Baca Juga

Senin, 22 Juni 2020

Early warning system, Polri Harus Maksimalkan Atasenya Guna Deteksi Dini Memerangi Peredaran Narkoba

BY GentaraNews IN



Pentingnya memaksimalkan keberadaan Atase Polri dalam melakukan deteksi dini memerangi peredaran narkoba, hal ini disampaikan oleh
Direktur Paramadina Graduate School of Diplomacy Dr Phil Shiskha Prabawaningtyas.

“Jalur baru (penyelundupan narkoba) semakin meningkat dari Timur Tengah. Penting membuat 'early warning system' dalam fungsi KBRI di negara-negara yang terindikasi (produsen narkoba). 

'Early warning system' dengan fungsi interpol dan atase polisi,” kata Shiskha saat menjadi pembicara Webinar Series "Geopolitik dan Ancaman Transnasional Narkotika di Tengah Pandemi" yang diadakan Universitas Paramadina, Senin (22/6/2020).

"Early warning system" Indonesia dalam mengatasi penyelundupan narkoba dari kawasan Timur Tengah, katanya, dapat dengan memaksimalkan keberadaan atase polisi di Kedutaan Besar Republik Indonesia.

Sayangnya, katanya, di kawasan Timur Tengah, Atase Polri hanya terdapat di KBRI Jeddah, Arab Saudi.

"Di Timur Tengah yang baru ada atase polisi di Arab Saudi. Bagaimana dengan Iran," kata wanita yang akrab disapa Icha tersebut.

Icha menekankan pentingnya keberadaan atase polisi di perwakilan negara di luar negeri sehingga patut menjadi kajian atau pembahasan mendalam.

Selain dapat menjadi sistem deteksi dini, katanya, atase polisi juga dapat membantu pemulihan hubungan bilateral Indonesia dengan negara lain, karena perbedaan politik negara, misalnya penerapan hukuman mati terpidana narkoba yang mengakibatkan sempat renggangnya hubungan dengan Brazil dan Australia beberapa waktu lalu.

Menurut dia, saat ini jalur baru penyelundupan narkoba ke Indonesia semakin meningkat dari kawasan tersebut, khususnya dari Iran.

Ia menyampaikan pada 2020 saja penyelundupan sabu-sabu dari jaringan internasional Iran yang diungkap penegak hukum setidaknya melebihi 1,6 ton.

Pernyataan Icha itu sebagaimana pemberitaan media massa mengenai keberhasilan tim khusus Satgasus Merah Putih yang dipimpin Kombes Pol Herry Heryawan dalam pengungkapan penyelundupan sabu jaringan Iran di Sukabumi, Jawa Barat pada awal Juni 2020 lalu dengan menangkap lima pelaku beserta barang bukti 402 kilogram narkotika jenis sabu.

Sepanjang 2020 setidaknya Satgasus Merah Putih yang kini dikepalai Brigjen Ferdy Sambo berhasil menggagalkan peredaran lebih dari 1,6 ton sabu-sabu. Selain pengungkapan 402 kg sabu-sabu di Sukabumi, dua kasus besar yang berhasil terbongkar yakni 288 Kg sabu di Serpong, Tangerang, pada 30 Januari, dan 821 kg sabu di Banten pada 25 Mei 2020.

Dalam kesempatan yang sama, Icha mengingatkan Polri dan instansi terkait untuk tak lengah terhadap penyelundupan narkoba, apalagi di tengah pandemi ketika seluruh negara di dunia tengah berupaya menstabilkan ekonomi yang terpuruk, termasuk Timur Tengah.

"Perlu antisipasi dan kebijakan untuk antisipasi. Saat ini yang sudah bisa dilakukan Indonesia adalah mencegat. Trendnya meningkat, hampir menyentuh 1,7 ton sabu dari Iran beberapa waktu terakhir," katanya.

Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Irine Gayatri menyebutkan selama ini perempuan rentan menjadi korban dalam industri narkoba, baik digunakan sebagai kurir hingga sasaran penyalahgunaan agar pangsa pasar tetap besar.

"Perempuan rentan menjadi korban. Tidak hanya di Asia, tapi juga Eropa dan Amerika Latin. Mereka (perempuan) menjadi transporter," tegas kandidat doktor dari Monash University, Australia tersebut.

Sementara psikolog yang juga menjadi Dekan Fakultas Falsafah dan Peradaban Universitas Paramadina, Tia Rahmania menyampaikan pesan pentingnya penanganan lanjutan bagi para pecandu yang telah menjalani rehabilitasi agar tak terjerumus kembali ke lingkaran setan narkoba.

Minggu, 21 Juni 2020

Pemberantasan Narkoba di Stuttgart Jerman Berujung Kerusuhan

BY GentaraNews IN



DI Jerman, Operasi pemberantasan narkoba rutin di kota Stuttgart, berujung pada kerusuhan dengan kekerasan dan penjarahan. Insiden pada Minggu 21 Juni malam itu menyebabkan 24 perusuh ditangkap dan 19 polisi terluka.

Sikap tegas Wali Kota Stuttgart Fritz Kuhn yang mengutuk kerusuhan itu, menyebut kekerasan itu ‘tidak bisa diterima’ dan menegaskan penegakan hukum.

“Kerusuhan telah melampaui batas konsumsi alkohol atau keinginan untuk pamer di media sosial tidak dapat dimaafkan. Kekerasan terhadap layanan darurat tidak ditoleransi,” tegas Kuhn pada Minggu 21 Juni malam, seperti dikutip dari CNN, Senin (22/6/2020).

Kerusuhan dimulai setelah petugas polisi melakukan pemeriksaan di pusat kota terkait dengan laporan penjualan narkoba. Setelah polisi melakukan penangkapan awal, kerumunan pengunjung di daerah sekitarnya diduga menyerang petugas atas dasar solidaritas terhadap tersangka yang ditahan.

Polisi pada awalnya mampu mendorong kembali orang dengan menggunakan semprotan merica, tetapi ketegangan meningkat dengan cepat. Hingga pada saat ratusan orang berhadapan dengan polisi, melempar batu, botol, dan benda-benda lain yang diambil dari lokasi konstruksi.

Para perusuh, bergerak di dalam kota kelompok-kelompok kecil, juga menargetkan properti kota dengan merusak papan iklan dan menyemprotkan grafiti. Setidaknya 30 toko rusak, dan sembilan melaporkan penjarahan. 12 mobil patroli polisi "rusak parah," kata pernyataan pemerintah.

"Kendaraan dipukul dengan tiang dan menyebabkan jendela hancur," kata polisi.

Sekitar 300 petugas polisi dikerahkan sebagai tanggapan, termasuk polisi federal. Kerusuhan akhirnya mulai mereda pada dini hari, tepat sebelum subuh.

Polisi mengatakan mereka telah menangkap 24 tersangka perusuh, sekitar setengahnya adalah warga Jerman. 19 petugas juga terluka, dengan satu tidak dapat terus bekerja karena cedera tangan yang berkelanjutan.

Kepala Polisi Franz Lutz menyebut kerusuhan itu sebagai ‘serangan terhadap seluruh kota’. Lutz menambahkan dia belum pernah melihat hal seperti itu dalam 46 tahun sebagai seorang petugas polisi.

Dia juga menyalahkan perilaku mabuk dan pengaruh online di media sosial sebagai faktor yang mendorong kerusuhan, dan mengatakan dia akan memperkuat pasukan polisi di pusat kota Stuttgart beberapa minggu ke depan.

"Stuttgart sepenuhnya di belakang polisi. Tidak ada yang terbiasa dengan wabah seperti itu,” tegas Wali Kota Kuhn.

Satuan tugas kepolisian sekarang sedang menyelidiki kerusuhan, dan penangkapan lebih lanjut dilaporkan akan marak terjadi.

Jumat, 19 Juni 2020

NYALI BESAR PRAJURIT TNI JADI SOROTAN DUNIA BERANI HADANG TANK ISRAEL

BY GentaraNews IN



 
Layak untuk diacungi 2 jempol terhadap nyali prajurit Tentara Nasional Indonesia. Bagaimana tidak, para prajurit TNI baru saja jadi sorotan dunia karena dengan gagah berani menggagalkan perang.

Peristiwa itu terjadi belum lama ini di area Blue Line alias garis biru perbatasan negara Lebanon dengan Israel, dikutip VIVA Militer dari Lebanese Army, Jumat 19 Juni 2020.

Prajurit TNI bernyali besar tersebut merupakan personel Kontingen Garuda XXIII-M/United Nations Interim Forces in Lebanon (UNIFIL).

Kejadian bermula saat prajurit TNI yang ditugaskan PBB mendapati tentara Israel dan Lebanon telah siap dalam posisi tempur.

Saat itu tentara Israel menggunakan tank Merkava dan telah menerobos pagar kawat perbatasan kedua negara. Sedangkan tentara Lebanon sudah siap dengan RPG dan senjata berat untuk menggempur pasukan dari negeri Yahudi itu.

Situasi benar-benar mencekam dan pertempuran sudah di ujung tanduk bakal terjadi di area garis biru itu.

Namun, dengan gagah berani sejumlah prajurit TNI berjaga tepat di tengah-tengah area garis biru. Yang lebih hebatnya lagi, tanpa kenal takut, prajurit TNI menghadang tank Israel dari area itu dan memaksa mereka untuk kembali ke wilayah negaranya.

Dengan tenangnya prajurit TNI berdiri membentuk barisan pagar betis dan mengibarkan bendara PBB sembari memberikan isyarat pada tentara Israel untuk balik arah.

Yang tak kalah membanggakan, prajurit TNI tetap memerintahkan tank Israel untuk mundur meskipun moncong meriam tank mengarah ke prajurit TNI.

Sementara di saat bersamaan, sejumlah tentara Lebanon masih berdiri dalam formasi siap tempur dengan senjata terhunus di sisi berlawanan dari tank Israel.

Akhirnya tank Israel berhasil dipaksa balik arah dan kembali ke  wilayah negaranya dan tentara Lebanon berhasil di dorong keluar dari area Blue Line.

Untuk diketahui, prajurit TNI memang ditugas PBB untuk mengawasi area perbatasan Israel dan Lebanon. Area Blue Line sendiri merupakan demarkasi perbatasan geopolitik yang telah ditetapkan PBB sejak tahun 2000.

Sumber : Viva

Rabu, 17 Juni 2020

Bandar Narkoba Manfaatkan Gelombang Pendemi Semakin Tinggi.

BY GentaraNews IN



Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Pol. Drs. Heru Winarko, hadiri wawancara virtual bersama Trijaya FM, dalam acara Ngobar (Ngobrol Bareng), Rabu (17/6). Bersama dengan host Trijaya FM, Gaib Maruto Sigit, Heru Winarko berbicara banyak tentang maraknya peredaran narkoba di tengah pandemi covid-19.

“Saat gelombang pandemi tinggi, mereka (Bandar) justru memanfaatkannya. Sebab itu peredaran narkoba justru semakin tinggi”, ungkap Heru Winarko saat diwawancara.

Berbagai upaya luar biasa telah dilakukan BNN, salah satunya dengan meningkatkan koordinasi dengan duta besar Indonesia di berbagai negara. Hal ini dinilai efektif, mengingat terbatasnya aktifitas penyelidikan lintas negara akibat Covid-19.

Meski berada ditengah pandemi, upaya BNN mencegah masuknya narkotika ke Indonesia tetap maksimal. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya kasus narkotika yg berhasil diungkap semasa pandemi hingga saat ini.

“Selama pandemi, kita berhasil mengamankan ratusan kilo sabu”, kata Kepala BNN.

Saat ditanya upaya BNN dalam menyikapi maraknya perdagangan narkotika secara online, pihaknya mengaku telah berupaya menjalin kerjasama dengan berbagai perusahaan jasa titipan, termasuk ojek online. Heru Winarko menilai, Indonesia diuntungkan dengan budaya gotong royong dan kepedulian antar sesama yang cukup tinggi.

“Beberapa negara diluar bertanya, bagaimana BNN bisa menjalin kerjasama dengan para pengendara ojek online. Mereka heran, kenapa mereka begitu peduli dan mau membantu BNN dengan suka rela”, kisah Heru Winarko

Heru Winarko mengaku fokus BNN saat ini adalah menjaga agar Indonesia mampu meraih Bonus Demografi 2045 mendatang.

“Ini menjadi kesempatan terbesar kita, jika generasi mudanya tercemar, jadi apa mereka saat 2045 nanti”, ungkap Heru Winarko

Diakhir wawancara, Heru Winarko mengingatkan bahwa 26 Juni 2020 mendatang adalah Hari Anti Narkotika Internasional. Saat pelaksaan peringatan HANI 2020 nanti, BNN akan melakukan serangkaian kegiatan bersama berbagai tokoh masyarakat, salah satunya band kenamaan Slank.

“Di Hari HANI ini kita peringati untuk meningkatkan kepedulian masyarakat tentang bahaya narkoba”, tutup Heru Winarko.


Senin, 15 Juni 2020

Kementerian LHK Dukung Rencana Aksi Nasional P4GN

BY GentaraNews IN

BNN Jalin Kerjasama Dengan Kementerian LHK Dukung Rencana Aksi Nasional P4GN
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Drs. Heru Winarko, S.H., didampingi oleh Direktur Pemberdayaan Alternatif Drs. Anjar Dewanto, S.H., MBA dan Anggota Kelompok Ahli Drs. Mufti Djusnir, M.Si, Apt., melakukan kunjungan audiensi dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc., Senin (15/6) di Ruang Kerja KLHK, Jakarta.

Pada pertemuan ini Kepala BNN mengungkapkan pihaknya tidak bisa bekerja sendiri dalam menanggulangi peredaran gelap narkoba di Indonesia.

Kerja sama dengan berbagai pihak termasuk dari KLHK sangatlah dibutuhkan. Terkait hal ini, Presiden RI telah mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) No. 2 Tahun 2020 tentang Rencana Aksi Nasional (RAN) P4GN, yang mengharuskan setiap Kementerian dan Lembaga serta Pemerintah Daerah agar segera melaksanakan RAN P4GN.

Dalam pertemuan ini, Kepala BNN meminta dukungan KLHK terutama dalam mendukung Program Grand Design Alternatif Development (GDAD) yang tengah berjalan di Provinsi Aceh.

“Kebanyakan lahan ganja yang berada di Provinsi Aceh itu berada di kawasan Hutan dan kami ingin mengubah para penduduk di sana yang tadinya menanam ganja, akan kami rubah menjadi tanaman yang lebih produktif dan legal. Oleh karena itu kami meminta dukungan dari KLHK, lahan ganja yang berada di hutan tersebut dapat kami gunakan untuk merubah kebiasaan penduduk tersebut,”ungkap Jenderal bintang tiga tersebut.

Kepala BNN juga mengungkapkan masalah yang tidak kalah penting lainnya adalah Kratom. Saat ini, Kratom yang tumbuh subur di Kalimantan tengah menjadi permasalahan di dunia, karena tanaman ini kerap disalahgunakan.

“Penggunaan kratom ini sebenarnya banyak digunakan di Amerika untuk menggantikan heroin. Karena sekarang heroin susah didapatkan di sana maka kratom menjadi alternatif dan memiliki efek tiga kali lipat,” papar Kepala BNN.

Seperti diketahui bersama bahwa kratom banyak ditemukan di Kalimantan. Selain dibudidaya oleh masyarakat setempat, kratom dapat tumbuh secara liar di Hutan Kalimantan. Kaitannya dengan hal ini BNN juga meminta dukungannya kepada KLHK untuk dapat menggunakan sebagian lahan hutan di Kalimantan untuk program GDAD seperti yang dilakukan di Aceh.

BNN juga berharap dapat bekerjasama dengan KLHK dalam pemanfaatan lahan hutan sebagai program Alternative Development, sehingga baik masyarakat yang ada di Aceh dan di Kalimantan dapat lebih produktif dengan tanaman yang legal.

.





Tutorial BloggingTutorial BloggingBlogger Tricks

Baca Juga