Baca Juga

Daerah (480) Nasional (231) Berita (115) Internasional (34) education (26) news (26) Berita Gema Nusantara (24) Nasiona (16) Duit (15) Tentang Narkoba (6) Gema (4) video (4) Teknologi (3) Peraturan (2) Pilkada 2024 (2) Profile (2) kesehatan (2) Financial (1) herbal (1) opini (1)

Rabu, 23 Juni 2021

Polda Sumsel Perang Terhadap Narkoba

BY GentaraNews IN

Kapolda Sumsel, Irjen Pol Prof Dr Eko Indra Heri S MM dan unsur terkait saat launching Forum Komunitas Virtual Mang Pedeka Bersinar, Aplikasi Smile, dan Buku Saku Milenial Berjudul What Is Narcotics.



Palembang – Menjelang Hari Anti Narkotika Internasional dan menyambut HUT Bhayangkara ke-75, Polda Sumsel me-launching Forum Komunitas Virtual Mang Pedeka Bersinar, Aplikasi Smile dan Buku Saku Milenial Berjudul What Is Narcotics dan Ngobrol Santai bersama Kapolda Sumsel. Digelar di Ruang Catur Cakti Promoter Mapolda Sumsel Rabu (23/6).

Hadir dalam kegiatan Ngobrol Santai bersama Kapolda Sumsel, Karo Ops Polda Sumsel, Karo SDM Polda Sumsel, Dirreskrimum Polda Sumsel, Dirresnarkoba Polda Sumsel, Dansatbrimob Polda Sumsel dan Kabidhumas Polda Sumsel.

Juga dihadiri, Plh Sekda Sumsel Ketua Komisi I DPRD Prov. Sumsel, Ka BNNP Sumsel, Kakanwil Bea dan Cukai Sumbagtim, Asisten Adminitrasi dan Umum Prov. Sumsel, Direktur Lemkapi, Duta Anti Narkoba, Kabid SDK Dinkes Sumsel, Kasie RSKPN/RSTS dan KPO, Pemberdayaan Pemuda, Kabid E-Gov, Kadisdik Prov. Sumsehl, Ketua KBPP, Ketua RAN, Ketua Pemuda Pancasila Kota Palembang, Ketua Pemuda Panca Marga dan Beberapa Ormas Anti Narkoba.

Kapolda Sumsel Irjen Pol Prof Dr Eko Indra Heri S, MM dalam sambutannya menyatakan perang terhadap narkoba. “Kita menyatakan perang terhadap Narkoba. Ini merupakan Jihad,” tegas Kapolda Sumsel.

"Kita apresiasi luar biasa kolaborasi aparat dan masyarakat untuk saling membantu dalam menanggulangi narkoba," ujarnya.

Sebab itu, Kapolda mengajak masyarakat untuk tidak perlu takut melaporkan adanya kegiatan peredaran narkotika di sekitar lingkungannya.

"Laporkan, tidak perlu takut karena kita akan melindungi mereka. Cukup menghubungi aplikasi atau WA langsung akan kami lakukan tindakan," ujarnya.

"Tindakan tegas akan segera dilakukan, masih ada di tempat lain, tentu tidak bisa katakan disini," ujarnya.

Pada kesempatan ini, Irjen Pol Prof Dr Eko Indra Heri S, MM selaku Kapolda Sumsel memberikan apresiasi kepada Ditres Narkoba Polda Sumsel yang dimpimpin Kombes Pol Heri Istu Hariono, SSI beserta jajarannya atas terselenggaranya kegiatan ini sebagai bentuk ikhtiar kita dalam mencegah dan melindungi masyarakat Provinsi Sumsel dari setiap ancaman narkotika.

“Yang kita ketahui begitu merusak sendi-sendi kehidupan masyarakat mulai dari dampak fisik, psikologis, spiritual sampai dampak sosiologis serta keamanan dan ketertiban masyarakat, penyalahgunaan narkoba (narkotika, psikotropika dan bahan adiktif) yang mewabah di massa awal millenium. Ketiga ini merupakan problematika sosial yang sangat memperihatinkan bagaikan senjata pemusnah massal yang meledak di tengah-tengah kehidupan masyarakat,” jelas Kapolda.

Kegiatan ini dalam rangka menekan dan meminimalisir penyalahgunaan narkoba di Provinsi Sumsel, perlu upaya memberdayakan seluruh komponen masyarakat untuk berperan serta dalam penanganan narkoba.

Menyikapi hal tersebut Ditres Narkoba Polda Sumsel Kombes Pol Heri Istu Hariono, SSI menginisiasi membentuk forum komunitas virtual mang PDK bersinar dan aplikasi sahabat milenial (smile) anti narkoba, dengan harapan upaya kita ini dapat mewujudkan peningkatan partisipasi stakeholder dan masyarakat dalam Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan Dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN).

“Polda Sumsel khususnya Ditres Narkoba Polda Sumsel selalu berupaya meningkatkan kerjasama dengan seluruh instansi dan stakeholder terkait berkomitmen dan bersinergi melakukan upaya untuk menjadikan daerah sumsel bersih narkoba,” tukas Kombes Pol Heri Istu Hariono, SSI

Kapolda menambahkan, launching yang akan dilaksanakan pada hari ini merupakan rangkaian kegiatan menyambut hari Bhayangkara ke-75 dan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI). (LEP)


Kapolda Sumsel Irjen Pol Prof Dr Eko Indra Heri S MM dan Ditresnarkoba Polda Sumsel Kombes Pol Heri Istu Hariono SSi mengangkat penghargaan, presisi Award Polda Sumsel pada acara memperingati Hari Anti Narkotika Internasional (HANI), dan meresmikan Forum Komunitas Virtual Mang Pedeka Bersinar, Apliksi Smile dan Buku Saku Milenial yang berjudul What is Narcotics,











Sabtu, 19 Juni 2021

Sebanyak 19 Napi Bandar Narkoba Lapas Cipinang Dipindahkan ke Nusakambangan

BY GentaraNews IN


Jakarta - Direktorat Jenderal Pemasyarakatan memindahkan 19 narapidana bandar narkoba dari Lapas Kelas I Cipinang ke Lapas super maximum security Karanganyar, Nusakambangan. Pemindahan tersebut dilakukan sebagai upaya mencegah peredaran narkoba di lapas.

Dalam keterangan tertulisnya, Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham DKI Jakarta Drs. Ibnu Chuldun, Bc.I.P., S.H., M.​Si., “Mereka dipindahkan ke Nusakambangan pada Jumat (18/6). Proses pemindahan narapidana bandar narkoba ini dilakukan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) bekerja sama dengan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kanwil Kemenkumham) DKI Jakarta, Satuan Operasional Kepatuhan Internal (Satops Patnal) Lapas Kelas I Cipinang, dan Brimob Polda Metro Jaya,” katanya. Sabtu (19/6/2021).

“ada 19 napi yang dipindahkan, mereka mengikuti swab rapid test antigen untuk mencegah penyebaran COVID-19,” tambah Ibnu Chuldun

"Setelah dipastikan sehat, barulah mereka dipindahkan menggunakan bus dengan pengawalan yang ketat dari pihak Ditjenpas, Kanwil DKI, pegawai Lapas Cipinang, hingga Brimob Polda Metro Jaya," jelas Ibnu Chuldun.

Adapun 19 narapidana yang dipindahkan adalah AS, AL, AN, BY, BS, FZ, HG, IH, JF, MK, MI, MZ, OA, RD, SG, TH, VIG, YM, dan YP. Para napi tersebut dipindahkan dengan pengawalan yang ketat.

Terkait pemindahan narapidana ke Nusakambangan ini, Ibnu telah berkoordinasi dengan Kepala Kanwil Kemenkumham Jawa Tengah dan Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Jawa Tengah. Dia berharap pemindahan narapidana narkoba dapat mencegah peredaran narkoba di lapas.

"Kita berharap pemindahan narapidana bandar narkoba ini ke Lapas Super Maximum Security Karanganyar ini dapat efektif dalam memutus mata rantai dan mencegah peredaran gelap narkotika di lapas/rutan, khususnya di wilayah DKI Jakarta," imbuhnya.

“Kemenkumham terus berkomitmen memutus mata rantai dan mencegah peredaran gelap narkotika di lapas maupun rutan,” tegas Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham DKI Jakarta. (LEP)





Sabu 60 Kg Jaringan Internasional Digagalkan Polres Labuhanbatu

BY GentaraNews IN

 


Labuhanbatu - Polres Labuhanbatu menggagalkan peredaran narkotika jenis sabu dan 2.000 butir pil ektasi  dari sindikat jaringan internasional di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Barang bukti narkoba ini dibungkus dalam kemasan plastik berwarna hijau. Narkotika ini rencananya dibawa menuju Provinsi Riau dengan mengendarai minibus Suzuki APV BK 1912 VS. Polisi mengamankan pria berinisial NA alias I (29), seorang nelayan yang berdomisili di Kelurahan Sungai Tualang Raso, Kecamatan Datuk Bandar, Kota Tanjung Balai.

Adapun Barang Bukti Yg di amankan polisi yaitu sabu sebanyak 60 bungkus besar atau seberat 60 kg, 2 (dua) buah kotak berisi 2.000 (dua ribu) butir kapsul / pil ekstasi, 1(satu) unit minibus Suzuki APV warna silver ton nomor pol BK 1912 VS, Uang tunai sebanyak Rp 92.000.000,- (sembilan puluh dua juta rupiah), Uang tunai sebanyak Rp 221.200.000,- (dua ratus dua puluh satu juta dua ratus ribu rupiah) dan 1 (satu) unit sepeda motor merk Honda Scoopy warna merah hitam tanpa nomor polisi. 

Dalam jump pers di Mapolres Labuhanbatu yang dipimpin oleh Kapolda Sumatera Utara Irjen. Pol. Drs. R. Z. Panca Putra Simanjuntak, M.Si. Turut hadir bersama Kapolda Sumut yaitu Pangdam I/BB, Mayjen TNI Hasanuddin, S.I.P., M.M, Kabinda Sumut, Brigjen TNI Asep Jauhari dan PJU Polda Sumut mengatakan, "Dari hasil penggeledahan mobil pelaku NA alias I ditemukan barang bukti berupa satu tas ransel warna hijau berisikan 11 bungkus sabu dilakban kuning dan satu tas koper warna hitam berisikan 25 bungkus sabu dilakban kuning," ujar Kapolda Sumut, Sabtu (19/6/2021). 

Kapolda Sumut dalam sambutannya mengatakan Provinsi Sumatera Utara sudah menjadi salah satu daerah dengan pengguna narkotika terbesar di Indonesia. Maka dari itu Mari kita bersama-sama menjaga daerah Sumatera Utara dari ancaman penggunaan serta pengedaran narkotika.

“Saya berharap tidak ada lagi masyarakat yg terlibat dalam penggunaan dan pengedaran barang harap tersebut karena Kami akan tindak tegas pelaku, pengedar dan pengguna narkotika di wilayah Sumatera Utara” ucap Panca Putra.

Selanjutnya Kapolda Sumut menegaskan Polda Sumatera Utara menyatakan perang terhadap Narkotika di wilayah Sumatera Utara dan Memohon dukungan dari seluruh masyarakat untuk menjaga wilayah Sumatera Utara dari pengguna dan pengedar Narkotika.

Polisi memberhentikan mobil minibus Suzuki APV warna silverstone BK 1912 VS distop personel Unit Reskrim Polsek Torgamba, saat melintas di Jalan Lintas Sumatra tepatnya di depan Pos Polisi Beruhur Polres Labuhanbatu, pada Senin (14/6/2021) sekitar pukul 09.30 WIB.

“Polisi juga menemukan satu tas koper warna coklat berisikan 24 bungkus sabu dilakban kuning dengan total keseluruhan sebanyak 60 bungkus besar atau seberat 60 kilogram,” ungkap Jendral Bintang dua lulusan Akpol 1990.

“Tim mengamankan dua kotak berisi pil ekstasi sebanyak 2.000 butir yang dikemas dalam kapsul salut,” lanjut Panca Putra.

Pengungkapan kasus  narkotika ini selanjutnya dikembangkan Satres Narkoba Polres Labuhanbatu.Tersangka NI alias I mengakui kalau dia disuruh mengantarkan oleh I alias B alias T, warga Kelurahan Sei Raja, Kecamatan Sei Tualang Raso, Kota Tanjung Balai.

Selanjutnya Satres Narkoba Polres Labuhanbatu pada Senin (14/6/2021) sekira pukul 20.30 Wib tiba di Tanjung Balai dan berkoordinasi dengan Kasat Narkoba Polres Tanjung Balai AKP Zulfikar.

“Tim didampingi Kepala lingkungan setempat melakukan penggeledahan di rumah I alias B alias T yang disaksikan istrinya berinisial N. Tim berhasil mengamankan 3 buah kaca pyrex, 1 plastik klip berisi kristal diduga narkotika sabu, 3 buah buku rekening BRI atas nama N, H, P, dan 2 buah ATM,” ucapnya.

Pada Selasa (15/6/2021) sekira pukul 01.00 Wib dini hari, polisi kembali menggerebek sebuah rumah kontrakan di Kelurahan Tanjung Balai Kota. Namun penyewa kontrakan berinisial BL tidak berada di rumah dan tidak ditemukan narkoba.

Pagi harinya sekitar pukul 09.30 Wib, polisi kembali berkoordinasi dengan pimpinan BRI untuk memblokir nomor rekening 538401010486534 atas nama N dengan Saldo Rp.92.063.313.  

“Dari rekening 538401025110534 atas nama P, saldo tanggal 14 Juni 2021 sebesar Rp.264.688.438 telah diambil dan disetorkan melalui BRI Link dan rekening 538401024588530 Atas nama H dengan saldo tanggal 15 Juni sebesar Rp221 juta lebih dan selanjutnya kedua pemilik rekening telah diamankan dan dibawa ke BRI,” kata Panca.

Dikatakan Panca, terhadap N polisi telah mengarahkan untuk mengambil uang di rekeningnya sebesar Rp 92.000.000 dan H menarik uang sebesar Rp. 221.200.000 dengan total uang tunai yang disita sebesar Rp.313.200.000.

“Dari N disita juga 1 unit sepeda motor merk Honda Scoopy warna merah hitam tanpa pelat,” ucapnya.

Dari pengembangan terhadap N selaku isteri I alias B alias T (DPO) diduga telah melakukan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).

“Modusnya, pelaku memasukkan narkotika jenis sabu dan kapsul/pil ekstasi ke dalam buah koper warna hitam dan coklat serta 1 buah ransel warna hijau. Kemudian narkoba dimaksud diangkut dengan minibus Suzuki APV warna silverstone BK 1912 VS menuju Riau,” ujar Panca.

Tersangka NA alias I mengakui sudah 3 kali terlibat dalam peredaran narkoba jenis Sabu, yakni sebelum Lebaran Tahun 2021 dan berhasil meloloskan sabu seberat 10 kg ke Medan dan setelah Lebaran 2021 mengkoordinir pengantaran sabu dua kali sebanyak 50 kg dan 58 kg tujuan Dumai dan semuanya atas perintah dari pelaku I alias B alias T (DPO).

Tersangka berinisal NA (29 th) di jerat UU RI No 35 tahun 2009 tentang Narkotika (Pasal 114 Ayat (2) Subs Pasal 112 Ayat (2) UU RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika) dan tersangka N (42 th) di jerat (Pasal 5 Ayat (1) Jo Pasal 2 Ayat (1) huruf c dari UU RI No. 8 tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang). Dengan ancaman hukuman pidana mati, pidana penjara seumur hidup atau paling singkat penjara 6 tahun dan paling lama 20 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 1 miliar dan paling banyak Rp. 10 miliar. (LEP)

Jumat, 18 Juni 2021

Beli Narkoba dari Negaranya, Libatkan Istri Untuk Mengambilnya

BY GentaraNews IN


Kupang - Penyidik Direktorat Narkoba Polda Nusa Tenggara Timur (NTT), terus memeriksa seorang warga negara asing (WNA) asal Melbourne, Australia berinisial RTA alias Trent (59), terkait penggunaan narkotika. Trent diamankan polisi di kediamannya di RT 09/RW 05, Desa Raemadia, Kecamatan sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua, NTT pada Rabu (16/6/2021).

"Saat kita periksa, dia (Trent) mengakui kalau obat jenis suboxone film 8/2 warna biru dan suboxone film 2/0.5 warna hijau tersebut adalah miliknya. Jenis obat ini dilarang masuk ke Indonesia,” ungkap Direktur Narkoba Polda NTT, Kombes Pol A.F. Indra Napitupulu, SIK. Sabtu (19/6/2021).

Sebelumnya, polisi mengamankan narkotika jenis suboxone film 8/2 warna biru dan suboxone film 2/0.5 warna hijau yang berada dalam paket pengiriman dari Australia.

Narkotika ini masuk dalam kategori buprenophine/buprenorfina yang termasuk narkotika golongan 3 berdasarkan Permenkes nomor 4 tahun 2021.

“Tersangka, sudah menggunakan obat tersebut sejak lama untuk mengatasi masalah kesehatannya. Namun cara mendapatkannya tidak sesuai prosedur dan melanggar hukum,” jelas Indra Napitupulu

“Obat itu sudah lama beredar namun mendapatkannya dengan cara yang tidak benar di negara orang lain yang seharusnya pakai resep dokter dan mengikuti aturan yg berlaku di negara Indonesia,” jelas Indra Napitupulu.

Terkait dengan penetapan Trent sebagai tersangka, penyidik Direktorat Reserse narkoba Polda NTT berkoordinasi dengan kedubes Australia di Indonesia. Kedubes Australia di Indonesia juga menunggu proses hukum di pihak kepolisian.

Kepada penyidik, Trent mengaku menggunakan narkotika untuk mengatasi nyeri di badan, rasa cemas serta ketakutan.

"Dia ini sudah cukup lama tinggal di Kabupaten Sabu Raijua dan diduga sudah lama mengonsumsi obat ini," ujar Direktur Narkoba Polda NTT

Trent  ditahan di sel Polda NTT sambil menunggu proses hukum lebih lanjut.

Trent dijerat dengan Pasal 122 Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika.

Dari dokumen yang diperoleh, tercatat Trent beralamat di Victoria-Australia. Trent mengantongi paspor yang masa berlakunya hingga 12 November 2022. Trent memiliki izin visa wisata yang masa berlakunya akan habis pada tanggal 7 Juli 2021 mendatang.

Di Kabupaten Sabu Raijua, Trent tinggal dengan rekan perempuannya. Walau belum menikah sah, keduanya sudah memiliki anak.

Trent ditangkap karena memesan narkotika jenis suboxone film 8/2 warna biru dan suboxone film 2/0.5 warna hijau melalui Kantor Pos dan Giro. 

"Obat yang dia pesan ini, mengandung narkotika golongan 3," ungkap Direktur Narkoba Polda NTT.

Jajaran kepolisian Direktorat Reserse Narkoba Polda NTT dan kantor Bea Cukai Kupang mengungkap peredaran dan penggunaan narkotika jenia baru di wilayah NTT.

Pengungkapan ini dilakukan aparat kepolisian dan kantor Bea dan Cukai Kupang.

Ihwal pengungkapan kasus ini bermula saat polisi dan kantor Bea dan Cukai mendapat informasi soal adanya pengiriman barang (narkotika) melalui pos internasional yang dikirim ke Indonesia dengan tujuan ke Kabupaten Sabu Raijua.

Tim kepolisian dan bea cukai kemudian ke Sabu Raijua melakukan pengecekan. Paket kiriman dialamatkan kepada seorang warga di Kabupaten Sabu Raijua.


Istri pelaku mengambil barang ke kantor pos

Ketika narkotika itu sampai di Sabu Raijua, istri Trent lalu mendatangi kantor pos untuk mengambilnya. Polisi yang sudah berada di lokasi, kemudian mengamankan istri Trent dan barang bukti narkotika itu.

Narkotika itu disimpan dalam tiga dus warna biru dan tiga dus warna hijau. Masing-masing dus berisi 171 saset obat. (LEP)

Ganja Kering Jaringal Lapas Kerobokan, Bali Di Ungkap BNNP Bali

BY GentaraNews IN



Lapas masih rawan dari jaringan peredaran Narkotika, demikian halnya juga dengan Lapas Kelas II-A Kerobokan, Badung, Bali yang Kembali diungkap. Operasi gabungan yang terdiri BNNP Bali bersama Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Bali serta Lapas Kerobokan berhasil mengungkap kasus 3 paket ganja seberat 5.791,99 gram dan jumlah tersangka 3 orang, dua di antaranya adalah narapidana Lapas Kerobokan.

Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bali berhasil membongkar jaringan peredaran narkotika dari dalam Lapas Kelas II-A Kerobokan, Badung, Bali, yang juga terafiliasi dengan kasus 50 kilo gram ganja.

"Total (barang bukti) keseluruhan dari kasus ini ada 6 kilogram ditambah 44 kilogram menjadi kurang-lebih 44 kilogram ganja," kata Kepala BNNP Bali Brigjen. Pol. Drs. Gde Sugianyar Dwi Putra, S.H., M.Si. dalam konferensi pers di kantornya, Jumat (18/6/2021).

Tiga orang tersangka yang ditahan BNNP Bali yakni, Yuda (24) berperan sebagai penerima paket ganja, kemudian Bagong (35) berperan sebagai pemilik paket/pengendali, serta Hombing yang merupakan orang kepercayaan Bagong.

Berdasarkan laporan masyarakat dan hasil analisis dari Seksi Intelijen Bidang Pemberantasan BNNP Bali, pada 10 Juni 2021, didapatkan informasi pengiriman ganja masuk ke Bali melalui jasa ekspedisi. Tim kemudian menangkap seorang laki-laki bernama Yuda.

Yuda berhasil diamankan di depan PT Indofood, tepatnya di Jalan Mahendradatta Nomor 100x, Kelurahan Padangsambian, Kecamatan Denpasar Barat. Saat ditangkap, petugas berhasil mengamankan barang bukti tiga buah paket ganja dengan berat 5.791,99 gram atau kurang-lebih 6 kilogram.

Setelah dilakukan penangkapan terhadap Yuda, didapatkan pengakuan bahwa ia diminta mengirim ganja oleh narapidana di Lapas Kelas II-A Kerobokan. Dari hasil pengakuan itu, tim gabungan menggeledah narapidana bernama Bagong di hari yang sama pada pukul 12.30 Wita.

"Pada saat diinterogasi Bagong mengakui bahwa benar dirinya yang menyuruh Yuda untuk mengambil paket berisi ganja dan mengakui bahwa pemasok ganja tersebut adalah Gawok (tersangka kasus 44 kg ganja), Bagong sebagai downline-nya atau mengendalikan barangnya Gawok di Bali," paparnya.

Selain Bagong, di dalam Lapas digeladah narapidana berinisial Ombing. Ombing diamankan beserta HP-nya karena yang bersangkutan mengetahui pengiriman ganja tersebut.

"Ternyata dari hasil pengembangannya melibatkan ada oknum warga binaan di Lapas Kerobokan. Sehingga langsung bapak Kadivpas dengan Kalapas langsung melakukan penangkapan terhadap dua orang," jelas Sugianyar.

Pada saat diinterogasi, narapidana tersebut membenarkan bahwa dirinya menyuruh Yuda untuk mengambil paket berisi ganja. Ganja tersebut dipasok seorang pemasok atau bandar bernama Gawok.

Dari hasil penangkapan Bagong di Lapas Kerobokan, tim gabungan mengembangkan kasus tersebut untuk menangkap pemasok bernama Gawok. Tim berhasil menemukan alamat bandar tersebut di wilayah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Gawok akhirnya ditangkap pada Sabtu (12/6/2021) sekitar pukul 01.00 WIB di rumah mertuanya di Dusun Krajan RT/RW 002/003 Kelurahan/Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi.

"Dari keterangan Gawok mengetahui bahwa dia sebagai sumber barang ganja yang telah beberapa kali diungkap BNNP Bali," jelas Sugianyar.

Saat diinterogasi, Gawok juga mengakui bahwa masih terdapat paket ganja miliknya yang dikirim ke Bali kurang-lebih 44 kilogram menggunakan truk jasa ekspedisi. Dari pengakuan itu, BNNP Bali dibantu Direktorat Penindakan dan Pengejaran BNN RI melakukan pemantauan perjalanan truk ekspedisi yang dimaksud Gawok.

Dari hasil pemantauan itu, petugas gabungan berhasil melakukan penggeledahan dan pemeriksaan terhadap truk ekspedisi tersebut di Terminal Tipe-A Mengwi di Kabupaten Badung pada 14 Juni 2021 pukul 03.00 Wita.

"Kegiatan penggeladahan disaksikan oleh tersangka Gawok, supir truk dan orang saksi masyarakat. Akhirnya tim gabungan BNNP Bali dan Dakjar BNN RI berhasil menemukan 22 paket narkotika jenis ganja dengan modus disamarkan dalam karung pakaian bekas. Total barang bukti yang ditemukan sebanyak 43.771 gram atau kurang lebih 44 kilogram," jelas Sugianyar.

Kepala Bidang Pemberantasan BNNP Bali, Putu Agus Arjaya, mengungkapkan bahwa Bagong yang adalah napi Lapas Kerobokan itu menjadi downline Gawok, dan rencananya 44 kg ganja itu akan dipasok ke Bagong.

"Bagong ini downlinenya Gawok di Bali. Rencana yang 44 kg akan diserahkan ke Bagong tapi Bagong tertangkap sehingga Carlo alias Gawok ini sempat kebingungan juga," ujarnya.

Para tersangka yang berhasil ditangkap ini dijerat dengan pasal berlapis, yakni Pasal 114 ayat (2), Pasal 111 ayat (2) dan Pasal 132 ayat (1) Undang-Undang (UU) Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Mereka terancam hukuman minimal 6 tahun dan maksimal hukuman mati.

Kamis, 17 Juni 2021

"Money Laundering" Ala Koruptor dan Kartel Narkoba Hasil Kejahatan

BY GentaraNews IN

Jakarta – Hasil pencucian uang penjualan narkoba berpengaruh dalam berbagai sendi kehidupan sosial, ekonomi, politik masyarakat.

“Sampai sekarang Kolombia dan Meksiko tidak bisa  lepas dari narkoba dan trafficking. Uang hasil kejahatan narkoba tidak bisa dikendalikan. Ahirnya, negara itu tidak bisa dikendalikan,” jelasnya. Pencucian uang juga akan merusak integritas sistem keuangan, investasi dan ekonomi. 

Saat ini  modus dan pencucian uang makin canggih. Penyamaran transaksi dan  rekayasa keuangan kini cara-cara yang semakin rumit dan kompleks. Dalam kasus narkoba misalnya, melibatkan transaksi keuangan trans nasional atau trans border.  Melibatkan organisasi kriminal antar negara yang satu sama lain saling terkait. 

Demikian juga hasil korupsi, Kalau dulu uang hasil korupsi  disimpan di bank. Sekarang melibatkan  money laundering profesional.

“Misalnya mereka pergi ke kasino di luar negeri, tidak benar benar bermain judi, namun menerima uang  dari hasil korupsi,“ jelasnya. Ada kerjasama dengan konsultan profesional yang menyarankan dan menyamarkan menerima uang hasil korupsi, tapi tetap terlihat clean secara hukum dan finansial.

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkap modus tindak pidana pencucian uang (TPPU) para pelaku tindak pidana korupsi dan narkotika.

Dalam laporan terbarunya, lembaga intelijen keuangan negara itu memaparkan tipologi TPPU antara dua jenis kejahatan tersebut. Pertama, modus TPPU pelaku tindak pidana korupsi lazimnya dilakukan dengan penggunaan rekening atas nama orang lain untuk menampung transaksi hasil tindak pidana.

Salah satu kasus yang terungkap yakni adanya transaksi penerimaan dana di rekening perusahaan cangkang di Singapura senilai US$3,7 juta. Menariknya, uang tersebut ditransfer kembali ke rekening pejabat anak usaha BUMN dengan keterangan "Gift From Godfather".

Menurut PPATK, penggunaan perusahaan cangkang dan melibatkan keluarga sangat lazim dan sering ditemukan dalam praktik tindak pidana pencucian uang. " Ini sebagai upaya menyamarkan dan menyembunyikan hasil kejahatan," tulis dokumen PPATK yang rilisnya dikutip Bisnis, Jumat (18/6/2021).

Kedua, TPPU pelaku tindak pidana narkotika. Sebagai salah satu kejahatan transnasional, pola pencucian uang para kartel narkoba cenderung lebih rumit dan tertata sangat detil.

PPATK mencontohkan, para kartel narkoba biasanya mencuci duit hasil kejahatannya dengan memanfaatkan nominee atau nama pinjaman saat akan membeli aset barang mewah, properti hingga logam mulia.

Temuan lain yang menarik adalah para kartel juga diketahui memanfaatkan sarana pembiayaan untuk melakukan money laundering hasil kejahatan. Tujuannya, supaya pembelian aset tersebut seolah-olah sah. Padahal uang cicilan itu berasal dari hasil tindak pidana atau kejahatan. (LEP)

Jalur Terjal Tantangan BNN Musnahkan Ladang Ganja Di Aceh

BY GentaraNews IN



Jelang peringatan hari anti narkotika internasional (hani) 2021, Badan Narkotika Nasional (BNN) gencarkan pemberantasan peredaran gelap narkoba, salah satunya pemusnahan ladang ganja.

BNN terus meningkatkan strategi hard power approach yaitu pemberantasan jaringan sindikat narkoba di berbagai wilayah di indonesia. Sebanyak 2 titik ladang ganja, berhasil ditemukan di kawasan aceh besar, desa pulo kecamatan seulimeum.

Bukanlah perkara mudah bagi Tim Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk dapat menemukan satu titik ladang ganja di tengah hutan sumatera dengan karakter vegetasi yang cukup rapat. Jalur yang terjal juga menjadi kendala bagi Tim dilapangan untuk dapat mencapai ladang ganja yang kerap di tanam jauh dari pemukiman dan dilokasi yang sulit dijangkau.

Pemusnahan ladang ganja di kaki gunung Seulawah Agam, Aceh Besar, pada 16 Juni 2021 kemarin. Sebanyak 202 tim gabungan diterjunkan untuk menyusuri lokasi ditanamnya pohon bernama latin cannabis sativa itu.

Komjen Pol Dr Drs Petrus Reinhard Golose Pimpin Pasukan

Dipimpin langsung Kepala BNN RI, Dr. Petrus Reinhard Golose, seluruh pasukan menyusuri jalur dengan kemiringan tanah mencapai 80 derajat. Sebanyak 2 titik ladang ganja berhasil ditemukan dengan karakter tanaman yang berbeda. Rabu (16 Juni 2021)

Sedangkan dari Satuan Brimob Polda Aceh dipimpin Wadansat Brimob AKBP Dr Beridiansyah, SH, MH, mewakili Dansat Brimob Polda Aceh, Kombes Pol Selamat Topan, SIK, MSi.

Sementara itu dari Kodim 0101/Aceh Besar, dikomandoi Mayor Inf Isandar, SAg, sebagai perwira penghubung (Pabung).

“Kami mengerahkan 20 personel bersama TNI dan Polri. Lalu, ada Bea Cukai, Satpol PP, dari Dinas Kehutanan dan Dinas Pertanian Provinsi Aceh serta dari Pemerintah Kabupaten Aceh Besar,” terang Wadansat Brimob AKBP Dr Berdiansyah.

Pada TKP 1, ditemukan 1 hektar ladang ganja dengan ketinggian tanaman berkisar 30 hingga 200 cm. Terletak di ketinggian 424 Mdpl, Tim BNN berhasil membabat 10.000 batang pohon dengan berat ganja basah 5 ton. Sementara di TKP 2, tinggi tanaman ganja berkisar antara 200 hingga 300 cm. Terletak di ketinggian dengan 853 MDPL, sebanyak 10.000 batang pohon ganja dengan berat 10 ton berhasil dimusnahkan.

Untuk dapat mencapai kedua lokasi tersebut, dibutuhkan tenaga yang cukup ekstra. Dengan menggunakan seutas tali, Kepala BNN RI bersama pasukan menuruni bukit yang tak terlalu tinggi, namun terjal untuk dilewati. Beberapa anggota kesulitan melalui jalur tersebut, karena medannya yang dipenuhi bebatuan, pasir dan kerikil tajam.

Di sepanjang jalan pun banyak dijumpai tanaman beracun yang dikenal masyarakat dengan sebutan Jelatang. Tanaman ini memang perlu dihindari. Jika tertusuk duri halus pada daun dan batangnya, tanaman bernama latin Laportea ini dapat menyebabkan rasa gatal dan perih seperti terbakar, hingga menyebabkan demam tinggi selama beberapa hari.

Pada kesempatan itu, Kepala BNN Komjen Pol Dr Petrus Reinhard Golose, menegaskan pihaknya sangat komit untuk memberantas ganja, sehingga Aceh Besar terbebas dari ancaman yang membahayakan masyarakat dan generasi muda.

“Mari kita dukung bersama-sama untuk menjadikan Indonesia yang lebih baik dan bersih narkoba. Hal ini penting dilakukan demi menyelamatkan masa depan anak-anak bangsa,” pungkas Kepala BNN RI

Kepala Biro Humas dan Protokol BNN, Brigjen Pol Sulistyo Pudjo Hartono, mengatakan untuk mencapai titik terdekat lokasi pemusnahan diperlukan kendaraan yang mumpuni, seperti double cabin. Selebihnya jalur pendakian harus dilalui dengan berjalan kaki dan bantuan tali seadanya.

“Jalur yang kami lalui bersama Kepala BNN RI cukup terjal. Namun semua sudah dipersiapkan dengan sangat maksimal. Tim dilapangan pun kembali dengan selamat hingga proses pemusnahan berlangsung lancar”, ujar Sulistyo Pudjo. (LEP)






Sumber : Biro Humas Dan Protokol BNN RI

Tutorial BloggingTutorial BloggingBlogger Tricks

Baca Juga