Baca Juga

Daerah (477) Nasional (231) Berita (114) Internasional (34) education (26) news (25) Berita Gema Nusantara (24) Duit (15) Nasiona (15) Tentang Narkoba (6) video (4) Gema (3) Peraturan (2) Profile (2) Teknologi (2) kesehatan (2) Financial (1) herbal (1)

Rabu, 19 Agustus 2020

Jawa Barat Ada 60 Sekolah Rawan Narkoba

BY GentaraNews IN



Dalam rangka kolaborasi membangun kampus bersinar (bersih narkoba), Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jawa Barat menggelar penandatanganan kerjasama dengan 157 perguruan tinggi di Jawa Barat.

Penandatanganan kerjasama (MoU) secara simbolis dilaksanakan di ballroom hotel Sun In lantai 3 obyek wisata pantai Pangandaran oleh Kepala BNN Provinsi Jawa Barat Brigjen Pol. Drs Sufyan Syarif MM dengan Rektor Universitas Galuh Ciamis Drs H. Yat Rospia Brata Drs.MSi disaksikan oleh 14 Kepala BNNK dan Bupati Pangandaran H. Jeje Wiradinata yang diwakili Staf Ahli Irwansyah S.Sos.

Kepala BNNP Jawa Barat Brigjen Pol. Sufyan Syarif mengatakan, seperti yang disampaikan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil Jabar Bersinar (Jabar bersih dari narkoba) yang di breakdown di 4 lingkungan yakni pendidikan, swasta, masyarakat dan lingkungan pemerintah.

"Nah hari ini kita berbicara dilingkungan pendidikan mulai dari perguruan tinggi dan sekolah
sementara untuk dilingkungan sekolah, pihaknya sudah berprogram dengan Dinas Pendidikan yaitu sekolah bersinar." ujar Sufyan Syarif.

"Untuk regulasinya kita sudah menjaring ke sekolah-sekolah yang rawan dengan narkoba," jelas Sufyan Syarif.

"Ada sekitar 60 sekolah di Jawa Barat yang memiliki rawan narkoba, dan di situ dipetakan ada sekian pengguna narkoba di setiap sekolah "ungkap kepala BNNP Jawa Barat.

"Dan kita siap rehab, dan kita meregulasi, melatih supaya sekolah itu mempunyai daya tahan dan daya tangkal baik terhadap guru maupun orangtuanya itu ada wadahnya," 
ungkap kepala BNNP Jawa Barat menambahkan.

Kalau di kampus atau perguruan tinggi menurut dia, dalam Artipena, jadi pihaknya berprogram supaya kampus itu bisa mandiri, memiliki daya tahan dan dikelola oleh mahasiswa dan dosen nya.

"Baik apa kebutuhannya termasuk membetuk satuan tugas sesuai kearifan lokal untuk mengawasi peredaran dan penggunaan narkoba atau pengguna dan akan berkolaborasi dengan petugas," kata Sufyan.

Menurut Sufyan, kerawanan itu terjadi pada usia produktif, dalam kurun waktu satu tahun dan saat masa Pandemi Covid-19, untuk jenis sabu saja mencapai 1 ton lebih dari Aceh yang masuk ke wilayah Jawa Barat, belum lagi untuk jenis ganja dan ekstasi.

"Coba bayangkan dan itu dikonsumsi oleh usia produktif mulai dari usia 16 tahun sampai 40 dan 50 tahun, nah disitu yang paling banyak mengkonsumsi usia produktif yang sudah bekerja, mahasiswa dan SMA, itu sudah mencakup 30 persen. Siapa yang harus menjaga yang dilingkungan kampus dan sekolah," kata Sufyan.

"BNNP Jawa Barat mengantisipasi dengan masuk ke sektor-sektor tersebut dengan melibatkan seluruh stakeholder dan program yang real tentang pencegahan, penyalahgunaan dan peredarannya, karena BNN mendapatkan dana hibah dari Pemprov untuk program bersih narkoba termasuk desa bersinar. Ada 55 desa yang rawan narkoba di Jawa Barat, dan kita lebih selektif dan menggigit untuk menyelesaikan permasalahan di desa, begitu juga dengan program kampus bersinar dan sekolah bersinar, sampai kita bisa memetakan berapa banyak pengguna dan siap disembuhkan serta melatih guru-guru nya, " kata Sufyan Syarif.

"Usia produktif sekolah yang menggunakan jarum suntik, bahkan BNN P sudah siap menyembuhkan yang bekerjasama dengan lembaga AIDs. Narkoba jarum suntik itu bahaya sekali," ujar Sufyan Syarif.

Pada kesempatan yang sama Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menyampaikan melalui viconnya, bahwa Gubernur Jaww Barat Ridwan Kamil bersama dirinya sebagai Wakil Gubernur mendukung kegiatan yang dilakukan BNN dalam rangka Jabar Bersih Narkoba. (LEP)





















Tutorial BloggingTutorial BloggingBlogger Tricks

Baca Juga