Baca Juga
Rabu, 08 Juni 2022
Cegah Narkoba Di Industri Perfilman, BNN Bahas Kerja Sama Dengan PARFI
BY GentaraNews IN Nasional
JAKARTA - Kepala Badan Narkotika
Nasional, Dr. Petrus Reinhard Golose, didampingi oleh Direktur Peran Serta
Masyarakat Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Drs. Richard M. Nainggolan,
M.M.,MBA., menerima kunjungan Pengurus Besar Persatuan Artis Fim Indonesia (PB
PARFI)), yang diwakili oleh Sekretaris Umum PB Parfi, Gusti Randa dan beberapa
artis senior lainnya, Rabu (8/6).
Dikutip dari laman resmi BNN, Bahwa
BNN berharap agar PARFI menjadi mitra BNN dalam menyebarluaskan informasi dan
membangun kesadaran serta kepedulian berbagai kalangan lewat potensi PARFI
“PB Parfi layak bekerja sama dengan
lembaga Pemerintahan khususnya dengan BNN karena setiap artis yang akan
terlibat dalam sebuah produksi baik itu layar lebar atau sinetron sebaiknya
bersih dari narkoba , agar tidak menimbulkan kerugian bagi PH atau Broadcast,
yang bisa saja produksi terhenti atau minimal terganggu ditengah jalan akibat
artis utamanya terkena kasus narkoba”, Jelas Gusti Randa selaku Sekretaris Umum
PB Parfi
“Kami akan terus menjaga
eksistensi agar PB Parfi menjadi organisasi mewadahi artis yang sah dengan
melakukan berbagai upaya terkait pencegahan narkoba,” ucap Gusti Randa.
Dalam waktu dekat PB Parfi
berupaya untuk berkerjasama dengan Production House (PH) untuk diorientasikan
Bersinar (Bersih Narkoba). Konsep ini akan dilakukan secara persuasif, humanis,
dan didasarkan kasih sayang untuk melakukan upaya-upaya antisipasi dan proteksi
bagaimana supaya PH tersebut terhindar dari bahaya narkoba.
Konsep Bersinar ini
apabila diterapkan akan memberikan nilai tambah untuk menjaga citra PH tersebut
dan juga menekan terjadinya penyalahgunaan narkoba di kalangan Artis.
Kepala BNN menyambut baik
gagasan ini dan mempersilakan Ozy Syahputra yang merupakan anggota dari PB
Parfi dan juga pernah terlibat penyalahgunaan narkoba untuk memberikan
testimoni pada Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) mendatang, sebagai
bentuk keprihatinan terhadap banyaknya korban akibat penyalahgunaan narkoba di
berbagai kalangan. (LEP)
Sumber
: Biro Humas dan Protokol BNN RI
Apa itu Era Society 5.0 ? Mari Kita Kenali Lebih Jauh
Jakarta, Gentara News - Konsep Resolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 sebenarnya tidak memiliki perbedaan yang jauh, akan tetapi konsep Society lebih focus pada konteks terhadap manusia. Jika revolusi industri menggunakan AI, dan kecerdasan buatan sebagai komponen utamanya sedangkan Society 5.0 menggunakan teknologi modern hanya saja mengandalkan manusia sebagai komponen utamanya.
Seiring berjalannya waktu, teknlogi yang dibuat oleh manusia semakin berkembang. Salah satunya ialah Society 5.0 yang digagas oleh negara Jepang. Konsep ini memungkinkan kita menggunakan ilmu pengetahuan yang berbasis modern (AI, Robot, Iot) untuk kebutuhan manusia dengan tujuan agar manusia dapat hidup dengan nyaman. Society 5.0 sendiri baru saja diresmikan 2 tahun yang lalu, pada 21 Januari 2019 dan dibuat sebagai resolusi atas resolusi industri 4.0.
Konsep Society 5.0 merupakan penyempurnaan dari konsep-konsep yang ada sebelumnya. Dimana seperti kita ketahui, Society 1.0 adalah pada saat manusia masih berada di era berburu dan mengenal tulisan, Society 2.0 adalah era pertanian dimana manusia sudah mengenal bercocok tanam, Society 3.0 : sudah memasuki era industry yaitu Ketika manusia sudah mulai menggunakan mesin untuk membantu aktivitas sehari-hari, Society 4.0: manusia sudah mengenal computer hingga internet dan Society 5.0 era dimana semua teknologi adalah bagian dari manusia itu sendiri, internet bukan hanya digunakan untuk sekedar berbagi informasi melainkan untuk menjalani kehidupan.
Dalam Society 5.0 dimana komponen utamanya adalah manusia yang mampu menciptakan nilai baru melalui perkembangan teknologi dapat meminimalisir adanya kesenjangan pada manusia dan masalah ekonomi dikemudian hari. Memang rasanya sulit dilakukan di negara berkembang seperti Indonesia, namun bukan berarti tidak bisa dilakukan karena saat ini Negara Jepang sudah membuktikannya sebagai Negara dengan teknologi yang paling maju. (GN) Sumber: BINUS Higher Education
Perkuat Sinergi Untuk Tangani Kawasan Rawan Narkoba
BY GentaraNews IN Nasional
Sumber : Biro Humas dan Protokol BNN RI
Herfiansyah R: " Investasi Melalui UMKM Dapat Meningkatkan Perekonomian Pada Masa Pemulihan Pasca Covid-19 di Tahun 2022 "
BY GentaraNews IN Duit
Jakarta, GENTARA News - Berinvestasi melalui UMKM dimasa pemulihan sekarang ini adalah strategi pemulihan yang sangat tepat, dikarenakan UMKM adalah usaha paling dekat dengan masyarakat. Produk-produk UMKM tidak jauh dari kehidupan masyarakat, dan UMKM lahir dari masyarakat itu sendiri. sehingga masyarakat pun akan terus mendatanginya. Sehingga UMKM menjadi salah satu tombak pertumbuhan ekonomi Indonesia pada masa pemulihan pasca covid-19 tahun 2022 ini.
Pemulihan ekonomi secara komprehensif menjadi ekosistem pembangunan yang sangat kuat dengan mencakup berbagai tatanan ekonomi masyarakat terutama dukungan terhadap UMKM, dalam hal ini para investor semakin banyak berinvestasi melalui UMKM.
Pada saat ini UMKM menjadi tulang punggung perekonomian indonesia. Apalagi indonesia memiliki berbagai macam potensi disetiap wilayah dan daerahnya masing – masing. Kekayaan alam indonesia bisa dikemas menjadi Produk – produk olahan yang menjadikan nilai ekonomi.
Dukungan pemerintah terhadap UMKM demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi di indonesia menjadi prioritas. Pemerintah, juga telah mempersiapkan sejumlah instrumen. Mulai dari anggaran negara, proteksi sosial untuk masyarakat yang paling rentan terhadap economic shock yang diakibatkan oleh pandemi, seperti pekerja harian dan pekerja informal. Tidak hanya itu, pemerintah juga melakukan reformasi sejumlah regulasi yang akan menciptakan sebuah ekosistem yang lebih kondusif bagi pelaku usaha, baik UMKM hingga koperasi, dan Anggaran yang di budgetkan di tahun 2022 sebesar Rp. 455,62 triliun. UMKM harus prioritas dalam mengambil kesempatan ini.
Tidak hanya pemerintah saja, para investor banyak juga mengambil momen dan kesempatan untuk berinvestasi pada masa pemulihan pasca covid-19. Berinvestasi melalui UMKM dapat memaksimalkan dan meningkatkan penghasilan baik secara induvidu yang sudah memiliki kebutuhan hidup tercukupi dan atau secara kelompok maupun kerjasama dengan pemilik modal. Investasi melalui UMKM mungkin tidak sepopuler berinvestasi emas, properti, ataupun reksa dana. Berinvestasi melalui UMKM ini cukup menjanjikan keuntungan yang menggiurkan sebagai negara berkembang dan memiliki potensi yang sangat berlimpah ruah.
Dengan didorongnya ekosistem digital, berinvestasi melalui UMKM sangat strategis. Staf ahli ekonomi makro Kementerian Koperasi dan UKM Rully Nuryanto mengungkapkan, kurang lebih mencapai 65 juta unit UKM dan memberikan kontribusi 97% terhadap total tenaga kerja dan 61% PDB nasional sehingga memiliki peran penting dalam pemulihan ekonomi. Data menunjukkan, selama pandemi, di Indonesia transaksi di e-commerce meningkat 54% atau lebih dari 3 juta transaksi per hari, serta ekonomi digital Indonesia berpotensi senilai 124 juta dolar AS atau Rp1.700 triliun pada 2025. Selain itu, terdapat 37% pengguna jasa internet baru dan 93% konsumen akan tetap memanfaatkan digital, 4,3 hingga 4,7 jam penggunaan per hari.
Data juga menunjukkan, sedikitnya 25,6% UMKM hadir pada ekosistem digital atau sekitar 16,4 juta pelaku usaha. "Pertumbuhan yang sangat cepat dibanding 2020 lalu yang masih di angka 13%. Angka ini didorong terus untuk dapat kita capai angka 30 juta UMKM (sekitar 47%) dapat onboarding digital di akhir 2024. Namun perlu ada pendekatan ekosistem mencakup proses bisnis dari hulu ke hilir atau end to end digital transformation dan pendampingan bagi UMKM dan Koperasi di Indonesia agar dapat mengoptimalkan sepenuhnya platform digital. (HR) Sumber: GARPU News



