Era Industri 4.0 akan terus menghadirkan banyak perubahan yang tak bisa dibendung. Karena itu, Gerakan Restorasi Pedagang dan UMKM (GARPU) hadir karena ada urgensinya berupaya maksimal dan lebih gencar memberi pemahaman kepada semua elemen masyarakat tentang hakikat era Industri 4.0 dengan segala konsekuensi logisnya.
Langkah ini penting karena belum banyak yang berminat memahami Industri 4.0. Masyarakat Pedagang dan UMKM memang sudah melakoni beberapa perubahan itu, tetapi kepedulian pada tantangan di era digitalisasi dan otomasi sekarang ini pun terbilang minim.
Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara besar yang sedang berkembang, dengan berbagai potensi -- potensi yang dimilikinya. Sumber Daya Alam yang melimpah, dan jumlah penduduk yang banyak menjadi modal utama bangsa untuk bertransformasi menjadi negara maju.
Hal itu menjadi pertanyaan mendasar yang harus dijawab oleh setiap pemuda saat ini. Bagaimana cara Pedagang dan UMKM mampu survive dalam mengembangkan diri, menciptakan lapangan-lapangan pekerjaan, menginisiasi industri kreatif, dan berperan aktif dalam perekonomian kita, baik secara mikro atau makro.
Ketua Dewan Pakar DPP Gerakan Restorasi Pedagang dan UMKM (GARPU) Pietra Paloh menerima wartawan kami di ruang kerjanya, sehubungan dengan tantangan era digital 4.0 bagi Pedagang dan UMKM di Indonesia.Tantangan zaman kini tidak hanya pada persaingan dan ekspansi ekonomi global, namun juga pada fenomena revolusi industry 4.0. Selasa 21 Desember 2021
“Kehadiran GARPU tidak boleh hanya menjadi penonton dalam 'persaingan' global, terutama pada bidang ekonomi. Negara-negara maju mendorong pemudanya untuk menciptakan komoditas,” ujar Pietra Paloh
Pietra Paloh memberi pandangan luas, ia menjelaskan, “bonus demografi Indonesia harus mampu bertransformasi menjadi negara maju juga menyimpan ancaman, bahwa negara kita hanya akan menjadi pasar (konsumen) ekspansi dari industri pada tingkat global karena ketidakmampuan kita untuk bersaing dan berinovasi,” katanya tegas Pietra Paloh.