnya kemudian melakukan penggeledahan terhadap tempat duduk besar, yang sebelumnya dipakai oleh banyak warga untuk berkumpul.

Kapolsek Palmerah Jakarta Barat, Kompol Supriyanto mengatakan, dalam penggeledahan, anggotanya menemukan adanya satu granat aktif. Temuan granat tersebut secara tidak sengaja saat anggota membubarkan suatu kerumunan yang ada di kawasan kota bambu.

“Kita curiga lihat mereka warga lari, beberapa berhasil ditangkap namun tidak ditemukannya barang bukti. Kita temukan granat aktif di bawah tempat mereka duduk itu,” ujar Supriyanto saat di temui di Mapolsek Palmerah Jakarta Barat, Rabu malam 30 September 2020.

Selain temuan granat aktif polisi juga temukan puluhan bong alat hisap sabu yang dirakit dengan botol minuman kemasan. “Ada juga senjata tajam jenis golok dan puluhan korek apinya yang sudah modifikasi untuk pembakar sabu,” ujarnya.

Sementara itu dalam hal ini polisi tidak menangkap satu orang pun tersangka lantaran para tersangka berhasil melarikan diri ke gang-gang kecil yang gelap di kawasan tersebut.

Dalam penindakan tersebut polisi juga menemukan puluhan gram barang bukti sabu yang ditinggal pengecernya saat aparat datang.

“Jadi kita nih tidak ada rencana penggerebekan. Saat kita datang ke lokasi, kok banyak warga sana yang kabur. Kita geledah lokasi dan kota temukan barang bukti,” ujar Kapolsek.

Sementara Polsek Palmerah kemudian memanggil Tim Gegana Mabes Polri untuk melakukan pemeriksaan, dan evakuasi granat temuan tersebut.

“Dinyatakan granat ini masih aktif ya, sekarang sudah dibawa tim gegana,” lanjut Supriyanto.***


Sumber : Nova.co.id
https://www.viva.co.id/berita/metro/1307522-operasi-nbsp-yustisi-di-kampung-boncos-polisi-malah-dimintai-narkoba

Ada Yang Datang Ada Yang Pergi, Kepala BNN RI Lantik Dan Lepas Pejabat Di Lingkungan BNN RI

BY GentaraNews IN


Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Drs. Heru Winarko, S.H. melantik delapan pejabat di lingkungan BNN RI. Delapan pejabat yang dilantik tersebut diantaranya menempati jabatan pimpinan tinggi madya, pimpinan tinggi pratama, administrator, pengawas dan fungsional. Jakarta, Rabu (30/9).

Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 116/TPA Tahun 2020 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di lingkungan Badan Narkotika Nasional, Kepala BNN RI melantik Drs. Arman Depari sebagai Deputi Pemberantasan dan Drs. Andjar Dewanto, S.H., M.B.A sebagai Deputi Pemberdayaan Masyarakat.

Sementara pejabat lain yang turut dilantik dalam kesempatan tersebut yaitu Drs. Jhon Turman Panjaitan sebagai Inspektur I Inspektorat Utama BNN RI, Dinnar Widargo, S.I.K., M.M sebagai Kasubdit Narkotika Alami, Diani Indramaya, S.Pd., M.Si. sebagai Kasubdit Kerjasama Regional, Adi Rahmadian Thala, S.T. sebagai Kasubdit Kerjasama Nasional, Donny Bramantyo, S.I.K. sebagai Kasi Intelijen Taktis, dan Siti Nurkhasanah sebagai Widyaiswara Ahli Muda PPSDM BNN RI.

“Bagi pejabat yang dilantik sebagai Kasubdit dan Kasi nantinya akan melebur menjadi fungsional,” ungkap Drs. Heru Winarko, S.H.

Kepala BNN RI menambahkan bahwa Badan Narkotika Nasional akan menjadi motor penggerak fungsional sebagaimana arahan Presiden Jokowi dalam penyederhanaan birokrasi.

“Selamat bertugas, mudah-mudahkan semua dapat kita melaksanakan tugas dengan baik secara bersama-sama,” tutup Drs. Heru Winarko, S.H dalam sambutannya.

Selain pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan, acara juga diikuti dengan pelepasan para pejabat BNN RI yang telah memasuki masa purna tugas maupun kembali ke Mabes Polri.

Beberapa pejabat purna tugas diantaranya Drs. Edi Supriadi, S.H., M.H., Drs. Andi Loedianto, Dra. Mayda Wardianti, M.Si., dan Drs. Mufti Djusnir, Apt. M.Si. Sementara para pejabat yang kembali bertugas ke Mabes Polri yaitu Drs. Bahagia Dakhi, S.H., Drs. Leo Bona Lubis, dan Drs. Ersyiwo Zaimaru, S.H., M.H.

Dalam acara pelepasan tersebut Kepala BNN RI mengucapkan terima kasih kepada para pejabat yang selama ini telah bekerja keras.
Ia berharap pejabat yang dilantik dapat memiliki semangat juang yang sama dengan para pejabat yang telah menyelesaikan masa tugasnya.

“Seperti pepatah berbunyi, Yang pergi meninggalkan pesan dan yang datang meninggalkan harapan,” pungkas Kepala BNN RI menutup sambutannya. (LEP)















Sumber : Biro Humas dan Protokol BNN RI



Pesta Narkoba, 3 Oknum Pejabat Beserta Supir Pemkab Aceh Tenggara Ditangkap Usai Dugem

BY GentaraNews IN

Konferensi pers penangkapan oknum pejabat Pemkab Aceh Tenggara di Mapolrestabes Medan.


Kepolisian Resor Kota Besar Medan, menangkap tiga pejabat asal Aceh Tenggara di sebuah hotel di Medan, Sumatra Utara. Para pejabat itu ditangkap terkait kasus penyalahgunaan narkotika, dengan barang bukti pil ekstasi di TKP. Minggu 27 September 2020 sekitar pukul 04.00 WIB. 

Menurut pengakuan dari para tersangka mereka adalah warga Kota Aceh Tenggara ke sini (Medan) dalam rangka menjenguk istri bupati yang sakit jantung dan sakit covid19. Ini menurut keterangan mereka," jelasnya saat konferensi pers di Mapolrestabes Medan, Rabu (30/9/2020).

Untuk diketahui, tim Satres Narkoba Polrestabes Medan menangkap 3 pejabat penting di Pemkab Aceh Tenggara usai pesta narkoba di tempat hiburan malam, Jet Plane Medan.

Penangkapan tersebut bermula dari laporan masyarakat adanya sekelompok orang yang melakukan pesta narkoba di salah satu tempat hiburan malam di Kota Medan. Petugas langsung menuju ke lokasi dan melihat delapan orang tersebut tengah berpesta.

Tak lama, delapan orang tersebut keluar menuju salah satu hotel di Jalan Darussalam Medan. Petugas membuntuti dan sesampainya di hotel, petugas melakukan penindakan dan pemeriksaan terhadap mereka dan menemukan satu butir pil ekstasi.

"Mereka diamankan usai keluar dari salah satu tempat hiburan malam atau dugem," kata Kapolrestabes Medan, Kombes Riko Sunarko, di Mapolrestabes Medan, Medan, Sumatra Utara, Rabu, 30 September 2020.


Konferensi pers penangkapan oknum pejabat Pemkab Aceh Tenggara di Mapolrestabes Medan.

Mereka yang amankan tiga oknum pejabat tersebut yaitu:

1. Ramisin (52), Kadis Perindustrian dan Perdagangan Pemkab Aceh Tenggara dengan alamat Desa Kumbang Indah, Kecamatan Bandar, Kabupaten Aceh Tenggara.

2. Zakaria (43) selaku Kabid Keuangan Dinas Keuangan Pemkab Aceh Tenggara, Alamat Terutung Payung Gabungan, Kecamatan Bambel, Aceh Tenggara.

3. Sanusi (52) Staf Umum di Sekda Pemkab Aceh Tenggara dengan alamat Terutung Payung Gabungan, Kecamatan Bambel, Aceh Tenggara.

Kemudian Polisi amankan ketiga sopir mereka yakni:

1. Sabri Edi Pranata (48), alamat Desa Kampung Baru, Kecamatan Bandar, Aceh Tenggara.

2. Darwin (40), alamat Desa Kumbang Indah, Kecamatan Bandar, Aceh Tenggara.

3. Budimansyah (52), alamat Jalan Kutacane Blang Kejeren Desa Kampung Baru Kecamatan Bandar, Aceh Tenggara.

Mereka ditangkap bersama ketiga supirnya serta dua wanita panggilan.

"Dari hasil tes urine, enam laki-laki dinyatakan positif narkoba dan ditetapkan sebagai tersangka. Keenamnya sudah ditahan, sedangkan dua wanita masih saksi," tukasnya.

Kadis pernah terkonfirmasi positif Covid-19.

Kadis Perindustrian dan Perdagangan Aceh Tenggara, Ramisin, yang diamankan Satres Narkoba Polrestabes Medan terkait narkoba pernah dikabarkan terkonfirmasi positif Covid-19.

Hal ini disampaikan Kepala Sekretariat Markas Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Aceh Tenggara, Mohd Asbi kepada Serambinews.com (grup Tribun-Medan.com) pada Minggu (13/9/2020). 

"Hasil test swab PCR Covid-19 di Balitbangkes Aceh telah keluar siang tadi, sebanyak 18 orang positif Covid-19 di Aceh Tenggara, dua di antaranya yakni Sekda Aceh Tenggara, Muhammad Ridwan SE MSi dan Kadisdisperindag Aceh Tenggara, Ramisin dan 16 orang lainnya warga Aceh Tenggara," ungkapnya.

Saat dikonfirmasi mengenai hal tersebut, Kasat Narkoba Polrestabes Medan AKBP Ronny Nicolas Sidabutar dirinya tak mengetahui tangkapannya tersebut terkonfirmasi Covid19.

Pejabat yang Kena Covid-19 Diumumkan

Diskomimfo Aceh Tenggara juga merilis pejabat mereka yang positif terpapar Covid-19. Rilis tersebut dimuat di website resmi Kabupaten Aceh Tenggara yaitu di http://www.acehtenggarakab.go.id/.

Adapun rilisnya seperti berikut :

Setelah menjalani pemeriksaan dan menunggu hasil Swab selama 9 hari, Sekdakab Muhammad Ridwan dan Kadis Perdagangan Perindustrian, Ramisin Selian dan puluhan warga Aceh Tenggara lainnya akhirnya, dinyatakan positif terdampak Covid-19.

Demikian disampaikan Satgas Percepatan Penanggulangan Covid-19 melalui Kepala Sekretariatnya M.Asbi Selian, didampingi Humas Zul Fahmi dan Direktur RSU Sahudin Kutacane, dr Bukhari Pinim di Sekretariat Satgas Covid-19 yang juga Kantor BPBD Aceh Tenggara,minggu (13/9).

Berdasarkan hasil Swab yang dilakukan 31 Agustus lalu dan hasilnya yang diterbitkan 9 September lalu, Sekdakab dinyatakan positif terpapar Covid-19 dan saat ini sedangg menjalani Isolasi mandiri di sebuah tempat.

Selain Sekdakab dan Kadis Perdagangan dan Perindustrian, tercatat puluhan warga lainnya yang dinyatakan positif, urai Asbi, Zul Fahmi dan Bukhari Pinim, 2 orang sembuh dan 2 orang lagi dinyatakan meninggal dunia, sedang sisanya masih menjalani isolasi.

Warga yang terpapar posiitf Covid-19 tersebut diantaranya, 3 orang warga Lawe Rutung Kecamatan Lawe Bulan, warga Tanah Merah Kecamatan Badar 2 orang, Tanjung Lama Kecamatan Darul Hasanah 2 orang, Terutung Pedi 2 orang, Kumbang Indah 2 orang dan masing-masing 1 orang yang berasal dari Kute Mbarung.

Kuterih, Gumpang Jaya, Kutacanae Lama, Prapat Sepakat dan warga Lingkungan V Pasbel Kota Kutacane Kecamatan Babussalam, warga Tualang Lama Kecamatan Deleng Pokisen, warga Tualang Baru, Telaga Mekar, Kute Galuh Asli, Kampung Nangka kecamatan Lawe Bulan dan Kute Cinta Makmur, Sabilussalam, warga Cinta Makmur dan warga natam Baru Kecamatan Badar Aceh Tenggara.

Bukhari Pinim menambahkan, sebaiknya warga yang positif terpapar Covid-19 menjalani perawatan atau melakukan isolasi di Rumah Sakit Umum Sahudin Kutacane, agar proses penyembuhan berjalan dengan baik.

”Jika bisa melakukan isolasi di rumah Sakit Umum, kenapa mesti melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing,” ujar Bukhari menyarankan.

Sebelumnya, Sekdakab Aceh Tenggara, Muhammad Ridwan via telepon selular, minggu (13/9) membenarkan jika berdasarkan hasil Swab yang dilakukan beberapa minggu lalu, diirnya positif terpapar Covid-19 dan saat ini mulai melakukan isolasi mandiri.

Kepada warga yang beberapa hari yang lalu bertemu dan bertamu ke ruangkan kerjanya, Ridwan menganjurkan, agar secepatnya melakukan pemeriksaan Swab atau melakukan isolasi mandiri menghindari meluasnya dampak Covid-19 di Aceh Tenggara. (Diskominfo).

Dari ada enam orang yang diamankan usai dugem dua orang berstatus saksk itu masih menjalani pemeriksaan secara intensif.

"Dua wanita berstatus saksi. Dari enam ini, tiga mengaku sebagai PNS, tiga swasta atau sopir," sambungnya.

Salah satu tersangka, R, mengaku merupakan Kepala Dinas Perdagangan Aceh Tenggara. Dia mengaku baru satu kali menggunakan narkoba.

"Saya baru itu, nggak pernah selama ini. Bekerja di Dinas Perdagangan sebagai kadis," kata R.

Tersangka lainnya, Z, mengaku bekerja di Dinas Keuangan Aceh Tenggara sebagai kabid. Sementara itu, tersangka S mengaku bekerja sebagai staf di Setdakab Aceh Tenggara.

Akibat perbuatannya, mereka dijerat dengan Pasal 114 ayat 1, Pasal 112 ayat 1 juncto 132 UU 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. (LEP)

Laporan Kapolri Pengungkapan Kasus Narkoba Selama 8 Bulan

BY GentaraNews IN



Kapolri Jenderal Idham Azis menggelar rapat kerja (raker) secara vitual dengan Komisi III DPR RI. Dalam rapat itu, Idham memaparkan capaian Polri mengungkap peredaran sabu dari bulan Januari hingga Agustus 2020. Rabu (30/9/20).

Narkoba merupakan kejahatan luar biasa (extraordinary crime). Kapolri Jendral Polisi Drs. Idham Aziz, M.Si tidak main main dalam menindak para Bandar Narkoba di seluruh Indonesia. Barang bukti narkoba yang diamankan adalah sabu, ganja dan ekstasi. Kemudian, ada heroin serta kokain.

"Peredaran narkoba dari Januari sampai Agustus 2020 Polri mengungkap 29.615 perkara dengan 38.960 tersangka," kata Kapolri.

"Barang bukti narkoba yang diamankan antara lain sabu sebanyak 4,75 ton, ganja 41,5 ton dan di luar area lebih kurang 77,1 hektare. Lalu ekstasi 637.773 butir, heroin 39,4 kilogram, dan kokain 306,8 gram," ungkapnya.

"Pengungkapan yang mendapat perhatian publik antara lain ialah pengungkapan oleh Satgassus merah putih sebanyak 821 kilogram dan 402 kilogram sabu. Lalu, Polda Metro Jaya 288 kilogram sabu dan 336 kilogram ganja," tutur Kapolri

Kemudian, Polda Kalimantan Selatan 212,8 6 mengungkap kilogram sabu dan 14.032 ekstasi, Polda Bangka Belitung 200 kilogram sabu, serta Polda Sumatera Utara 100 kilogram sabu dan 50.000 ekstasi.

"Polrestabes Surabaya 100 kilogram sabu dan Dirtipidnarkoba Bareskrim 71 kilogram sabu," pungkas eks Kapolda Metro Jaya itu.

Sederat tangkapan polisi itu diapresiasi oleh Komisi III DPR RI. Namun, ada catatan khusus bagi polisi yang harus diperhatikan dan diminta untuk tindak lanjuti.

Narkoba di Kampung Halaman Kapolri

Pada 28 Desember 2018 jaringan internasional asal Tiongkok. Rute jaringan narkoba itu, melalui Thailand, kemudian lewat jalur darat via kereta api, turun di Malaysia, lalu ke Tawao. Kalau di Sulsel berasal dari Tawao, kemudian Nunukan, Tarakan, pare pare, dan ke Makassar.

Pada 12 Maret 2019 jaringan internasional malaysia digagalkan jajaran Polda Sulsel. Lalu 25 April 2019 jaringan asal Filipina yang diamankan Ditresnarkoba Polda Sulsel. Kemudian pada 11 April 2019 jaringan dari Malaysia, Kendari, Makassar dan Jakarta berhasil diamankan Resmob Polda Sulsel di Bandara Sultan Hasanuddin.

Terbaru khusus bulan September 2020, Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulsel menangkap empat orang tersangka pengedar narkoba dan menyita barang bukti sabu-sabu seberat 1,6 kilogram pada 17 September.

Kemudian polisi menangkap empat pria terkait kasus 14 kilogram sabu dan 2.994 butir pil ekstasi di Kota Makassar. Dan seorang nelayan asal Kecamatan Belawa, Kabupaten Wajo, Sulsel HA (46), ditangkap polisi karena nyambi sebagai bandar narkoba. Enam bal narkoba jenis sabu diamankan polisi Jumat, 25 September. (LEP).

Kapolri : Saya Ganti Direktur Narkoba Ayam Sayur !

BY GentaraNews IN


Dalam rapat Komisi III DPR bersama Kapolri Jenderal Polisi Drs. Idham Azis, M.Si yang hadir secara virtual, peredaran narkoba di Indonesia mendapatkan sorotan tajam. Bagi Kapolru anak buahnya yang menangani narkoba tidak bisa main-main bila tak ingin dimutasi. Salah satu yang menyoroti peredaran narkoba adalah anggota Komisi III F-Demokrat Hinca Pandjaitan. Rabu (30/9/2020). 

Hinca Pandjaitan meminta Kapolri membuat peta jalur peredaran narkoba hingga ke desa-desa. Peta itu, menurutnya, bisa dikaitkan dengan peta peredaran narkoba dunia yang juga telah disusun oleh Polri.

"Saya mohon diteruskan ke kapolda dan kapolres sampai ke bawah untuk membuat peta peredaran narkoba dari sisi bandar per kecamatan. Saya kira ini penting sekali untuk kita dapatkan peta ini. Jadi peta jalur dunianya sudah dapat, peta bandarnya per kecamatan itu juga dapat, terutama di kota-kota besar sampai ke desa-desa yang sekarang sudah masuk paling jauh," ujar Hinca Pandjaitan.

Senada dengan Hinca, anggota Komisi III DPR F-Golkar Andi Rio Idris Padjalangi juga meminta Kapolri mengungkap bandar-bandar besar yang terlibat dalam peredaran narkoba. Menurutnya, saat ini baru bandar-bandar kecil yang ditangkap.

"Satu sisi di balik ini semua ada bandar-bandar besar yang bermain. Oleh karenanya, saya berharap tolong cari dan tangkap pelaku bandar-bandar besar tersebut, karena selama ini yang beredar di Sulsel maupun di kabupaten-kabupaten lain itu adalah hanya bandar-bandar kecil ataupun pedagang kecil. Kita tidak tahu siapa bandar besarnya. Sampai sekarang belum tertangkap bandar besarnya," kata Andi Rio.

Merespons hal tersebut, Kapolri Jenderal Idham Azis, menegaskan pihaknya berkomitmen memberantas masalah narkoba. Idham menyinggung soal janjinya saat masih menjabat Kapolda Metro Jaya untuk menindak tegas para bandar narkoba.

"Saya komitmen dengan masalah narkoba ini, Pak. Kalau Bapak pernah dengar ucapan saya ketika saya Kapolda Metro Jaya, rilis akhir tahun 2017, saya malah dan sampai hari ini nggak cabut perintah saya untuk menindak tegas seluruh bandar-bandar, apalagi bandarnya itu datang dari luar negeri, yang akan merusak generasi bangsa ini," ujar Mantan Kapolda Metro Jaya.

"Jajaran Polri harus menindak pelaku kejahatan narkoba ini sesuai SOP. Saya tak akan segan-segan mengganti para direktur narkoba (dirnarkoba) yang lembek dalam penanganan masalah narkoba di wilayahnya," Tegas Kapolri.

"Yang penting melakukannya sesuai dengan SOP, tindakan tegas dan terukur sesuai dengan SOP. Bapak boleh cek semua para kapolda, saya sudah bilang sama dir narkoba, kalau dia takut-takut , saya cari pemain pengganti. Banyak ini pemain pengganti kalau dir narkobanya ayam sayur," tegas Idham.

"Jadi saya ingin semua dir narkoba saya jangan ada yang ayam sayur," lanjut dia.

Sebaliknya, apabila dir narkoba di masing-masing Polda memiliki keberanian menindak tegas para bandar dan kinerjanya bagus, Idham berkelakar bakal menanyakan nomor sepatu dir narkoba.

"Itu kayak Dir Narkoba Polda Metro itu bagus itu, Dir Narkoba Sumut, Riau, saya suka itu. Saya bahkan tanya nomor sepatunya itu, Pak, berapa nomor sepatunya Dir Narkoba," pungkasnya.

Entah apa maksud Idham menanyakan nomor sepatu, apakah ia ingin membelikan sepatu baru atau justru meminjam sepatu, Idham tidak meneruskan. (LEP)

Selasa, 29 September 2020

Rapat Paripurna, Pimpinan DPR Akan Tuntaskan Persoalan Narkoba

BY GentaraNews IN


Dalam rapat paripurna ke 6 Persidangan I Tahun sidang 2020-2021, DPR membahas persoalan narkotika yang dikeluhkan anggota DPR RI. Rapat Paripurna DPR diwarnai interupsi dari anggota DPR dari Fraksi PKS Iskan Qobal Lubis. Anggota Komisi VI DPR RI Rafli, dan anggota Komisi III DPR RI Santoso. di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Selasa (29/9/2020)

"Saya protes terhadap Kapolri yang tidak serius karena banyaknya kasus narkoba di dapil saya, di daerah Mandailing Natal, Padang Sidempuan, Labuan Batu Selatan, daerah ini banyak pelabuhan-pelabuhan tikus salah satunya adalah di Seirombak itu narkoba datang dari Thailand," kata Iskan Qobal Lubis.

"Banyak pintu masuk yang bisa dilalui pengedar narkoba untuk bisa masuk ke daerah pemilihannya (dapil) di Sumatera Utara, sehingga dibutuhkan penindakan yang serius dari kepolisian," keluh Iskan Qobal Lubis.

"Saya berharap supaya ini disurati Kapolri. Saya minta jawaban seminggu ini, kalau tidak, saya akan teriak tiap minggu di Parlemen ini," ujarnya.

"Jangan sampai kita lengah dengan Covid-19 ini tiba-tiba bangsa kita sudah hancur dengan narkoba," ucapnya.

Kemudian, Rafli pun mengeluhkan persoalan terkait banyaknya penemuan ladang ganja sekian hektare di Aceh.

Selain itu, ia juga meminta pemerintah dapat mengambil sikap soal mudahnya peredaran sabu-sabu di sana.

Sedangkan Santoso menyampaikan agar pemerintah mengambil sikap tegas terhadap kasus kaburnya terpidana mati di Lapas Tangerang.

"Saya berharap ada tindakan yang benar-benar bisa dilakukan oleh aparat dengan pengawasan dari parlemen agar hal ini tidak terulang kembali, mengingat konspirasi pelanggaran para bandar ini sangat besar," kata Santoso.

Ia menambahkan, sanksi-sanksi yang dikenakan atas kaburnya terpidana mati itu bukan hanya kepada para petugas di Lapas, tapi juga ada sanksi yang menyentuh para pihak yang menyebabkan terpidana mati itu kabur.

"Misalnya, bagaimana dia seorang Warga Negara Asing bisa mendapat dua Kartu Tanda Penduduk? Kemudian tidak mungkin juga keterlibatan para pengamanan atau petugas di Lapas, hanya setingkat level penjaga saja, kalau tidak juga melibatkan para petingginya yang ada di Lapas tersebut," kata Santoso.

Secara khusus, Puan pun menunjuk Wakil Ketua DPR RI bidang Koordinator Politik dan Keamanan yaitu Azis Syamsuddin dan Komisi III DPR RI untuk menuntaskan persoalan narkoba itu.

Pimpinan DPR akan tuntaskan persoalan narkoba yang dikeluhkan anggota DPR RI," ucap Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin. Selasa (29/9/20)

"Saya bersama Ibu Ketua, dan Pimpinan DPR akan melakukan untuk penuntasan masalah ini di era periode kami 2019-2024," ujar Azis Syamsudin

Sebelumnya, Ketua DPR RI Puan Maharani juga menyatakan kesiapan menindaklanjuti persoalan narkoba yang dikeluhkan oleh anggota dewan pada rapat paripurna tadi sore.

Penuntasan kasus narkoba yang dikeluhkan anggota Dewan, di antaranya soal pelabuhan tikus tempat masuknya narkoba di Sumatera Utara, persoalan ganja dan sabu-sabu di Aceh, serta kaburnya terpidana mati kasus narkoba di Tangerang.

"Nanti akan ditindaklanjuti oleh Korpolkam dan Komisi III (DPR) terkait dengan hal ini," kata Puan.

Menanggapi hal tersebut, Ketua DPR Puan Maharani mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Wakil Ketua DPR bidang Politik dan Keamanan Azis Syamsuddin dan Komisi III DPR.

"Nanti akan ditindaklanjuti oleh korpolkam dan Komisi III terkait dengan hal ini," kata Puan. (LEP)











Tutorial BloggingTutorial BloggingBlogger Tricks

Baca Juga