Baca Juga

Daerah (480) Nasional (231) Berita (115) Internasional (34) education (26) news (26) Berita Gema Nusantara (24) Nasiona (16) Duit (15) Tentang Narkoba (6) Gema (4) video (4) Teknologi (3) Peraturan (2) Pilkada 2024 (2) Profile (2) kesehatan (2) Financial (1) herbal (1) opini (1)

Kamis, 05 November 2020

Lapas Narkotika Yogyakarta Bersiap Jadi Lapas Bersinar

BY GentaraNews IN

Upaya berkelanjutan penanggulangan narkoba di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) terus dilakukan.


Dalam sambutannya Deputi Pencegahan BNN, Irjen Pol. Drs. Anjan Pramuka Putra, S.H., M. Hum, mengatakan kegiatan benchmarking ini merupakan tindak lanjut dari hasil rapat dengan Menkopolhukam, Kamis (5/11).

“Pada minggu lalu, telah dilaksanakan rapat koordinasi antara BNN dengan Ditjen PAS Kemenkumham beserta instansi terkait lainnya yang terlibat dalam  sinergitas penyusunan sistem pencegahan narkoba di dalam lapas”, ungkap Anjan Pramuka.

Deputi Pecegahan BNN menambahkan tercetusnya program Lapas Bersinar ini berangkat dari fakta empiris bahwa sebagian besar penghuni mayoritas rutan dan lapas adalah tahanan dan warga binaan narkoba. Di samping itu juga dipicu kondisi overcrowding antara jumlah penghuni dan jumlah petugas di lapas sehingga tidak maksimalnya pelayanan dan minimnya pengawasan terhadap bisnis narkoba.

Ia juga mengungkapkan sejauh ini telah dilakukan berbagai strategi secara progresif terutama dari sisi keamanan dan ketertiban (Kamtib), rehabilitasi, hingga penambahan sarana prasarana teknologi mencegah peredaran dan penyalahgunaan narkoba.

“Namun melihat tantangan narkoba di lapas saat ini, untuk mencapai hasil yang optimal perlu dilakukan sinergitas lintas sektor dengan melibatkan berbagai instansi terkait dalam pembangunan sistem yang lebih terintergrasi, baik aspek pteventif, represif dan kuartif”, imbuh Anjan Pramuka di Lapas Narkotika Klas II A Yogyakarta.

Sementara itu, Kadiv PAS Kanwil Kumham DIY, I Gusti Ayu Suwardanan mengatakan, bahwa pihaknya selalu siap bersinergi dengan BNN. Hal tersebut sesuai dengan tiga keutamaan Dirjen PAS dalam rangka menuju pemasyarakatan yang maju.

“Tiga hal tersebut antara lain upaya deteksi dini gangguan ketertiban dan keamanan, pemberantasan narkoba, dan sinergi dengan aparat penegak hukum”, tutur Gusti Ayu.

Kepala BNNP D.I. Yogyakarta, Nanang Hadianto, mengatakan BNNP DIY melakukan penanganan penyalahgunaan narkoba didalam Lapas di bidang P4GN.

“Diantaranya tes urine bagi tahanan dan warga binaan narkoba di Lapas DIY, serta melaksanakan sosialisasi P4GN dalam rangka mewujudkan lapas bersinar. Dan pemantauan (titik sambang) rutan/lapas juga melakukan peningkatan kemampuan petugas rehabilitasi serta sharing data informasi hasil penggeledahan, serta koordinasi dan kerjasama penyelidikan dan penyidikan”, ungkap Nanang.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Kesatuan Pengamanan Lapas (KPLP) Lapas Narkotika Klas II A Yogyakarta, Kelik Sulistyanto, A.md.IP, S.H, M.H., menambahkan pihaknya akan terus bekerja sama dengan BNN dan instansi terkait lainnya guna mewujudkan lapas bersinar.

Direktur Advokasi BNN, Supratman, S.H., mengharapkan sinergitas BNN dengan Ditjen PAS terkait sistem pencegahan lembaga pemasyarakatan bersih dari narkoba terus berkesinambungan.

Kegiatan pun diakhiri dengan pemberian narkoba sintetis secara simbolis kepada Kadiv PAS Kanwil Kumham DIY, sebagai bahan sosialisasi P4GN didalam lapas. (LEP)













SUMBER : BIRO HUMAS DAN PROTOKOL BNN

Rabu, 04 November 2020

Permen Sour Patch Kids Mengandung Narkoba Sari Daun Ganja

BY GentaraNews IN

Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Tengah menyita peredaran narkoba dalam bentuk permen. Narkoba tersebut berupa permen yang mengandung sari daun ganja. 

Pengungkapan kasus ini bermula ketika petugas gabungan BNNP Jateng, Bea dan Cukai Kanwil Jateng dan tim Kantor Pelabuhan Tanjung Emas melakukan operasi controlled delivery. Dalam kegiatan ini, tim mendapatkan informasi tentang adanya paket diduga berisi narkoba kiriman dari luar negeri melalui jasa ekspedisi di Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan, Senin (26/10/2020) 

Secara kasat mata, tak terlihat bahwa sebungkus permen yang biasa dibawa anak-anak itu mengandung narkoba. Namun, terbukti bahwa permen asal Amerika Serikat itu memiliki senyawa kimia yang biasanya ditemukan pada ganja yaitu tetrahydrocannabinol (THC) 

"Paket itu berisikan 6 ampul cairan mengandung Tetrahidrocannabinol (THC) dan 2 bungkus plastik berisi 79 permen yang mengandung THC atau senayawa utama yang ada di dalam tanaman ganja," ujarnya saat konferensi pers di kantor BNNP Jateng, Rabu (4/11/2020).

Menurut Brigjen Benny, HNF mengaku barang haram itu dikirimkan temannya yang berada di Amerika. Sebelumnya pelaku juga pernah tinggal di Amerika.

“Petugas kemudian melakukan pemantauan terhadap pengambil paket barang kiriman dari Amerika. Setelah itu, dilakukan penangkapan,” katanya. 

Pengambil barang itu adalah tersangka Hanif Nur Faizin (HNF), 32. Ia ditangkap di rumahnya, Perumahan VIP Kelurahan Tanjung Kulon, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan sekitar pukul 16.00. 

“Paket itu di dalamnya berisi enam ampul cairan mengandung THC dan dua bungkus plastik berisi 79 permen yang mengandung THC,” bebernya. 

Permen tersebut terbungkus kemasan plastik bertuliskan ‘Sour Patch Kids’. Terdapat dua kemasan sama, dan tulisannya berwarna-warni mencolok mirip jajanan anak-anak. Begitu pula permen tersebut juga berwarna-warni, dengan ukuran panjang sekitar dua sentimeter dan lebar satu sentimeter. 

“Ini merupakan modus baru. Permen yang berbahaya terhadap anak anak, mengakibatkan kecanduan,” ujarnya. 

Pengakuan sementara tersangka di hadapan penyidik, barang tersebut kiriman dari temannya di Amerika. Namun demikian, Benny enggan membeberkan nama pengirim tersebut. 

“Tersangka HNF ini sebelumnya juga pernah tinggal di sana. Pengakuan sementara, permen itu dikonsumsi sendiri. Ya, mungkin karena belum beredar. Ini masih didalami dan dikembangkan,” jelasnya. 

“Dengan adanya kasus ini, kami imbau kepada masyarakat dan seluruh instansi terkait lainnya untuk bersama-sama bahu-membahu memberikan informasi agar penyebaran narkoba ini bisa ditekan,” jelasnya. 

Kasie Intel BNNP Jawa Tengah Kunarto mengaku masih melakukan penyelidikan mendalam terkait pengungkapan kasus ini. Pihaknya menyebutkan, tersangka HNF sudah sering kali bertransaksi membeli narkoba yang dalam kemasan botol cairan. 

“Kalau yang permen baru sekali. Dibeli seharga Rp 1,5 juta untuk satu pak. Kalau yang cairan itu sudah berkali-kali. Pemakaiannya mirip rokok elektrik itu. Harganya sebotol Rp 1,5 juta,” terangnya. 



Permen bermerek Sour Patch Kids baru ditemukan di Indonesia secara ilegal, nyatanya Sour Patch Kids tersebut telah disita di negara lain, seperti Inggris. Diketahui, berbagai insiden dialami anak muda yang mabuk karena permen yang mengandung ganja telah dilaporkan di Lake District. 

Dikutip dari Live Science, THC, atau tetrahydrocannabinol, adalah bahan kimia yang bertanggung jawab atas sebagian besar efek psikologis mariyuana. Ini bertindak seperti bahan kimia cannabinoid yang dibuat secara alami oleh tubuh, menurut National Institute on Drug Abuse (NIDA). 

THC merangsang sel-sel di otak untuk melepaskan dopamin, menciptakan euforia, menurut NIDA. Ini juga mengganggu bagaimana informasi diproses di hipokampus, yang merupakan bagian dari otak yang bertanggung jawab untuk membentuk ingatan baru. 

THC dapat menyebabkan halusinasi, mengubah pemikiran dan menyebabkan delusi. Rata-rata, efeknya bertahan sekitar dua jam, dan dimulai dalam 10 hingga 30 menit setelah konsumsi. Namun, gangguan psikomotor dapat berlanjut setelah rasa tinggi berhenti. 

"Dalam beberapa kasus, efek samping THC yang dilaporkan termasuk kegembiraan, kecemasan, takikardia, masalah ingatan jangka pendek, sedasi, relaksasi, pereda nyeri, dan banyak lagi," kata A.J. Fabrizio, seorang ahli kimia ganja di Terra Tech Corp, sebuah perusahaan pertanian California yang berfokus pada pertanian lokal dan ganja medis. 

Tersangka HNF masih mendekam di sel tahanan Kantor BNNP Jawa Tengah untuk menunggu proses hukum. Ia akan dijerat pasal 114 ayat 2 subsider pasal 112 ayat 2 Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009, dengan ancaman hukuman lima tahun penjara. (LEP).

Pemusnahan Ladang Ganja 5 Ha, BNN Beri Tanaman Alternatif Yang Lebih Produktif

BY GentaraNews IN


Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba masih menjadi permasalahan pelik di Indonesia. Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan, namun angka tindak kejahatan narkoba masih tergolong tinggi. Badan Narkotika Nasional (BNN) telah melakukan pemetaan terhadap 654 titik daerah rawan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di Indonesia. Salah satunya adalah Kota Lhokseumawe.

Berada diantara Banda Aceh dan Medan, menjadikan Lhokseumawe sebagai jalur vital distribusi dan perdagangan di kedua kota besar tersebut. Tak heran, jika Lhokseumawe dianggap sebagai salah satu kota yang harus mendapat perhatian khusus terhadap adanya tindak pidana penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

Beberapa hari yang lalu, Tim BNN kembali menemukan ladang ganja tak jauh dari Kota Lhokseumawe tepatnya di Kecamatan Sawang, Aceh Utara. Seluas 5 hektar ladang ganja diemukan diatas ketinggian 223 mdpl. Ini bukan kali pertama BNN berhasil menemukan ladang ganja yang letaknya tak jauh dari pemukiman warga tersebut.

Kepala Biro Humas dan Protokol BNN, Brigjen Pol. Sulistyo Pudjo Hartono berpendapat, perlu adanya perhatian khusus bagi masyarakat yang masih menggantungkan hidupnya terhadap tanaman ganja di kawasan Lhokseumawe sebagai sumber penghidupan.

“Bersama pihak Swasta kita bahu membahu agar masyarakat yang masih menanam ganja dapat beralih ketanaman lain yg produktif dan memiliki nilai jual tinggi tapi tidak melanggar hukum” Ujar Sulistyo Pudjo saat hadir pada pemusnahan ladang ganja, Selasa, 3 November 2020.

Sulistyo Pudjo menjelaskan BNN tengah mengembangkan program Grand Design Alternatife Developmen (GDAD) sebagai salah satu upaya pemerintah dalam menekan angka suplay narkoba di Indonesia. Program tersebut memberikan pelungan bagi masyarakat untuk mengganti tanaman ganja menjadi tanaman komoditi alternatif yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan mudah akses pasarnya.

“Untuk di provinsi aceh, salah satunya gayo lues dan bireun, lahan yg sebelumnya digunakan untuk menanam ganja direplanting menjadi tanaman kopi dan jagung, selain itu masyarakatnya juga diberikan keterampilan peternakan dan itu bekerjasama dengan swasta” Imbuh Sulistyo Pudjo.

Sulistyo Pudjo menambahkan untuk upaya pencegahan, BNN juga memberi penyuluhan terhadap masyarakat dan advokasi kepada
Pemerintah Daerah untuk turut serta dalam menyusun program kerja yang dapat memberdayakan masyarakatnya, agar tidak lagi menjadikan tanaman ganja sebagai mata pencaharian. (LEP)


SUMBER : BIRO HUMAS DAN PROTOKOL BNN RI

Selasa, 03 November 2020

Buruh Bangunan Jadi Pengedar Shabu Ditangka Polres Rokan Hulu

BY GentaraNews IN

Satuan Reserse (Satres) Narkoba Polres Rokan Hulu (Rohul), Daerah Riau berhasil meringkus seorang pengedar Narkotika jenis shabu shabu di jalan Jendral Sudirman samping dealer mitsubhisi Ujungbatu, Senin (2/11/2020) sekira pukul 00:10 WIB.

Kapolres Rokan Hulu AKBP Taufiq Lukman Nurhidayat, S.I.K. M.H melalui Paur Humas Ipda Totok Nurdianto, SH kepeda wartawan membenarkan penangkapan pelaku.," kata 

"Pelaku sudah ditetapkan Tersangka berinisial AH alias AD (35) pekerjaan sebagai buruh bangunan, warga Lingkungan 4 Labui RT 002 RW 004 Kelurahan Kota Lama Kecamatan Kunto Darussalam," Kata Kapolres Rokan Hulu.

Penangkapan pelaku berawal Kasat Res Narkoba Polres Rohul AKP. Masjang Effendi menerima laporan bahwasanya dibelakang dealer mobil mitsubhisi sering dijadikan transaksi Narkoba, lalu beliau memerintah anak buahnya untuk melakukan penyelidikan.

Dengan melakukan undercover buy (pembelian terselubung) setelah terjadi kesepakatan yang akan dilakukan transaksi di tempat yang ditentukan yaitu dibelakang dealer mobil mitsubhisi Ujungbatu.

Kanit 1 Sat ResNarkoba beserta 6 personilnya menunggu AH yang diduga sebagai pengedar shabu shabu, tidak lama kemudian AH datang, pada saat dilakukan penyergapan AH sempat membuang barang bukti yang dibungkus plastik berwarna hitam.

Setelah dilakukan introgasi AH mengakui bahwa shabu shabu sebanyak 37 paket dengan berat sekitar 7,28 gram itu adalah miliknya, yang diperoleh dari Adek warga kecamatan Ujungbatu, pada saat dilakuan pencarian terhadap terduga Adek, namun tidak ditemukan dan tidak bisa dihubungi.

"Kini Pelaku dan BB sudah diamankan di Mapolres Rohul guna proses hukum selanjutnya," pungkasnya. (Humas Polres Rohul/SHI Group/LEP)

Misterius, Pemilik Koper Berisi Narkoba Di Lampung

BY GentaraNews IN

Sebanyak 15 kg sabu-sabu dan ribuan pil ekstasi ditemukan warga di pinggir jalan di Lampung Selatan

Sebanyak 15 kilogram sabu-sabu dan ribuan butir pil ekstasi tak bertuan ditemukan seorang warga dan anggota Kodim 0421 Lampung Selatan. Barang haram ini berada di pinggir Jalan Lintas Sumatera Desa Babatan, Katibung, Lampung Selatan.


Heboh soal ditemukan di pinggir jalan narkoba jenis sabu 15 kilogram dan 7.585 butir pil ekstasi tak bertuan ini oleh seorang warga bernama Sandi, warga Kecamatan Katiung, Lampung Selatan lalu diamankan oleh anggota Bintara Pembina Desa atau Babinsa Kodim 0421 Lampung Selatan. Senin (3/11/2020l

Komandan Kodim 0421/Lampung Selatan Letkol Inf. Enrico Setiyo Nugroho, S.Sos.M.Tr Han, bertempat di Makodim 0421/Lampung Selatan menggelar Konferensi Pers terkait penemuan koper hitam yang berisi Narkoba Jenis sabu – sabu sebesar 15 kg dan 7.585 butir exstacy. Hadir pada kegiatan Gelar Konferensi Pers Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan AKP Abadi, Pasi Intel Kodim 0421/Lamsel Kapten kav Limbong, Danunit Intel Kodim 0421/Lamsel Letda Inf Tatang Sulaiman dan anggota jajaran Kodim 0421/Lampung Selatan. Selasa (03/11/2020)

"Kronologis penemuan Narkoba Jenis sabu sebesar 15 kg dan 7.585 butir exstacy. Sdr Sandi keluar rumah dari Desa Babatan arah ke Bakauheni untuk mengetes motornya di Jalan lintas Sumatera, Setelah jarak sekitar 500 meter dari rumah, motor tersebut mengalami kerusakan atau mogok dan saat menoleh ke kiri di kebun jagung Sdr. Sandi melihat sebuah koper warna hitam yang tergeletak di tanah dan kemudian saudara Sandi mendekati koper tersebut dan dibawa ke rumahnya di Desa Babatan dan setelah dibuka ternyata berisi obat-obatan yang awalnya diduga teh hijau.“ ujar Dandim 0421/Lamsel Letkol Inf. Enrico Setiyo Nugroho, S.Sos.M.Tr Han.

“ Selanjutnya koper tersebut dibawa ke tempat penjaga Pos Wisata Pantai Tanjung Selaki An. Sdr. Wahid, Pukul 17 30 WIB, Sdr. Sandi menghubungi Sdr, Andi Ajis kemudian koper tersebut dibawa oleh Sdr Wahid ke rumah Sdr. Andi Ajis di Desa Tarahan Kecamatan Katibung Lampung Selatan, selanjutnya Sdr. Andi Ajis menghubungi Sertu Kurdi Baninsa Tarahan dan Pelda Ferdian Anggota Unit Intel Kodim 0421/Lamsel, “ jelas Dandim 0421/Lamsel.

“ Setelah melihat barang tersebut, yang diduga bahwa barang tersebut adalah Narkoba jenis Sabu dan Ekstasi oleh Pelda Ferdian segera melaporkan ke Pasi Intel dan Danunit Intel Kodim 0421/Lamsel selanjutnya laporan tersebut diteruskan kepada Dandim 0421/Lamsel dan barang bukti berupa sabu-sabu sebesar 15 kg dan 7.585 butir exstacy, dibawa ke Makodim 0421/Lamsel bersama yang menemukan An. Sdr Sandi, “ tandas Dandim 0421/Lamsel Letkol Inf. Enrico Setiyo Nugroho, S.Sos.M.Tr Han lebih lanjut.

Selanjautnya Barang bukti Narkoba jenis sabu-sabu sebesar 15 kg dan 7.585 butir exstacy, langsung diserahkan kepada Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan AKP Abadi dan langsung dibawa ke Polres Lampung Selatan.

Pada saat yang bersamaan, Sertu Kurdi selaku Babinsa setempat sedang melewati tempat ditemukannya koper dan diminta untuk memeriksa isi dalam koper tersebut. Karena merasa curiga atas isi dalam koper tersebut, Sertu Kurdi pun melaporkan ke Unit Intel Kodim 0421 Lampung Selatan untuk datang ke lokasi penemuan. Koper kemudian dibawa ke rumah salah satu warga dan setelah dibuka ternyata berisi narkoba jenis sabu-sabu seberat 15 kg dan pil ekstasi sebanyak 7.585 butir. Koper berisi sabu-sabu ini kemudian dibawa ke Makodim 0421 Lampung Selatan.

Narkoba senilai puluhan milyar rupiah tersebut di duga akan diambil oleh pemiliknya untuk dilakukan transaksi, namun beruntung barang haram tersebut terlebih dahulu ditemukan oleh warga di pinggir jalan.

Untuk penyelidikan lebih lanjut, barang bukti selanjutnya langsung diserahkan ke Polres Lampung Selatan untuk kemudian dilakukan pengembangan.


Polisi hingga kini masih melakukan penyelidikan terkait dengan penemuan koper berisikan paket narkoba jenis sabu belasan kilogram dan pil ekstasi ribuan butir di Jalinsum Kecamatan Katibung, Lampung Selatan, oleh warga setempat.

"Masih kami lakukan penyelidikan,” kata Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan, 
AKP Abadi. Rabu (4/11/2020).

AKP Abadi menegaskan, untuk saat ini belum bisa disimpulkan untuk motif pembuang dan siapa pemilik koper tersebut.

“Kita masih mendalami untuk membuat terang dan bisa diungkap kasus ini,” kata AKP Abadi. (LEP)

Pembentukan Instansi Vertical Dilngkungan BNNP Jabar, Satukan Persepsi Dalam Sinergi P4GN

BY GentaraNews IN


Badan Narkotika Nasional (BNN) melalui Direktorat Kerja Sama Deputi Bidang Hukum dan Kerja Sama menggelar kegiatan Asistensi Kerja Sama antara BNN dengan Pemerintah Daerah di Lingkungan Provinsi Jawa Barat, di Hotel Santika Garut, 3-6 November 2020. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya menyatukan persepsi antara BNN dengan Pemerintah daerah dalam rangka kerja sama di bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).  Selasa (3/11/2020).


Kegiatan asistensi kali ini dibuka oleh Direktur Kerja Sama BNN, Drs. Achmad Djatmiko, MA. Dalam sambutannya, ia mengatakan bahwa kegiatan pada hari ini merupakan wujud kebulatan tekad dan komitmen yang kuat untuk mengoptimalkan kerja sama di bidang P4GN.

"Kerja sama lintas sektor terutama BNN dengan Pemda sangat penting, terutama dalam hal vertikalisasi. Setelah adanya persetujuan dari Kementerian PAN dan RB terkait pembentukan instansi vertical di lingkungan BNN, maka data dukung seperti nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama itu perlu disiapkan," kata Drs. Achmad Djatmiko, MA

“Melalui kesempatan yang baik ini, kami bermaksud untuk memfasilitasi penyusunan dokumen-dokumen tersebut,” imbuh Direktur Kerja Sama di hadapan puluhan peserta kegiatan asistensi.

Ia juga menjelaskan bahwa fokus dari ruang lingkup nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama itu sedikit berbeda dengan mitra lainnya. Karena kaitannya kerja sama bersama Pemda, maka inti dari kerja sama tersebut menyangkut hibah lahan, gedung, sarana dan prasarana, sumber daya manusia serta hibah dana.

Pada kesempatan ini pula ia kembali menegaskan bahwa muatan ruang lingkup nota kesepahaman harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi terkini. “Bagaimanapun juga BNN tetap membutuhkan dukungan yang sinergis secara menyeluruh dari pemda setempat untuk menanggulangi masalah penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba,” sambung Achmad Djatmiko.

Pada kegiatan hari pertama asistensi kali ini, para peserta yang hadir berasal dari perwakilan BNNP Jawa Barat, BNN Kota Depok, BNN Kabupaten Karawang, BNN Kabupaten Bogor, dan para perwakilan dari pemda setempat. (LEP)

Sumber : Biro Humas dan Protokol BNN RI

Narkoba Dominasi Ditangani Polrestabes Makassar Selama Pandemi Covid-19

BY GentaraNews IN

Polrestabes Makassar dari Maret hingga Oktober 2020 dalam ungkap kasus peredaran narkotika di Kota Makassar dalam kurung waktu masa pandemi Covid-19, menembus angka 221 kasus.

Dari enam kasus menonjol seperti, Penganiayaan Berat, Pembunuhan, Pencurian dengan pemberatan, Pencurian dengan kekerasan, Pencurian kendaraan bermotor, kasus narkoba atau narkotika paling mendominasi.

Data itu belum termasuk rekapan data pada Oktober lalu. Angka 221 kasus itu, baru hasil rekapan jumlah kasus yang terjadi pada Maret-September.

Kasubag Humas Polrestabes Makassar, Kompol Edhy Supriady Idrus mengatakan, 221 kasus narkoba yang ditangani itu kebanyakan hasil pengungkapan jaringan terputus.

"Jaringannya kan bolehlah dikata banyak yang terputus. Biasanya kan langsungji pada orang yang didapat," ujar Haji Edhy sapaan Kompol Supriady Idrus.

"Dari pengungkapan yang ada, jajaran ResNarkoba Polrestabes Makassar tetap melakukan pengembanyak atau penyelidikan guna mengungkap bandar atau jaringan kasus extraordineri crime tersebut," Kata Edhy

"Pada intinya kasus tersebut tetap dalam proses penyidikan. Karena intinya tidak ada kasus narkoba yang tidak dikembangkan karena biasanya kan berjejaring," ujar Haji Edhy.

Dari kasus itu, lanjut Haji Edy, lokasi strategis Kota Makassar yang dapat diakses melalui jalur darat, laut dan udara juga menjadi corong masih maraknya peredaran narkoba.

Berikut rincian data enam kasus menonjol yang ditangani Polrestabes Makassar selama Pandemi Covid-19.

- Penganiayaan berat; Maret 2 kasus, April 3 kasus, Mei 2 kasus, Juni 8 kasus, Juli 7 kasus, Agustus 3 kasus, September 3 kasus dan Oktober 3 kasus. Total 31 kasus.

- Pembunuhan: 2 di bulan September dan 3 di bulan Oktober. Total 5 kasus.

- Pencurian dengan pemberatan: Maret 24 kasus, April 27 kasus, Mei 22 kasus, Juni 27 kasus, Juli 27 kasus, Agustus 22 kasus, September 16 kasus dan Oktober 12 kasus. Total 177 kasus.

- Pencurian dengan kekerasan : Maret 16 kasus, April 28 kasus, Mei 5 kasus, Juni 16 kasus, Juli 15 kasus, Agustus 5 kasus, September 8 kasus dan Oktober 10 kasus. Total 113 kasus.

- Pencurian kendaraan bermotor : Maret 14 kasus, April 6 kasus, Mei 7 kasus, Juni 8 kasus, Juli 9 kasus, Agustus 4 kasus, September 6 kasus dan Oktober 3 kasus.

- Narkoba: Maret 40 kasus, April 22 kasus, Mei 25 kasus, Juni 17 kasus, Juli 45 kasus, Agustus 41 kasus, September 31 kasus dan Oktober (belum direkap) kasus. Total 221 kasus. (LEP).

Tutorial BloggingTutorial BloggingBlogger Tricks

Baca Juga