Baca Juga

Kamis, 20 Agustus 2020

Pertemuan Virtual HUT Taman Iskandar Muda Yang Diikuti Masyarakat Aceh Ban Sigom Donya

BY GentaraNews IN

Pertemuan virtual via aplikasi zoom itu merupakan rangkaian kegiatan memperingati 70 Tahun TIM, 75 Tahun Proklamasi Indonesia dan 15 Tahun Perdamaian Aceh, dengan tema “Hikmah Covid 19 & Tantangan Bagi Aceh” yang diikuti para tokoh dan masyarakat Aceh, baik yang menetap di Aceh maupun di luar Aceh di 4 Benua. Para Penanggap dari Beragam Latar Belakang Profesi, diikuti lebih dari 350 orang.

Plt Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah, MT membuka 'Silaturrahmi Hijriah Taman Iskandar Muda Aceh' di Jakarta secara virtual dari Banda Aceh, Diskusi ini  dimoderatori Prof Bachtiar Aly, pakar komunikasi dan mantan anggota DPR RI. Kamis (20/8/2020). 

Sejumlah tokoh Aceh akan tampil sebagai narasumber dalam pertemuan itu, antara lain Jenderal (Purn) TNI Fachrul Razy (Menteri Agama RI), Dr Sofyan Djalil (Menteri ATR/Kepala BPN),  Tgk Malik Mahmud Al Haytar (Wali Nanggroe Aceh),  Ir Nova Iriansyah MT (Plt Gubernur Aceh) dan  Dr Surya Darma MBA (Ketua Umum PPTIM).

Kemudian Dr Mustafa Abubakar ( Menteri BUMN 2009-2012),  Dr Adnan Ganto (Bankir International), Nasir DJamil (Ketua Forbes DPR/DPD RI), Dr Hammam Riza (Kepala BPPT) , Dr Fachry Ali (Pengamat Sosial Politik), Dr Azwar Abubakar (Menteri PAN RB 2012-2014), Prof Samsul Rizal (Rektor Universitas Syiah Kuala) dan Amir Faisal (The Atjeh Connection).

Lalu Al Chaidar (Leiden – Belanda), Prof Ahmad Humam Hamid  (Pengamat Sosial-Unsyiah), Adron Razy Yusuf (Diaspora Aceh, Seattle – USA), Darlis (Turki), Dr Umaimah Wahid ( Dosen Universitas Budi Luhur Jakarta), Dr Rusli Hasbi (Pengasuh Pesantren Qalbun Salim-Jakarta), Riris Irawati (Direktur Eksekutif Flowers, Banda Aceh), Yunidar ZA (IMPAS Jakarta) dan Andri Munazar (Startup Aceh), Le Putra (Aktivis Anti Narkoba).

Ketua Umum PP TIM Dr. Ir. Surya Darma, MBA dalam sambutannya menjelaskan, “Bentuk pertemuan secara virtual merupakan sebuah konsep hijrah yang paling dimungkinkan pada saat pandemi seperti sekarang ini. Kita dipaksa hijrah dalam berkegiatan, termasuk dalam kegiatan silaturrahim,” kata Surya Darma.

“Semua kita diharapkan waspada akan kondisi kekinian di Aceh. Sikap sebagian warga yang tidak peduli dan abai merupakan merupakan ujian bagi Pemerintah Daerah dalam mengendalikan wabah. Diharapkan dalam silaturahmi  kita dapat memberikan pemikiran-pemikiran yang strategis untuk menekan jumlah kasus,” ujar Surya Darma.

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras dengan penuh dedikasi dalam upaya pengendalian Covid-19 di Aceh.

"Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran Forkopimda Aceh, Forkopimda Kabupaten/Kota,

dokter, perawat serta tenaga kesehatan lainnya, para ulama, seluruh tokoh masyarakat, dan TNI/Polri yang telah bekerja keras, tak kenal waktu, dengan penuh dedikasi dalam upaya pengendalian Covid-19 di Aceh," ujar Nova.

"Terkait kondisi Aceh yang tengah dilanda pandemi Covid-19, sebagai muslim, setiap bencana datang tentu akan menguatkan sandaran vertikal dan sekaligus akan membentuk kesadaran teologis kaum muslim sebagai makhluk Allah, " Jelas Nova lagi.

"Sebagai masyarakat yang terkenal religius, masyarakat Aceh pasti yakin dan percaya bahwa bencana atau musibah yang terjadi akan dapat meningkatkan keimanan kepada Allah SWT betapa tidak berdayanya kita di hadapan Allah SWT," kata Nova.

Keyakinan tersebut, lanjut Nova, akan menjadi sandaran vertikal kaum muslim bahwa Allah mendatangkan bencana sebagai ujian sekaligus sebagai peringatan supaya kembali kepada jalan yang benar.

Bencana kemanusiaan ini, ulasnya, juga semakin menguatkan kesadaran agar masyarakat Aceh dapat membangun kesiagaan dalam menghadapi berbagai bencana, baik bencana alam maupun bencana non-alam seperti pandemi Covid-19 ini.

Nova juga menjelaskan, dalam menyikapi ancaman tersebut, berbagai langkah strategis telah dilakukan Pemerintah Aceh, dari persiapan teknis sampai sosialisasi kepada masyarakat.

"Sejak awal merebaknya virus corona hingga sekarang, Pemerintah Aceh telah mengambil berbagai langkah dan kebijakan dalam penanganan Covid-19," ucap dia.

Nova lantas menguraikan sejumlah langkah yang dilakukan pihaknya selama ini, mulai dari proses memulangkan mahasiswa dan warga Aceh di Cina, menunjuk 13 rumah sakit rujukan, menyediakan sarana dan prasarana kesehatan penanganan Covid-19, menggunakan dana belanja tidak terduga (BTT), hingga melakukan refocusing APBA 2020 untuk penanganan Covid-19.

"Juga pemanfaatan kembali gedung RSUDZA lama untuk menyiapkan Ruang Pinere dengan total kapasitas 170 tempat tidur, serta mendorong pemerintah kabupaten/kota untuk menyisihkan 10% kapasitas rumah sakit umum daerah untuk Ruang Pinere yang akan merawat pasien Covid-19 dengan kategori ringan sampai sedang," beber dia.

Pemerintah Aceh, lanjut Nova, juga telah mefungsikan asrama BPSDM Aceh dan Asrama Haji Embarkasi Aceh sebagai ruang observasi bagi kasus positif Covid-19 tanpa gejala (OTG), dengan total kapasitas 388 tempat tidur, serta melahirkan berbagai kebijakan lain dalam penanganan covid-19 di Aceh.

Nova mengakui, menghadapi pandemi Covid-19, bukanlah hal yang mudah. "Banyak tantangan yang harus kita hadapi. Apalagi virus corona ini merupakan virus baru, sehingga kita harus melakukan berbagai hal antisipasi untuk menanganinya," paparnya.

Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Sofyan A Djalil mendorong generasi muda Aceh untuk keluar dari Aceh dan memilih kolam besar sebagai arena kompetisi. 

 “Aceh itu kolam kecil, Indonesia kolam besar tempat kita berkompetisi dan berenang. Berenang di kolam kecil banyak konflik, karena ruangnya sempit. Di kolam besar tidak ada,” kata Sofyan membandingkan.

“Mari kita dorong anak- anak kita jadi fighter di kolam lebih besar. Beruntung kita bisa keluar dari Aceh,” ujarnya.

"Sukses adalah orang yang berani keluar dari area amannya. Penelitian menyebut 87 persen orang hidup dalam radius 200 km dalam lingkungannya. Cuma 13 persen yang berani keluar dari lingkungannya. “Karena itu marilah kita, orang –orang Aceh dan generasi mudanya, menjadi kelompok yang 13 persen itu,” pungkas Sofyan A Djalil.

Dalam kesempatan ini tokoh Aceh yang juga mantan Menteri PAN dan RB, Azwar Abubakar menyarankan, seluruh pihak di Aceh duduk bersama bermusyawarah membicarakan penanganan covid 19. Lupakan perbedaan, kepentingan pribadi dan golongan.

“Bermusyawarah itu lebih baik. Kumpulkan semua pihak. Eksekutif, legislatif, kampus, LSM, tokoh perempuan, mahasiswa dan sebagainya. Meskipun APBA Provinsi Aceh sudah disahkan, tapi perlu ada evaluasi lagi, sebab anggaran APBA akan berkurang menyusul pandemi covid 19," Saran Azwar Abubakar dari kediamannya di Banda Aceh.

“Capaian juga berubah, karena uangnya berkurang. Nah ini yang perlu dibicarakan bersama. Apa kita akan bikin dalam rangka covid ini, karena semua sudah berubah,” ujar Azwar Abubakar.

"Duduk bahas bersama, lahirkan satu konsep. Ini ada covid, apa yang bisa kita lakukan bersama,” ujar Azwar Abubakar 

"Sebab seluruh perubahan yang diakibatkan oleh covis tersebut merupakan masalah bersama masyarakat Aceh dan tidak mungkin bisa ditangani sendiri-sendiri, apabila musyawarah tersebut digelar, akan banyak sisi positif dan hikmahnya," yakinkan  Azwar Abubakar.

“Kalau memang deadlock, baru diambil alih Pemerintah Aceh sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tapi saya kira tidak akan begitulah,” tambah Azwar Abubakar.

"Masyarakat Aceh tidak perlu pesimis menghadapi covid. Alasannya, pertama covid sama seperti tsunami, yang datang menyerang semua aspek, Oleh karena itu dibutuhkan ketabahan dan tawakal kepada Allah SWT untuk mendapat petunjuk-Nya," tambah Azwar Abubakar lagi.

"Kedua Aceh dan daerah lainnya akan menghadapi krisis pangan, ini bisa dilakukan upaya bersama, langkah-langkah akan bisa diambil oleh seluruh pihak," pangkas Azwar Abubakar. (LEP).

Tutorial BloggingTutorial BloggingBlogger Tricks

Baca Juga