Baca Juga

Senin, 19 Oktober 2020

Artis Muda Tersandung Kasus Narkoba

BY GentaraNews IN


Mereka generasi muda Indonesia mencoreng namanya tengan menjadi penyalahguna narkoba. Baik generasi muda pelaku bisnis ataupun seni. Harusnya Mereka bisa menjadi 'icon' menebar hal hal positif kepada idolanya.

Renald Ramadhan dan Jefri Nicho masuk dalam deretan artis muda yang pernah terciduk menggunakan narkoba. Banyaknya jumlah artis muda yang tertangkap barang haram tersebut menimbulkan keresahan di masyarakat.

Beberapa artis muda berbakat yang mencoreng nama baik para pelaku dunia seni, beberapa selebriti muda ini juga pernah tersandung kasus narkoba. Lantas siapa sajakah mereka? Berikut deretan artis muda terjerat narkoba! 


Naufal Samudra
Foto : Instagram/@itsnaufalsamudra

Pemain sinetron sekaligus FTV Naufal Samudra pernah terjerat kasus narkoba. Naufal diciduk polisi di kediamannya di Jagakarasa, Jakarta Selatan pada 13 April 2020. Dari penggeledahan rumahnya, polisi mengamankan barang bukti berupa narkoba golongan satu yakni ganja sintesis dalam kemasan liquid vape. 

Dylan Carr

Aktor tampan Dylan Carr ditangkap polisi usai kedapatan mengkonsumsi narkotika jenis sabu pada Januari 2016 silam di lokasi syuting yang terletak dikawasan Ceger, Jakarta. Atas kasusnya tersebut, pemain sinetron Anak Jalanan ini pun menjalani rehabilitasi karena penyalahgunaan narkoba, namun kini aktor tampan tersebut telah kembali aktif berakting.

Axel Matthew

Aktor sekaligus putra Jeremy Thomas, Axel Matthew pernah tersandung kasus narkoba pada 2017. Bintang sinetron Magic Cinta ini bukanlah pemakai narkoba melainkan hanya pernah membeli narkoba. Hasil tes urine pun menunjukan bahwa dia negatif narkoba. Meski begitu, kakak Valerie Thomas ini tetap harus menjalani hukuman. Axel pun dipenjara selama empat bulan.

Aulia Farhan 

Pesinetron Aulia Farhan ditangkap Direktorat Narkoba Polda Metro Jata di Hotel Amaris, Mampang, Jakarta Selatan pada bulan Februari 2020. Pemain sinetron Anak Langit ini mengaku sudah menggunakan sabu-sabu selama enam bulan belakangan. Hasil tes urine pun menunjukan dirinya positif narkoba.

Reza Alatas

Pemain FTV sekaligus pesinetron Reza Alatas pernah terlibat kasus dugaan penyalahgunaan narkoba pada April 2020. Pemain sinetron Ganteng-Ganteng Srigala ini diamankan oleh pihak kepolisian karena memiliki sabu dan alat penghisapnya. Hasil tes urine pun menunjukkan Reza Alatas positif sejumlah narkoba diantaranya metamfetamin, amfetamin dan benzo. Ini merupakan kali kedua Reza ditangkap karena jeratan narkoba. Sebelumnya bintang sinetron Anak Menteng ini sempat diamankan polisi pada 2018 atas kasus yang sama.

Jefri Nichol 

Aktor peran Jefri Nichol juga pernah terjerat kasus narkoba. Pemain film Dear Nathan ini membuat publik terkejut dengan tindakannya lantaran Jefri dikenal sebagai sosok yang pemalu. Jefri ditangkap di apartemen miliknya di daerah Kemang, Jakarta Selatan pada tahun 2019. Ia terbukti menyimpan ganja seberat 6,01 gram di dalam kulkas. Sempat menjalani rehabilitasi selama tujuh bulan, kini cowok 21 tahun ini telah menjalani aktivitasnya seperti biasa di dunia hiburan Tanah Air.

Renald Ramadhan

Renald Ramadhan ditangkap polisi karena diduga memiliki narkoba jenis sabu pada Kamis, 15 Oktober 2020. Pemain sinetron Dari Jendela SMP ini ditangkap di hotel kawasan Sawangan, Depok, Jawa Barat, dengan barang bukti 0,4 gram sabu. (LEP).

Rodrigo Duterte Siap Dipenjara atas Kematian Ribuan Orang Kasus Narkoba Di Filipina

BY GentaraNews IN

Rodrigo Duterte sejak menjabat sebagai presiden Filipina pada 2016, lebih dari 6.000 orang tersangka kejahatan narkoba tewas tanpa melalui persidangan

Saat ini Rodrigo Duterte menghadapi ancaman penangkapan pada tahun depan atau setelah kepala jaksa penuntut umum Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengakhiri penyelidikan awal soal dugaan pelanggaran HAM terbunuhnya ribuan orang dalam perang melawan kejahatan narkoba di negara itu.

Rodrigo Duterte siap bertanggung jawab terkait operasi pemberantasan narkoba yang merenggut ribuanya nyawa sejak dirinya terpilih pada 2016.

"Siap menghadapi dakwaan, asal bukan kejahatan terhadap kemanusiaan, meskipun bisa membuatnya dipenjara," tegas Rodrigo Duterte

Dilansir Associated Press (AP), Selasa (20/10/2020) pernyataan Duterte yang disiarkan televisi pada Senin (19/10) malam adalah salah satu pengakuannya yang paling jelas tentang peluang bahwa dia dapat menghadapi tuntutan pidana atas kampanye perang melawan narkoba sejak menjabat pada pertengahan 2016.

"Jika ada pembunuhan di sana, saya ingin mengatakan saya adalah orangnya. Anda bisa meminta pertanggungjawaban saya atas apa pun, kematian apa pun yang terkait perang terhadap narkoba," kata Duterte.

Ini merupakan pengakuan Duterte paling jelas terkait kematian hampir 6.000 orang sejak kampanye memerangi kejahatan narkoba di pertengahan 2016.

"Jika Anda terbunuh, itu karena saya marah dengan narkoba. Jika itu yang saya katakan, bawa saya ke pengadilan untuk dipenjara. Oke, saya tidak masalah, jika saya mengabdi untuk negara dengan masuk penjara, dengan senang hati," tuturnya.

Dia menegaskan, narkoba merupakan ancaman keamanan nasional dan publik, sama halnya dengan pemberontakan yang dilakukan komunis selama puluhan tahun.

"Ketika Anda menyelamatkan negara Anda dari kehancuran orang-orang seperti NPA dan obat-obatan, Anda melakukan tugas suci," katanya, mengacu pada pemberontak Tentara Rakyat Baru komunis (NPA).

“Jika ini dibiarkan terus menerus dan tidak ada tindakan tegas yang diambil, itu bisa membahayakan keamanan negara,” ujarnya.

Mengutip data statistik badan anti-narkoba, saat ini ada 1,6 juta pecandu di Filipina. Angka tersebut jauh lebih kecil dibandingkan saat Duterte baru menjabat presiden, yakni 4 juta orang.

Sementara itu bersarkan laporan polisi, sedikitnya 5.856 tersangka narkoba tewas dalam penggerebekan serta lebih dari 256.000 lainnya ditangkap.

"Tewasnya pelaku kejahatan narkoba selama operasi polisi bukan sepenuhnya kesalahan pemerintah. Pasalnya ada kemungkinan kematian itu dipicu persaingan antargeng," jelas Duterte

Setidaknya ada dua tuntutan kejahatan terhadap kemanusiaan serta pembunuhan massal terkait perang terhadap kejahatan narkoba yang digulirkan Duterte. Kasus ini ini sedang diperiksa jaksa dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). Hasilnya akan menentukan apakah ada cukup bukti untuk menggelar penyelidikan dalam skala penuh.

Duterte merespons tuntutan itu dengan menarik Filipina keluar dari keanggotaan pengadilan kriminal pada 2018, sebuah langkah yang menurut kelompok HAM sebagai kemunduran besar dalam perjuangan negara melawan impunitas.

Namun jaksa ICC menegaskan, penyelidikan kasus ini akan terus berlanjut meskipun Filipina menarik diri.

Jaksa ICC, Fatou Bensouda, sudah diberi mandat untuk menerima bukti-bukti baru yang bisa saja memberatkan Duterte, dengan meminta keluarga korban pembunuhan untuk muncul, menyerahkan bukti-bukti, dan menceritakan apa yang terjadi. (LEP)

BNNK Jakarta Timur Gelar MoU dengan Kelurahan Lubang Buaya

BY GentaraNews IN


Badan Narkotika Nasional Kota Jakarta Timur mengadakan penandatanganan atau MoU dengan pihak Kelurahan Lubang Buaya Jakarta Timur. Hadir dalam MoU tersebut Direktur Advokasi BNN RI Brigjen Supratman, Kepala BNNK Jaktim AKBP Yuanita Amelia Sari, Kasat Narkoba Jaktim Kompol Stefanus Sulistyono, Kasdim Letkol Jimny Hutapea, Lurah Lubang Buaya Dede Syaifullah, dan para anggota Pokdar Kamtibmas, FKDM, dan Ormas Kepemudaan FKPPI. Guna mewujudkan kelurahan yang bersinar atau bersih dari narkoba. Senin (19/10/20).

Selain menandatangani MoU, dalam kegiatan tersebut juga digelar deklarasi relawan P4GN atau Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika yang berasal dari perwakilan ormas di Kelurahan Lubang Buaya.

Menurut Direktur Advokasi BNN RI Brigjend Supratman kegiatan ini adalah sebagai aksi untuk mewujudkan desa dan kelurahan yang bersih dari narkoba. “Apalagi kegiatan ini didukung oleh regulasi, anggaran dan SDM yang terdiri dari tim terpadu dan relawan,” jelasnya.

Sementara itu Kepala BNNK Jaktim AKBP Yuanita Amelia Sari dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya sekedar seremonial saja, melainkan sebagai bentuk nyata BNNK Jaktim dalam mewujudkan Jakarta Timur bebas dari narkoba.

“Narkoba adalah musuh negara dan ancaman kita bersama. Itu harus kita lawan dengan langkah nyata, salah satunya dengan membentuk relawan P4GN dan menjadikan Kelurahan Lubang Buaya sebagai pilot project Kelurahan Bersih Narkoba atau bersinar,”ujarnya.

“Adanya program kelurahan bersinar di wilaya jakarta terutama di jakarta timur berharap sinergitas stakeholder instansi pemerintah semakin memperkokoh katahanan keluarga dan diri, sehingga dapat menwujudkan pembangunan sumber daya manusia yang sehat dan berdaya saing dengan yang lainnya” Tutur Anton- Kepala Seksi P2M BNNK Jakarta Timur

Lurah Lubang Buaya Dede Syaifullah menyambut baik acara ini. Ia berharap kegiatan ini tidak hanya sekedar diikrar diawal tapi harus menjadi komitmen bersama mewujudkan Jakarta Timur bebas dari narkoba.

“Dibutuhkan keterlibatan semua elemen masyarakat, dan dimulai dari satuan yang kecil seperti kelurahan untuk mewujudkan perang kita terhadap narkoba,”tandasnya.





Sumber : Humas BNNK Jakarta Timur.

Minggu, 18 Oktober 2020

Presiden Meksiko Kritik Peran Drug Enforcement Administration, AS

BY GentaraNews IN



Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengkritik peran unit anti-narkoba Amerika Serikat (AS), Drug Enforcement Administration (DEA) di negaranya. Kritikan itu disampaikan beberapa hari usai DEA menangkap mantan Menteri Pertahanan Meksiko di Los Angeles.

Lopez Obrador menggambarkan penangkapan mantan menteri Salvador Cienfuegos menjadi bukti betapa banyaknya korupsi yang terjadi di pemerintahan masa lalu. Tetapi juga pukulan berat bagi institusi yang ia andalkan.

Berbicara di selatan Negara Bagian Oaxaca, Ahad (18/10), Lopez Obrador mengatakan DEA sudah bertahun-tahun berhubungan dengan Cienfuegos dan Genaro Garcia Luna. Luna merupakan mantan menteri keamanan Meksiko 2006 hingga 2012 yang juga ditangkap di AS dalam kasus narkoba.

Lopez Obrador mengatakan saat itu pejabat pemerintah AS dan Meksiko mengizinkan senjata api masuk ke Meksiko untuk membawa mereka ke pemimpin-pemimpin kartel, yang akhirnya menimbulkan banyak kematian. Tapi hanya orang Meksiko yang bertanggung jawab.

"Bercermin dari campur tangan mereka pada semua lembaga di Meksiko, mengapa hanya orang-orang Meksiko yang terlibat dalam aksi ini yang dituduh dan disangkutpautkan, dan DEA tidak mengkritik diri mereka sendiri," kata Lopez Obrador.

"Mereka datang ke negara ini dengan kebebasan seutuhnya, mereka melakukan apa yang mereka inginkan," ujarnya menambahkan.

Ia mengatakan DEA juga harus turut bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan di Meksiko. DEA tidak menjawab permintaan komentar.

Penangkapan Cienfuegos menimbulkan pertanyaan tidak nyaman mengenai kepercayaan Lopez Obrador terhadap Angkatan Bersenjata. Sebab, ia tidak hanya memberikan mereka tanggung jawab memerangi kartel narkoba tapi juga mengawasi infrastruktur penting masyarakat sipil.

Cienfuegos menjabat sebagai menteri pertahanan dari tahun 2012 hingga 2018 di bawah pemerintahan Presiden Enrique Pena Nieto. Lopez Obrador memberikan dukungan pada penerus Cienfuegos di Angkatan Darat dan rekannya di Angkatan Laut. 



Sumber : Republika.co.id

TIM Adakan ‘Duek Pakat Ureung Aceh’ Secara Virtual, Bahas Pendidikan dan Tantangan Bagi Aceh

BY GentaraNews IN

Pengurus Pusat Taman Iskandar Muda (PP TIM) Jakarta, melaksanakan acara ‘Duek Pakat Ureung Aceh’ mengangkat tema ‘Pendidikan dan Akhlak Sebuah Tantangan Bagi Orang Aceh’ secara virtual, Minggu (18/10/2020) 

Pengurus Pusat Taman Iskandar Muda (PP TIM) Jakarta, melaksanakan acara ‘Duek Pakat Ureung Aceh’ mengangkat tema ‘Pendidikan dan Akhlak Sebuah Tantangan Bagi Orang Aceh’ secara virtual, Minggu (18/10/2020).

Kegiatan itu diikuti berbagai tokoh masyarakat Aceh di seluruh Indonesia dan organisasi masyarakat Aceh di Malaysia, Australia, Turki, dan Amerika Serikat.

Sebelumnya PP TIM, juga sudah menyelenggarakan pertemuan virtual bertajuk ‘Silaturrahim Hijriah Taman Iskandar Muda’ dengan topik ‘Hikmah Covid-19 dan Tantangan Bagi Aceh’, Sabtu, 20 Agustus 2020 lalu, dalam rangka Peringatan 70 Tahun berdirinya TIM.

Acara itu dibuka Plt Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah MT, di mana penyelenggaraan acara silaturrahim secara virtual itu mendengarkan berbagai pandangan para Diaspora Aceh dari seluruh dunia yang mencapai 1.000 warga, baik langsung, maupun melalui platform virtual, media facebook, youtube, twitter serta lainnya, termasuk disiarkan langsung melalui media Facebook Harian Serambi Indonesia (serambinews.com).

Pertemuan itupun melahirkan sejumlah rumusan yang telah disampaikan kepada Pemerintah Aceh.

Waktu itu yang menjadi pembicara kunci, yakni Jendral (Purn) TNI Fachrul Razi (Menteri Agama RI), Dr Sofyan Djalil (Menteri ATR/Kepala BPN) serta beberapa tokoh penting lainnya di Provinsi Aceh dan luar negeri, di antaranya M Nasir Jamil (Ketua Forbes DPR/DPD RI).

Lalu Dr Hammam Riza (Kepala BPPT), Dr Fachry Ali (Pengamat Sosial), Dr Azwar Abubakar (Menteri PAN RB 2012-2014), Prof Dr Samsul Rizal (Rektor Unsyiah), Amir Faisal (Fouder dan Chairman The Atjeh Connection), Al Chaidar (Leiden–Belanda) dan Prof Ahmad Humam Hamid (Guru Besar Unsyiah & Pengamat Sosial).

Kemudian Adron Razy Yusuf (Diaspora Aceh, Seattle–USA), Darlis (Diaspora, Turki), Dr Umaimah Wahid (Dosen Universitas Budi Luhur Jakarta) dan Dr Tgk Rusli Hasbi (Pengasuh Pesantren Qalbun Salim-Jakarta), Riris Irawati (Direktur Eksekutif Flowers, Banda Aceh), Yunidar ZA (IMPAS Jakarta).

Selanjutnya Andri Munazar (Startup Aceh), Prof Dr Warul Walidin MA (Rektor UIN Ar Raniry), Dr Chalidin Yacob (Founder Ashabul Kahfi, Sydney Australia) dan Tgk. Hasyim Syam, MA (Ulama, Jakarta).

Ada rekomendasi bincang-bincang silaturrahim itu untuk mengadakan kegiatan secara berseri melibatkan berbagai pihak juga termasuk kalangan perempuan, pendidik dan lain-lain.

Setelah itu, PP TIM Kembali menyelenggarakan sharing session membahas masalah keluarga, Sabtu, 12 September 2020, bertajuk ‘Sharing Session Hijriah Taman Iskandar Muda’ bertema ‘Covid-19, Berkah dan Strategi Bagi Keluarga’.

Ketua Umum PP TIM, Dr Ir Surya Darma, MBA dalam acara virtual ‘Duek Pakat Ureung Aceh’ bertema‘Pendidikan dan Akhlak Sebuah Tantangan Bagi Orang Aceh’ itu menyebutkan hal yang sangat miris munculnya pemberitaan beberapa waktu lalu tentang kehidupan seks bebas di kalangan remaja di bawah umur.

“Banyak orang bilang itu ibarat fenomena gunung es. Masih banyak dan lebih besar lagi yang tidak terungkap dan banyak pengamat mengatakan hal ini akibat pola pendidikan dan pengaruh akhlak yang makin terdegradasi,” terang Surya Darma berperan sebagai keynote speaker saat memberi sambutannya.

Karena itu di kalangan masyarakat Aceh Jakarta, muncul usulan kepada PPTIM, untuk membahas pendidikan dan bagaimana akhlak orang-orang Aceh.

Berkaca dari berbagai perkembangan, akhirnya tercetus membuat acara tersebut.

Narasumber yang tampil dalam acara itu, keynote speaker Illiza Sa'aduddin Djamal (Anggota Komisi 8-DPRRI), dan narasumber Prof Dr Jasman J Ma'ruf, SE, MBA (Rektor UTU Meulaboh), Dr Faisal Ali (Ketua MPU Aceh) dan Drs Rachmat Fitri HD, MPA (Kepala Dinas Pendidikan Aceh).

Lalu Dr Iqbal Muhammad, MA ( Kepala Kanwil Kemenag Aceh), Dr Muslem Daud (Ketua Pusat Penelitian Universitas Serambi Mekkah), Prof Dr Herman Fithra, ST, MT, IPM (Rektor Unimal Lhokseumawe) dan Drs Tgk Hasyim Syam MA (Ketua BAZ PPTIM Jakarta).

Kemudian Tgk Anwar Idris (Pimpinan Yayasan Al Muslim Peusangan, (Anggota DPRRI 2019-2024), Dr Rasyidah, MAg (Ketua Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam UIN-Ar Raniry, Banda Aceh).

Suraiya Kamaruzzaman, ST LLM, MT (Aktivis Hak Perempuan, Dosen Unsyiah) serta bertindak moderator Dr Tgk Rusli Hasbi, (Founder Pesantren Qalbun Salim, Jakarta).(*)



Penulis: Misran Asri
Editor: Hadi Al Sumaterani
Sumber: Serambi Indonesia






Tutorial BloggingTutorial BloggingBlogger Tricks

Baca Juga