Baca Juga

Rabu, 01 Juli 2020

Lockdown Bikin Kematian Semakin Tinggi Karena Overdosis Heroid

BY GentaraNews IN



Sebuah temuan menarik terkait dampak dari penerapan lockdown terhadap penyalahgunaan narkoba diterbitkan baru-baru ini. Hal ini terjadi karena para pecandu kesulitan mendapatkan dukungan dan akses program pemulihan.

Dilansir DW Indonesia, peneliti Harvard menemukan bahwa lockdown, isolasi mandiri, dan social distancing membuat penggunaan dan kematian karena overdosis heroid di Amerika Serikat meningkat.

Peter Grinspoon, seorang praktisi medis yang menulis untuk Blog Kesehatan Harvard, mengatakan bahwa pengguna yang biasanya mengkonsumsi narkoba dengan seorang teman sekarang mereka melakukannya sendirian.

Jadi, seringkali tidak ada seorang pun yang memanggil ambulans jika mereka mengalami overdosis.

Di sisi lain, badan-badan internasional mulai dari Kantor Narkoba dan Kejahatan PBB (UNODC), Pusat Pemantauan Eropa untuk Narkoba dan Ketergantungan Obat (EMCDDA), serta lembaga lainnya menemukan bahwa lockdown menurunkan penggunaan narkoba.

Temuan awal EMCDDA menunjukkan bahwa penutupan kegiatan ekonomi pada malam hari memengaruhi penggunaan kokain dan MDMA atau yang umumnya dikenal sebagai ekstasi.

Penurunan penggunaan obat-obatan ini telah dikonfirmasi oleh studi air limbah di sejumlah kota di Eropa.

Meski begitu, para peneliti membutuhkan lebih banyak data dan untuk membandingkan penggunaan sebelum dan sesudah penguncian.


Kunjungan Kababinkum TNI Ke BNN RI

BY GentaraNews IN


Kepala Badan Pembinaan Hukum (Kababinkum) TNI Laksamana Muda TNI Anwar Saadi, di ruang kerjanya mengunjungi BNN RI yang diterima langsung oleh Kepala BNN RI Drs. Heru Winarko, S.H.  di ruang kerjanya. Kunjungan kali ini sebagai bentuk sinergitas dan dukungan TNI dalam upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN), Rabu (01/07).

Dalam kesempatan tersebut, Kepala BNN RI memberikan gambaran tentang kondisi penyalahgunaan dan peredaran narkoba saat ini. Menurut Kepala BNN, di masa pandemi covid 19, kasus narkoba tetap marak terjadi. Beberapa kasus besar bahkan diungkap beberapa waktu lalu, baik oleh BNN dan juga Polri.

Hal ini tentu mengkhawatirkan, sehingga upaya demand dan supply reduction harus benar-benar dijalankan secara maksimal. Dalam prakteknya, BNN tidak dapat bekerja sendirian dalam menangani persoalan narkoba yang semakin kompleks. Dukungan dari instansi lainnya sangat penting dan membantu dalam kelancaran penanganan di lapangan. Karena itulah, kepada Kababinkum TNI, Kepala BNN berharap agar sinergitas BNN dengan TNI terus kuat dan erat sehingga upaya penanggulangan narkoba bisa makin hebat.

Dalam perspektif BNN, peran Badan Pembinaan Hukum (Babinkum) TNI sangat strategis. Sesuai Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/24/VIII/2005 tanggal 10 Agustus 2005 tentang Pokok-Pokok Organisasi dan Prosedur Badan Pembinaan Hukum Tentara Nasional Indonesia (Babinkum TNI), bahwa salah satu fungsi utama yang diemban lembaga ini adalah untuk penyelenggaraan penyuluhan hukum dan HAM di lingkungan TNI. Dalam konteks inilah, peran Babinkum dapat disinergikan dengan memasukan konten hukum terkait narkotika dan dampak buruknya pada kegiatan penyuluhan. Dalam hal ini, Binkum TNI sudah melakukan banyak hal dalam mendukung upaya preventif. Bahkan dua tahun lalu, saat peringatan HUT Babinkum, lembaga ini telah menggelar penyuluhan kepada ribuan pelajar tentang bahaya narkoba dan perundungan.

Sebelum mengakhiri kunjungan kerjanya di kantor BNN, Kepala Babinkum TNI berkesempatan meninjau Radio Cegah Narkoba Streaming, museum mini dan Toko Stop Narkoba. Dalam kesempatan ini, Kababinkum ini mengaku kagum dengan upaya BNN dalam aspek pemberdayaan masyarakat. Ia memberikan apresiasi atas langkah BNN yang telah memasarkan produk masyarakat rawan narkoba ke seluruh Indonesia bahkan mancanegara melalui toko online tersebut.





Anak Sekda Karawang dan Pengedar Narkoba Diamankan Polisi

BY GentaraNews IN





Satuan Narkoba Polres Karawang berhasil mengamankan seorang bandar narkoba berinisial P dan pelanggannya berinisial ANT (23).

Menurut Direktur Reserse Narkoba Polda Jawa Barat, Kombes Pol. Rudy Ahmad Sudrajat, anggotanya dari Res. Narkoba Polres Karawang telah menangkap P di sebuah rumah di Perumahan Galuh Mas, Karawang, Jawa Barat.

“Saudara P yang kami duga sebagai pengedar narkoba jenis sabu diamankan pukul 05.00 WIB,” kata Kombes Pol Rudy, Selasa (30/6/2020).

Dari hasil penangkapan terhadap P, polisi berhasil mengamankan setidaknya 5 butir pil ekstasi.

“Saat dilakukan penggeledahan di kamarnya, kami temukan 5 butir inex,” jelasnya.

Kemudian dari hasil penangkapan pengedar narkoba berinisial P, Polisi melakukan pengembangan kasus. Dan benar, dari hasil pengembangannya, ditemukan nama berinisial ANT yang ternyata diketahui adalah anak dari Sekda Pemkab Karawang, Acep Jamhuri.

“Benar,  tersangka ANT putra dari pak Sekda,” terangnya.

Kemudian, masih dalam upaya pengembangan, Satuan Narkoba Polres Karawang pun juga melakukan penggeledahan di rumah ANT di kawasan Teluk Jambe pada pukul 08.00 WIB. Dan dari penggeledahan yang disaksikan langsung oleh sang ibu, Polisi menemukan beberapa barang bukti bekas penggunaan obat-obatan terlarang itu.

“Ditemukan dua buah alat hisap sabu berbentuk sedotan dan pipet, korek api gas dan bungkus plastik sisa sabu di dalam kantung berwarna biru,” jelasnya polisi berpangkat melati tiga itu.

Hingga sampai saat ini, baik P dan ANT masih diamankan di Mapolres Kabupaten Karawang untuk proses hukum lebih lanjut. 

Selasa, 30 Juni 2020

Narkoba Milik ISIS Senilai Rp16,1 Triliun Disita Pemerintah Italia

BY GentaraNews IN



Polisi Italia sita narkoba buatan ISIS. Foto: AFP.


Polisi Italia mengatakan telah menyita 14 ton amfetamin yang dibuat kelompok teror Islamic State (ISIS). Mereka mengklaim itu adalah penyitaan terbesar obat-obatan terlarang di dunia.

Obat tersebut berbentuk tablet Captagon yang banyaknya sekitar 84 juta butir. Obat tersembunyi dalam wadah barang-barang industri dan bernilai Rp16,1 triliun.

"Nantinya, obat-obatan itu akan dijual di pasar Eropa untuk membiayai aksi terorisme mereka," kata Kepolisian Napoli dalam sebuah pernyataan, dilansir dari AFP, Rabu 1 Juli 2020.

"Kita tahu bahwa ISIS membiayai kegiatan terorisnya terutama dengan berdagang narkoba yang dilakukan di Suriah. Dan dalam beberapa tahun terakhir, mereka menjadi produsen amfetamin terbesar di dunia," imbuh mereka.

Polisi mengatakan tiga kontainer yang dicurigai tiba di pelabuhan Salerno. Kontainer berisi gulungan kertas silinder besar untuk keperluan industri serta mesin industri.

"Ini penyitaan amfetamin terbesar di dunia," terangnya.

Captagon awalnya merupakan obat yang digunakan untuk medis tetapi versi ilegal. Saat ini dijuluki 'obat militan' setelah diperdagangkan ISIS secara luas.

US Drug Enforcement Administration (DEA) mengatakan ISIS memanfaatkannya secara luas ke semua wilayah di mana mereka berpengaruh untuk mengendalikan perdagangan narkoba.

"Setelah pabrik didirikan, ISIS dengan mudah memproduksi dalam jumlah besar dan dikirim ke pasar dunia untuk obat-obatan sintetis," tutur kepolisian.

Jumlah obat yang disita ini, kata polisi, cukup untuk memenuhi seluruh pasar Eropa.

Editor : Fajar Nugraha

Sumber
https://www.medcom.id/internasional/eropa-amerika/GNG454vb-italia-sita-narkoba-milik-isis-senilai-rp16-1-triliun.

Dibekuk Usai Pulang Kampung ke Sukabumi

BY GentaraNews IN


Jajaran Polres Sukabumi Kota berhasil menangkap seorang pengedar sabu-sabu paling dicari yang sempat menghilang setelah penggerebegan tempat penyimpanan sabu-sabu jaringan internasional seberat 432,38 kilogram di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Polisi sempat kehilangan jejak tersangka, karena HS melarikan diri ke beberapa daerah salah satunya Bandung dan Karawang. Informasi yang dihimpun, penangkapan ini berawal polisi yang terus mengintai keberadaan tersangka.

Namun tidak lama dari pelariannya, HS kembali lagi ke wilayah Sukabumi. Setelah mendapatkan informasi tersebut, petugas kembali melakukan pengintaian dan memancingnya untuk keluar dari persembunyiannya untuk melakukan transaksi narkoba.

"Tersangka berinisial HS setelah pengungkapan kasus jaringan internasional tersebut sempat menghilang diduga berpindah-pindah tempat untuk menghilangkan jejaknya," kata Kapolres Sukabumi Kota AKBP Sumarni di Sukabumi, Selasa (30/6).

Dari tangan tersangka Satuan Narkoba Polres Sukabumi Kota berhasil menyita barang bukti sabu-sabu seberat 245,7 gram. Pengungkapan ini terbesar sepanjang 2020 yang sebelumnya juga pihaknya pernah mengungkap kasus serupa sebanyak sekitar 200 gram sabu-sabu.

Tersangka pun akhirnya berhasil ditangkap di wilayah Kecamatan Cibeureum Sukabumi, Kota Sukabumi pada Selasa (30/6) siang. Dari tangan HS polisi awalnya hanya menemukan sabu-sabu kemasan kecil yang disimpan di balik bajunya.

Tidak sampai itu, saja setelah dikembangkan dan melakukan penggeledahan di rumah tersangka di Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi polisi kembali menemukan barang bukti sabu-sabu, sehingga totalnya mencapai 245,7 gram.

"Kami masih mengembangkan kasus ini untuk mengungkap jaringannya dan bandar yang menjadi pemasok sabu-sabu kepada tersangka. Seperti diketahui, dalam pemasaran narkoba biasanya berantai," tambahnya.

Sumarni mengatakan akibat ulahnya yang telah merusak generasi penerus bangsa tersangka dijerat dengan Pasal 114 ayat (2), Pasal 112 ayat (2) ,UURI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman penjara seumur hidup hingga hukuman mati.



Tutorial BloggingTutorial BloggingBlogger Tricks

Baca Juga