Baca Juga

Selasa, 28 Juli 2020

Ratusan Kilogram Sabu Berkedok Karung Jagung Di Grebek BNN

BY GentaraNews IN




Badan Narkotika Nasional (BNN) menggerebek sebuah truk berisi ratusan kilogram di Jalan Prabu Siliwangi RT 5/15, Jatiuwung, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, Selasa (28/7/2020).

Modus operandi kali ini, narkoba jenis sabu di masukan salam karung jagung, masing masing karung berisi sekitar 4 bungkus sabu dalam kemasan. Petugas saat ini sedang melakukan pemeriksaan terhadap semua bawaan truk itu.




"BNN sedang operasi penangkapan truk berisi jagung, dan ternyata kita lakukan pemeriksaan ditemukan narkoba jenis sabu, di dalam karung berisi narkoba," kata Irjen Pol. Drs. Arman Depari.

Selanjutnya Deputi Pemberantasan BNN RI Irjen Pol. Drs. Arman Depari mengatakan, "dari temuan tersebut, diduga para tersangka sengaja menyembunyikam barang haram tersebut dalam karung berisi jagung".




Saat ini BNN masih mendalami penangkapan tersebut sehingga belum bisa membeberkan penangkapan secara rinci. Hingga berita ini dilayangkan, belum ada data terperinci soal darimana dan akan diantar ke mana narkotika jenis sabu tersebut.

"Saat ini sedang dilakukan pemeriksaan apakah seluruh karung yang disamarkan dengan jagung ini berisi narkoba atau tidak, tapi kita kirakan ini ratusan kilogram," jelas Arman Depari.

Menurut Deputi Pemberantasan BNN RI, "kami masih mendalami kasus penemuan ini namun sudah mengamankan beberapa tersangka yang terlibat dalam pendistribusian barang haram tersebut,"Jelas Arman Depari lagi.







"Semua sedang dalam proses pemeriksaan, barang berapa jumlahnya, dan apakah tiap karung terdapat narkoba atau tidak? Lalu kemudian nanti akan kita kembangkan kepada siapa yang punya dan darimana," Tegas Arman Depari.

"BNN saat ini tengah melakukan proses pencarian dengan mengerahkan anjing pelacak untuk mengendus karung lain di lokasi penggerebekan. BNN sudah cukup lama ikuti dan sudah lama selidiki berdasarkan data intel dan informasi bersama rekan kita di luar negeri," Pungkas Arman Depari.

LEP


Senin, 27 Juli 2020

Hidup 100% Hidup sehat, Produktif Bahagia, Memupuk Nasionalisme

BY GentaraNews IN

Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Tengah menargetkan angka prevalensi penyalahgunaan Narkoba di Jawa Tengah turun. Hal tersebut disampaikan Kepala BNNP Jawa Tengah, Brigjen. Pol. Dr. Benny Gunawan, S.H., M.H saat memberikan pemaparan pada acara rapat kerja pemberdayaan anti narkoba pada instansi pemerintah, Kamis (23/7/2020) di obyek wisata Pancuran Mas Purbayasa, Padamara.

Menurut Brigjen Pol. Dr. Benny Gunawan, S.H., M.H, "Dari 32 juta jiwa warga Jawa Tengah, terdapat 1,3% atau sekitar 195 ribu jiwa warga Jawa Tengah adalah penyalahguna Narkoba. Angka 1,3% itu pun menempatkan Jawa Tengah sebagai Provinsi dengan penyalah guna Narkoba nomor empat tertinggi di Indonesia," jelas Ka BNNP Jawa Tengah.

"Di Purbalingga, angka penyalahgunaan Narkoba khususnya pada penggunaan tembakau gorilla. Meningkatnya penyalahgunaan Narkoba jenis itu dikarenakan harganya yang murah dan mudah didapat sehingga bagi para kalangan muda yang tidak berpenghasilan besar, Narkoba ini akan mudah terakses," tambah Ka BNNP Jawa Tengah.

Kepala BNNK Purbalingga Sudirman S.Ag, M.Si menyampaikan kepada redaksi melalui pesan Whatapps tentang melindungi keluarga dari Bahaya penyalahgunaan narkoba di Purbalingga. Selasa (28/7/20).

Menurut Ka BNNK Purbalingga, "Tentunya, kita percaya akan adanya kearifan lokal Sebuah hal yang memang dapat digunakan sebagai senjata pamungkas dalam melindungi segenap lapisan masyarakat, tak hanya generasi tuanya, tapi juga generasi mudanya," Jelasnya.

"Kearifan lokal Purbalingga tentu membedakan dengan daerah lainnya. Kearifan lokal merupakan produk yang tumbuh, lahir dan berkembang di sekitar kita inilah yang mestinya dikelola sebagai sebuah potensi," tambah Ka BNNK Purbalingga.

"Banyak hal yang mungkin bagi beberapa orang dipandang remeh namun justru potensi luar biasa dapat dihasilkannya, salah satu contohnya adalah kita sebagai warga masyarakat Purbalingga harus bangga dengan aksen dialek khas ngapak nya sebagai bahasa penginyongan sehari-hari," lanjut Sudirman

Bahasa ngapak, penginyongan yang familiar di semua kalangan tentu dapat dijadikan saranan komunikasi efektif dalam penyampaian pesan-pesan tertentu, tak terkecuali hastag Hidup 100 Persen Hidup Sehat, Produktif dan Bahagia.

Kok bisa ? Gimana caranya? Apa bisa? Emang bisa ya?

Mungkin itu diantara beberapa pertanyaan skeptis, jika tidak mau disebut pesimistis yang mungkin saja terlontar masuk di telinga kita.

BNN, sebagai garda, sebagai Focal point P4GN tentunya harus pandai dalam mengemas bahasa. Kan yo ndak harus saklek pake kalimat Hidup 100 Persen Hidup Sehat, Produktif dan Bahagia tho ?

Kan bisa saja dikemas dengan gaya Ngapak nya seperti Urip Sing Senyatane Urip atau bisa juga dengan kalimat Urip Aja Nggo Begajulan, Urip Mung Pisan Aja Nggo Dolanan, Urip Waras Bedigas, Teyeng Nyambut Gawe, Teyeng Ngode, Teyeng Pakhal, Pokoke Digawe Bungah Ning Ora Bubrah juga bisa. Atau dengan kreasi lainnya. Ambyar misalkan.

Bisa juga ditautkan dengan promosi produk lokal yang ada di Purbalingga, misalkan saja Bungah Ora Kudu Mewah, Cukup Pit Pitan Mlipir Sawah Sih Genah*. Kalimat ini singkat tapi ya kekinian, karena artinya Bahagia Tak Harus Mewah, Cukup dengan Bersepeda Ria Menyusuri Jalanan Di Pinggir Sawah, jelas hasilnya tho ? Atau dalam bahasa kekinian pesan yang disampaikan masssoookkk.
Sehat ? Iya jelas. Karena olah raga pit pitan atau sepedaan yang sekarang sedang trending.

Murah ? Tentu, karena cukup dengan keliling pinggir jalanan desa nan asri.
Mewah? Mungkin kita anggap pemandangan sawah, kebun adalah biasa saja, tapi bagi orang kota, wah ini adalah pemandangan langka bahkan mahal, karena di kota besar tidak ada sawah, tidak ada kebun.

Tentunya, dengan era saat ini yang serba digital, serba medsos, sekiranya, dapatlah kita rangkul kaum milenial, kaum kekinian untuk bisa membuat konten-konten kreatif dengan tetap mempertahankan kearifan lokal yang ada di sekitar kita, agar tak punah, agar tak diklaim oleh bangsa lain.

Pesan Hidup 100 Persen Hidup sehat, produktif bahagia dapat, memupuk nasionalismenya juga dapat.

Heru Winarko “Calon Kepala Daerah harus paham Situasi Narkoba di Daerahnya”

BY GentaraNews IN


Kepala BNN, Drs Heru Winarko mengatakan adanya Penandatanganan nota kesepahaman antara BNN dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) tentang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) merupakan langkah lanjutan BNN setelah munculnya Peraturan Presiden No 2 Tahun 2020 tentang Rencana Aksi P4GN.

“Dengan adanya kesepahaman ini, kami ingin memastikan seluruh jajaran Bawaslu bebas narkoba demi terselenggaranya pemilu yang demokratis, bermartabat dan berkualitas. Sebab, kami tidak ingin nantinya mendapatkan pegawas Pemilu bahkan calon kepala daerah yang masuk dalam penyalahgunaan narkoba maupun jaringan narkoba,” kata Kepala BNN saat doorstop di hadapan awak media Kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (28/7).

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Bawaslu Abhan bahwa akan bekerja sama dalam rangka untuk pencegahan narkoba. Sinergi ini telah kami mulai yaitu pemeriksaan internal dari pusat sampai ke kabupaten/kota. Dan pada saat lakukan seleksi anggota, syarat bebas narkoba dari BNN menjadi hal yang wajib. Terkait persiapan Pemilihan kepala daerah (Pilkada) salah satu syarat calon itu harus bebas dari narkoba, tentu kami harus mengawasi itu dengan diberikan akses dari BNN apakah bakal calon tersebut dinyatakan bebas dari narkoba, ungkap Abhan.

Menjelang pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) serentak yang rencananya akan dilaksanakan menjelang akhir tahun 2020, Heru Winarko juga mengingatkan ada tiga hal penting yang harus dipersiapkan dalam debat kandidat nantinya, pertama bakal calon harus tahu apa itu narkoba. kedua mengerti situasi narkoba di wilayahnya serta mengatasinya dan ke tiga yaitu mengenai sumber dananya, jangan sampai melibatkan jaringan bandar narkoba.

Dengan adanya kesepakatan ini, baik BNN maupun Bawaslu memiliki komitmen yang sama terkait P4GN. “Kalau seluruh stakeholdernya sama-sama berkomitmen, kami yakin kedepan akan mendapatkan pemimpin-pemimpin daerah yang bebas dari narkoba,” kata Kepala BNN. (LEP)



Biro Humas dan Protokol BNN RI


Akibat Kecanduan Narkoba Tega Bantai Istri Dan Anak Hingga Tewas

BY GentaraNews IN



Ancaman narkoba tidak hanya merusak diri sendiri tapi juga bagi keluarga baik dalam bentuk KDRT dimulai dari kekerasan fisik baik ringan maupun berat, kekerasan seksual baik ringan maupun berat, penelantaran rumah tangga, hingga pembunuhan

Demikian hal nya dengan seorang pria pembunuh anak dan istri dengan tabung gas, ini terjadi di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan yakni Rendy Arisa (34) ternyata sempat menjalani dua kali rehabilitasi karena ketergantungan narkoba. Hal itu diungkapkan oleh Kasat Reskrim Polres Banyuasin AKP Ginanjar berdasarkan hasil dari keterangan para saksi, Rendy Arisa telah menjadi pecandu narkoba sejak tiga tahun terakhir. Senin (27/7/2020).

Tersangka sering terlibat cek-cok dengan korban Yuti Kontesa (30) yang tak lain adalah istrinya sendiri karena anak.

"Pelaku ini tidak mengakui anak ketiganya itu ketika baru saja selesai rehab kedua. Sehingga mereka sering ribut gara-gara anak, ia telah menjadi pecandu narkoba sejak tiga tahun terakhir," jelas Kasat Reskrim Polres Banyuasin AKP Ginanjar.

Selanjutnya menurut Kasat Reskrim, "keributan antara pelaku dan istrinya itu mencapai puncak saat Rendy mengalami depresi berat usai dipecat dari tempatnya bekerja karena pandemi Covid-19. Di sana, pelaku nekat menganiaya istrinya serta anak ketiga mereka Rajata Baikal (3) hingga tewas dengan menggunakan tabung gas saat tertidur pulas di rumah," ungkap Kasat Reskrim

"Setelah kedua korban tewas, pelaku langsung mencoba gantung diri dua kali namun gagal," tambah Ginanjar

"Sehingga percobaan ketiga pelaku akhirnya meminum racun dan saat kondisinya sedang kritis," tutup Ginanjar.

Ditempat terpisah, Kepala Desa Tajamulya Supandi lokasi tempat tinggal tersangka Tentu mengatakan, "pelaku Rendy dalam kesehariannya dikenal sebagai orang yang kerap berulah. Bahkan, di lokasi tempat tinggal mereka semuanya telah mengetahui jika ia sering mengkonsumsi narkoba," jelas Kepala Desa Tajumulya

"Bahkan sudah dua kali direhab, kalau ribut sama istrinya ini sering. Pelaku juga cemburuan, buat onar di sini dan ringan tangan,"ujar Supandi.

Jenazah istri dan anak Rendy saat ini telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Pagar Raya 1, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan," tutup KadesTajamulya Supandi

Untuk saat ini Rendy telah ditangkap petugas dan kini menjalani perawatan di RSUD Banyuasin, karena menenggak racun. (LEP)

Pentingnya Dipersiapkan Generasi Milenial Yang 100% Sadar Sehat Produktif Bahagia Tanpa Narkoba

BY GentaraNews IN

Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisiaris Jenderal Polisi Heru Winarko menyebut, penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja makin meningkat. Dimana ada peningkatan sebesar 24 hingga 28 persen remaja yang menggunakan narkotika.

“Hasil dari penelitian kita bahwa penyalahgunaan itu beberapa tahun lalu, milenial atau generasi muda hanya sebesar 20 persen dan sekarang meningkat 24% -28% itu adalah kebanyakan pengguna anak-anak dan remaja,” kata Heru Winarko di The Opus Grand Ballroom At The Tribrata, Jakarta Selatan, Rabu (26/6).

Angka ini menjadi peringatan, bahwa upaya penanganan permasalahan Narkoba tidak hanya dapat dilakukan secara massif saja tetapi juga harus lebih agresif lagi khususnya bagi generasi yang terlahir pada era milenium.

Menurut  Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Belitung, Dik Dik Kusnadi, Bc.IP, S.Sos, MM, ketika ditanya melalui Whatapps menjelaskan, "untuk menjaga kalangan milenial dalam rangka bonus demografi maka perlu dipersiapkan generasi milenial yang 100% sadar sehat produktif bahagia tanpa narkoba Kalau menurut saya mereka harus dipersiapkan kan dari sisi mentalitas semangat Bela negaranya," ungkap Dik Dik Kusnadi

"Bela negara yang paling sederhana definisi atau pengertiannya adalah lakukan hal positif tinggalkan hal negatif cintai tanah air jadi penting sekali pemerintah mempersiapkan kalangan milenial dengan doktrin bela negara dilanjutkan dengan membangun kesadaran bahwa mereka betul-betul dipersiapkan untuk turut serta di dalam membangun ketahanan keluarga dan juga bangsanya," Sambung Dik Dik Kusnadi.

"Kaum milenial, mereka harus memahami dengan kesadaran yang tinggi bahwa penyalahgunaan narkoba telah menimbulkan banyak penderitaan kerugian dan kematian Yang kedua bahwa narkoba sesungguhnya adalah proses percepatan menuju ke tiga tempat yaitu Rumah Sakit Jiwa penjara dan kuburan," lanjut  Dik Dik Kusnadi menambahkan.

Diakhir pembicaraan via whatapps, kepala BNNK Belitung menutup pembicaraan bahwa, "penyalahgunaan narkoba akan menghambat, merusak dan menghancurkan diri keluarga dan masa depan kesadaran ini menjadi penting karena ketika kalangan milenial sadar dengan hal-hal tersebut di atas maka ke depan apapun tawarannya apapun bujuk rayunya dari siapapun orangnya mereka sudah mampu mengatakan tidak pada narkoba dan mereka punya kesadaran untuk tidak menjadikan dirinya sebagai bahan eksperimen" Pungkas Dikdik.

LEP

Tutorial BloggingTutorial BloggingBlogger Tricks

Baca Juga