Baca Juga

Kamis, 25 Juni 2020

Mindfulness, menjaga Protokol Kesehatan dan Jauhi Narkoba

BY GentaraNews IN



Mantan Deputi Pencegahan BNN RI angkat bicara perihal langkah yang bisa dilakukan untuk meredakan rasa cemas berlebih di tengah pandemi, yakni mempraktikkan mindfulness, fokus terhadap momen yang dirasakan saat ini tanpa memikirkan hal lain. Juga fokuskan pikiran pada hal yang bisa dikontrol sendiri, seperti melakukan protokol kesehatan sebagai tindakan pencegahan.

Irjen Pol. (Purn). Drs Ali Johardi, SH, MH menilai, pengguna narkoba lebih rentan menyalahgunakan lagi zat-zat terlarang ini ketika mengalami stres di tengah kondisi yang tidak pasti selama beberapa bulan belakangan. "Tapi yang disayangkan jadinya ada juga pemakai baru," ujar mantan Deputi Pencegahan BNN RI.

Drs. Ali Johardi, SH, MH menambahkan, "Kalau berkelanjutan pakai alkohol atau rokok, justru memperburuk kesehatan mental karena akan memicu rasa cemas, bahkan mood disorder, depresi dan angka bunuh diri dapat meningkat," papar dia.

Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba tidak surut pada musim pandemi covid19 yg melumpuhkan berbagai sektor kehidupan bahkan menebar kematian setiap saat. Oleh karenanya, kita pantang surut mencegah narkoba merusak kehidupan kita bersama orang yang kita sayangi", tutup Drs. Ali Johardi,  SH, MH.

Rabu, 24 Juni 2020

Narkoba Ibarat Gunung Es Mencair di Atas dan di Bawah Tak Tersentuh

BY GentaraNews IN

Segenap pengurus Dewan Pengurus Daerah (DPD) Gema Nusantara Anti Narkoba (Gentara) Kabupaten Bangka Tengah akan melaksanakan Kampanye Stop Narkoba di 6 Kecamatan Kabupaten Bangka Tengah, dalam rangka menyukseskan peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI)  2020.

Saat di hubungi melalui telephone sesuler, Sekretaris Gentara, Imam Nurudin mengatakan saat ini pihaknya sedang menyiapkan acara puncak peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) yang akan diselenggarakan besok pagi Jum’at (26/06/2020) yang akan melibatkan seribu pemuda di Kabupaten Bangka Tengah.

“Narkoba ini ibarat gunung es mencair di atas dan di bawah tak tersentuh, maka di perlukan peran semua lini tuk melawan dan mencegah akan bahaya penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi milenial, sesuai dengan perintah pasal 104 dan 105 UU No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika”, ungkapnya.

Dalam kesempatan ini  Imam Nurudin mengajak seluruh elemen masyarakat kabupaten Bangka Tengah untuk ikut berpartisipasi dalam memerangi Narkotika jenis apapun yang bisa merusak para Generasi Milenial di Bangka Tengah.

“Mari kita jaga adik, teman dan saudara kita dari bahaya penyalahgunaan narkoba menuju hidup 100% sadar, Sehat, Produktif dan bahagia” Pungkasnya

Bos Narkoba Kejam di Meksiko Umbar Ancaman

BY GentaraNews IN

Jose El Marro Yepez pemimpin Santa Rosa de Lima Cartel, kelompok kartel narkoba yang terkenal kejam di Meksiko

Salah satu bos kartel narkoba yang terkenal kejam di Meksiko mengumbar ancaman mengerikan terhadap pemerintah dan para musuh bebuyutannya. Ancaman dibuat setelah Ibu, saudara perempuan dan pacarnya ditangkap pasukan keamanan setempat.

Jose "El Marro" Yepez, pemimpin Santa Rosa de Lima Cartel, mengumbar ancaman dalam beberapa video yang tidak biasa. Salah satu video memperlihatkan Yepez menyeka air matannya setelah Ibunya ditahan pasukan polisi pada akhir pekan lalu.

Yepez dan kartel narkobanya telah menjadi duri di pemerintahan Presiden Andres Lopez Obrador karena terlibat penyedotan minyak skala industri dari perusahaan minyak Pemex yang dikelola pemerintah.

Dalam salah satu video yang dibagikan di media sosial, Yepez terlihat mengecam pemerintah setelah Ibunya ditangkap dalam operasi keamanan besar di kota Celeya di negara bagian Guanajuato, wilayah yang dianggap "paling berdarah" di Meksiko.

"Saya akan menjadi batu di sepatu Anda. Saya pergi untuk meledakkan, Anda akan melihat," ujar Yepez, yang mengenakan jeans dengan senapan diletakkan di bahunya, dalam video sebagiamana dikutip Reuters, Rabu (24/6/2020). 

Pasukan keamanan Meksiko pada hari Minggu mengatakan mereka menangkap anggota kelompok kejahatan terorganisir dalam serangan di Celeya, di mana mereka menemukan sekitar 1 kilogram zat mirip metamfetamin dan uang 2 juta peso (USD88.000).

"Di antara para tahanan adalah Maria 'N', Juana 'N' dan Rosalba 'N', yang diduga sebagai operator keuangan dari organisasi kriminal," kata badan keamanan Meksiko dalam pernyataan bersama, tanpa menyebut kartel Santa Rosa atau pun pemimpinnya.

Surat kabar El Universal mengatakan Ibu, saudara perempuan, dan pacar Yepez ditangkap.

Yepez mengatakan dia takut pihak berwenang akan menjebak Ibunya dengan menganggapnya sebagai salah satu pemimpin kartel narkoba tersebut. "Dengan nama Ibu saya dan orang-orang saya...Saya tidak takut pada Anda," katanya.

Yepez juga mengatakan dia dapat membentuk koalisi dengan kartel Sinaloa atau kelompok-kelompok kejahatan lainnya di utara Meksiko untuk melawan kartel Jalisco New Generation yang merupakan musuh bebuyutan kartel Santa Rosa, yang telah melakukan ekspansi berdarah untuk mengambil alih wilayah rival di seluruh negeri. 

Anggaran Polri Di Minta DPR Fokus untuk Kejar Bandar Narkoba Bukan Pengguna

BY GentaraNews IN



Dr. Hinca I.P. Panjaitan XIII, S.H., M.H., ACCS.m, Pria yang lahir di Asahan, Sumatra Utara, 25 September 1964; yang anggota Komisi III meminta agar anggaran yang dimiliki Polri difokuskan untuk penanganan kasus-kasus besar, misalnya soal penanganan narkoba. Dia berharap, agar pemanfaatan anggaran Polri ditujukan untuk mengejar bandar daripada pengguna narkoba.

"Bila kita perhatikan penyelundupan dan peredaran narkoba masih banyak sekali. Saya mohon pimpinan Polri untuk budgetnya digunakan pada mengejar bandar. Pada orang yang mencari keuntungan untuk peredaran narkoba itu. Bukan pada korban pengguna," kata Hinca Panjaitan dalam rapat Komisi III bersama Kemenkum HAM, Polri, dan Kejagung, Rabu (24/6).

"Kami berharap Polri fokus mengejar bandar narkoba hendaknya menjadi program Polri di semua level, dari Polres hingga Mabes. Dengan begitu Polri tidak hanya berfokus menangani kasus-kasus kecil saja yang cuma melibatkan pengguna", punya anak Siantar yang menjadi anggota DPR komisi III.

"Karena di lapangan DPR menemukan bahwa banyak sekali anggaran kita habis untuk hal-hal yang mengenai pengguna tadi," tambah Hinca Panjaitan.

"Sekali lagi kita kejar penyelundup dan bandar narkobanya tapi gunakan budget kita tidak untuk yang pengguna," imbuh Anggota DPR RI Komisi III.

"Jika hanya mengejar pengguna maka ujung-ujungnya akan berdampak pada kemampuan aparat penegak hukum sendiri. Misalnya terkait dengan daya tampung ruang tahanan yang dimiliki polisi", tegas nya

"Di polres Simalungun, itu tahanan untuk Polsek sampai Polres itu narkoba nya sudah tidak muat. Karena ditangkapi semua juga yang pengguna," tandasnya.

Selasa, 23 Juni 2020

Lemah Sitem Hukum, Menjadi Pasar Potensial Peredaran Narkoba Di Indonesia

BY GentaraNews IN




Kenapa Indonesia bisa menjadi pangsa pasar narkoba ? Apakah karena lemahnya sistem yang menjadikan terpidana kasus narkotika dapat dihukum berkali-kali ?

Brigjen Pol. Drs Krisno Halomoan Siregar, SIK, Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, mengungkapkan hal ini dari banyak kasus ditemukan yang memperlihatkan terpidana mati sekalipun masih dapat mengendalikan peredaran narkoba.

Brigjen Pol. Drs Krisno Halomoan Siregar, SIK memberi contoh nyata terpidana mati yang dapat mengendalikan jaringan narkobanya melalui jeruji besi adalah Freddy Budiman. Sebelum dieksekusi mati di Pulau Nusakambangan, Freddy yang ketika itu berstatus terpidana mati pernah mengubah penjara menjadi pabrik narkoba hingga menjalankan bisnis narkoba dari Nusakambangan.

"Upaya hukum diajukan hingga berulang-ulang, ada kasus sudah hukuman mati masih bisa mengendalikan. Almarhum Freddy Budiman sudah berkali-kali dihukum dan dapat mengendalikan. Hanya di Indonesia bisa berkali-kali hukuman," kata Krisno saat menjadi pembicara di Webinar Series bertajuk Dinamika Penindakan dan Kerjasama Internasional dalam Penyalahgunaan Narkoba yang diadakan Universitas Paramadina, Selasa (23/6).

Alasan lain Indonesia menjadi pasar disampaikan Krisno adalah geografi sebagai negara kepulauan yang memilki banyak pintu masuk. Kondisi tersebut menurut Krisno, menjadi tantangan sekaligus ancaman bagi penegak hukum untuk memberantas penyelundupan dan peredaran narkoba.

"Otoritas pemerintah belum dapat mengatasinya secara maksimal. Sindikat Persia, memanfaatkan dermaga rakyat untuk masuk, baik di Serang dan kami duga ada di seputaran Ujung Genteng, pantai Selatan Pulai Jawa," ucapnya.

Dia mencontohkan titik masuk narkoba di Indonesia. Faktor lain diceritakan Krisno adalah harga jual narkoba di Indonesia yang lebih tinggi dibandingkan negara lain.

Krisno menekankan, bagi sindikat, narkoba adalah bisnis, sehingga ketika suatu jaringan dihabisi akan selalu muncul kelompok lain yang mengambil alih pasar tersebut.

"Di tingkat pengedar, harga 1 kilogram sabu murni ketika masuk Rp 300-400 juta. Ketika di pasaran diecer 1 gram bisa mencapai Rp 1,6 juta,” bebernya.

Lebih jauh Krisno memaparkan secara garis besar ada dua metode digunakan jaringan internasional untuk membawa narkoba ke Indonesia. Metode pertama, dari Myanmar, melalui laut Andaman, masuk Selat Malaka, kemudian menuju Malaysia atau langsung dieksekusi di tengah laut. Sindikat ini mempunyai jalur favorit melalui pantai timur Sumatera sebelum disebar ke kota-kota besar di Indonesia melalui jalur darat.

Sementara metode kedua yang lazim digunakan sindikat timur tengah yaitu menggunakan jalur laut menggunakan boat dari Iran dilanjutkan ke Srilanka dan kemudian menuju Pantai Barat Sumatera dan berakhir di Pantai Selatan Pulau Jawa.

"Daerah kurang pengawasan jadi jalur favorit. Ini juga jaringan favorit people smuggling. Dijemput dengan kapal ikan,” jelas Krisno.

Dia menuturkan berbagai kerjasama baik bilateral hinggal multirateral telah dilakukan Direktorat Mabes Polri untuk mengggalkan aksi sindikat narkoba internasional.

Lockdown Punya Efek Terhadap Jalur Penyebaran Narkoba

Pengajar Universitas Paramadina yang turut menjadi pembicara di webinar ini, Anton Ali Abbas berpendapat penerapan kebijakan lockdown dalam masa pandemi Covid-19 memiliki efek terhadap jalur penyebaran narkoba. Italia dan negara yang menerapkan lock down dikatakannya memperlihatkan penurunan jumlah penangkapan narkotika. Tapi di sisi lain, ada penangkapan dalam jumlah besar seperti di negara Iran dan Indonesia.

Di Indonesia, sepanjang 2020 ini saja misalnya sejumlah penangkapan besar dilakukan oleh Satgasus Merah Putih yang kini dipimpin oleh Brgjen Brigjen Ferdy Sambo dengan total barang bukti disita lebih dari 1,6 ton sabu-sabu. Tren transportasi penyelundupan narkoba pun diyakinkannya mengalami pergeseran dari jalur udara menjadi memaksimalkan jalur laut.

"Era pandemi terlihat ada tren menggunakan jalur laut. Memanfaatkan lalu lintas kargo internasional, hanya 2 persen pengawasan efektif dilakukan. Ketika jalur udara ditutup maka pemanfaatan jalur laut meningkat," urainya.

Anton mengingatkan, sekalipun ada resesi ekonomi akibat pandemi tidak serta merta membuat perdagangan narkoba menurun. Justru bisnis ilegal ini dipandangnya memiliki adaptasi yang baik, termasuk pola maupun model transpotasi penyelundupan.

"Yang harus menjadi highlight, merosotnya ekonomi, melonjaknya angka pengangguran dan peluang berkurangnya penindakan karena anggaran yang terpotong membuka peluang bagi sindikat narkoba. Di sisi lain, dengan potret pengangguran tinggi, berdampak pada kriminalitas umum dan membuka peluang mereka yang putus asa akhirnya mengedarkan narkoba," ujar Anton.

Sementara itu, mantan Duta Besar Indonesia di Iran periode 2012-2016, Ambassador Dian Wirengjurit menguraikan Iran bukanlah menjadi negara produsen narkoba, namun sebagai transit karena letak geografis dan infrastruktur paling bagus dibanding negara di sekitarnya. Iran bahkan menurutnya, memiliki kebijakan hukuman paling keras terhadap bandar narkoba berupa hukuman mati di depan umum.

"Iran mempunia kebijakan anti narkoba luar biasa dan dianggap paling keras. Dengan hukuman mati di tempat umum. 10 ribu orang dalam dua dekade dihukum mati karena narkoba,” tegasnya.

Tutorial BloggingTutorial BloggingBlogger Tricks

Baca Juga