Baca Juga

Selasa, 10 November 2020

Operasi Laut Interdiksi Terpadu 2020, BNN, Bea Cukai Dan Polairud Menjadi Langkah Nyata Sinergitas Aparat

BY GentaraNews IN

Badan Narkotika Nasional kembali menggelar operasi laut interdiksi terpadu bersama dengan Dit. Polair Baharkam Polri dan Direktorat Penindakan dan Penyidikan Ditjen Bea Cukai. Pembukaan operasi gabungan dilakukan oleh Kepala BNN, Drs. Heru Winarko, S.H., secara virtual didampingi oleh Deputi Pencegahan, Drs. Anjan Pramuka Putra, S.H., M.Hum. selaku penanggungjawab operasi. Selain pejabat BNN, pembukaan operasi gabungan juga dihadiri oleh perwakilan dari Direktorat Jenderal Bea Cukai dan Dit. Polair Baharkam Polri. Selasa (10/11)

Dalam pembukaan tersebut, Kepala BNN menyampaikan bahwa sampai saat ini laut masih menjadi jalur favorit para bandar narkoba. Panjangnya garis pantai dan luasnya wilayah pengawasan membuat sindikat narkoba memanfaatkan kelengahan aparat dalam menyelundupkan narkotika. Oleh sebab itu, menurut Heru Winarko sangat penting untuk bekerjasama dalam memfokuskan perhatian di wilayah perbatasan laut Indonesia.

“Operasi gabungan ini menjadi wadah awal untuk berkolaborasi, bekerjasama, dan bersinergi sehingga pemberantasan peredaran gelap narkotika dapat dilakukan dengan lebih efektif,” ujar Kepala BNN.

Sebanyak 223 anggota gabungan dan 11 kapal milik Ditpolair dan Ditjen Bea Cukai diterjunkan dalam operasi ini. Kepada para tim di lapangan Heru Winarko berpesan untuk menjaga kesahatan dan patuhi protokol kesehatan.

“Saya berdoa semoga seluruh pelaksana operasi senantiasi dilindungi dan disertai Tuhan Yang Maha Esa dalam menjalankan tugas mulia ini,” tutup Heru Winarko dalam sambutannya. (LEP)






Biro Humas dan Protokol BNN RI

Kepala BNN Tegaskan Budaya BNN RI Tidak Dibuat Secara Top Down Dalam Induction Training

BY GentaraNews IN

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Drs. Heru Winarko, SH, membuka kegiatan Induction Training secara virtual. Induction Training atau Pelatihan Induksi merupakan pelatihan tahunan yang diadakan khusus untuk Pegawai yang baru bergabung maupun Pegawai yang sudah bergabung namun kurang dari 1 tahun. di ruang kerja kepala BNN, Cawang, Jakarta Timur. Senin (9/11/20)

Dalam sambutannya, Heru winarko mengungkapkan bahwa budaya yang ada di BNN tidak dibuat secara Top Down dan bukan given. Pegawai yang ada di BNN itu cukup kompleks. Ada yang berasal dari berbagai Instansi di luar BNN maupun ada yang Pegawai organik BNN. Sehingga BNN membutuhkan suatu budaya yang menjadi kesepakatan bersama bagi seluruh Pegawai yang bekerja di BNN. Pembentukan budaya BNN telah dilakukan cukup lama, dan akhirnya mampu terbentuk dan terdapat pelatihan yang mewadahinya.

Pada tahun 2019, Pelatihan diadakan secara tatap muka sehingga para peserta dapat diajak berkunjung ke Pusat Laboratorium Narkotika. Selain itu dalam Pelatihan Induksi tahun lalu tersebut, kepala BNN Kolombia pun turut memberikan materi dan berbagi pengalamannya dalam kegiatan penangkapan Pablo Escobar, yang merupakan gembong narkoba di Kolombia.

Untuk tahun ini, dikarenakan pandemi covid 19, Pelatihan Induksi dilaksanakan secara virtual. Walau demikian, diharapakan nilai-nilai dan budaya organisasi ini tetap dapat diterima dan diresapi oleh seluruh peserta. Atribut-atribut Instansi asal peserta, diharapkan dapat ditinggalkan dan digantikan oleh budaya-budaya BNN selama yang bersangkutan bekerja di BNN.

Salah satu budaya BNN yang harus diterapkan yaitu Berani, Nasionalisme, Netral, Responsif dan Inovatif. Budaya ini harus diterapkan hingga tingkat Pegawai di BNNP dan BNNK/Kota, baik Pegawai yang baru bergabung maupun Pegawai yang sudah lama bergabung sehingga seluruh Pegawai mampu menjadi satu kesatuan yang utuh dan satu persepsi.

Kepala BNN juga berharap dengan adanya pelatihan ini, para peserta pelatihan yang tahun ini terdiri dari Karo Kepegawaian, para kepala BNNP, para kepala BNNK, dan para Kepala Bagian, mampu menunjukkan etos kerja, nilai-nilai Organisasi dan Integritas.

Heru Winarko juga menegaskan bahwa BNN merupakan Instansi Sipil sehingga cara kerja yang otoriter tidak bisa diterapkan. Cara kerja di BNN merupakan cara kerja yang gotong royong. Kepala BNNP selain menjadi pimpinan di Daerah, juga harus bisa menguasai lapangan dan menjadi Koordinator Tim Assesment Terpadu (TAT).

“Pegawai yang baru bergabung dengan suatu organisasi, membutuhkan waktu untuk beradaptasi dan membutuhkan bantuan dari Pegawai yang telah lama di organisasi tersebut agar tidak terjadi Culture Shock. Diharapkan dengan adanya pelatihan ini, para Pegawai mampu segera menyesuaikan agar segera mampu bekerja sama dengan Pegawai yang sudah dan bekerja sesuai dengan budaya organisasi BNN.” ungkap Heru Winarko.

Selain itu, Heru Winarko juga mengungkapkan bahwa dengan adanya Pelatihan Induksi ini diharapkan para peserta mampu mengenal dan mengimplementasikan nilai-nilai budaya kerja BNN,meningkatkan kinerja Pegawai dan memperbaiki citra Pegawai BNN Pusat sampe Daerah, sehingga terciptanya perubahan pola pikir dan budaya kerja Pegawai menjadi budaya yang mengembangkan sikap dan perilaku kerja yang berorientasi pada hasil yang diperoleh produktivitas kerja dan kinerja yang tinggi untuk memberikan pelayanan kepada Masyarakat

Di akhir sambutannya, kepala BNN secara resmi membuka Pelatihan Induksi. Dan berterima kasih kepada penyelenggara serta para narasumber yang berkontribusi dalam kegiatan Pelatihan ini. (LEP)



Sumber : Biro Humas dan Protokol BNN RI

Pengedar Sabu 1 Orang Mati Ditembak, 20 Kg Sabu Dalam Bungkus Milo Disita

BY GentaraNews IN


Tim Harimau Kampar Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Riau dibantu Satresnarkoba Polres Dumai menangkap tiga orang kasus narkoba. Ada 20 Kg sabu yang diamankan dalam penangkapan ini. Seorang bandar narkoba bernama Hendra tewas ditembak, 20 Kg Sabu diamankan. Senin (9/11/20) jam 2.00 dini hari

Kapolda Riau Irjen Pol. Agung Setya Imam Effendi, dalam jumpa pers didepan awak media mengatakan, "Mereka kita tangkap pukul 02.00 dini hari di Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Riau. Barang bukti yang diamankan 20 Kg sabu," kata Kapolda Riau, Irjen Agung Setya Imam. Senin (9/11/2020).

"Para pihak yang ditangkap ini diduga terkait dengan jaringan narkoba internasional. Ketiga orang itu ditangkap saat akan membawa sabu masuk ke Pekanbaru dari Bengkalis," Jelas Kapolda Riau.

"Mereka ini akan membawa barang bukti sabu dari Bengkalis untuk dimasukkan ke Pekanbaru," tambah Kapolda Riau

"Ada hal yang baru, kemasan (sabu) yang biasanya dalam bungkus teh, kali ini mereka mengelabui, bungkus Milo. Ini cara mereka menghindari upaya identifikasi. Kita akan terus kembangkan kasus ini," kata Kapolda Riau

Ketiga orang tersebut ialah Syamsul Bahri, Simson Siahaan dan Hendra. Polisi menembak mati Hendra yang berusaha menabrak polisi.

Tersangka Simon Siahaan, disebut sebagai tim sukses calon Bupati Pelalawan, Adi Sukemi. Adi Sukemi disebut sebagai anak Bupati Pelalawan, M Harris. Dia maju sebagai calon bupati diusung Golkar bersama calon Wakil Bupati, Muhammad Rais.

"Iya benar, tersangka jaringan narkoba atas nama Simon Siahaan adalah tim sukses dari nomor pasangan 04. Iya anaknya Pak Bupati Pelalawan," kata Kapolda Riau Irjen Agung Setya Imam Effendi saat dimintai konfirmasi, Selasa (10/11/2020).

Irjen Pol. Agung Setya Imam Effendi mengatakan, "Simon Siahaan merupakan bagian dari tim survei. Menurutnya, Simon tidak berkomunikasi dengan Adi Sukemi secara langsung," katanya

"Hasil pemeriksaan, menjadi tim sukses ini tersangka Simon Siahaan komunikasinya sama bapaknya (M Harris). Jadi komunikasinya sama Pak Harris, tidak sama Adi Sukemi-nya langsung," tambah Irjen Pol. Agung Setya Imam Effendi.

Pengejaran Tabrak mobil polisi

Polisi membuntuti tersangka Hendra dan Syamsul Bahri yang sedang melaju dengan mobil Avanza warna hitam.

Sesampainya di Jalan Arifin Achmad, Kecamatan Bukit Batu, Bengkalis, tim melakukan pengejaran dan mengadang mobil tersangka.

Namun, tersangka Hendra yang mengemudikan mobil nekat menerobos petugas untuk melarikan diri.

Karena tersangka mencoba kabur, petugas langsung mengejar. Dalam pengejaran itu, tersangka menabrakkan mobilnya ke mobil petugas. Sehingga, petugas melepaskan tembakan senjata api beberapa kali ke arah mobil tersangka.

Kasubdit I Dit Narkoba Polda Riau AKBP Hardian Pratama yang memimpin penangkapan itu tampak membuka pintu mobil bagian depan.

Tersangka Hendra terlihat sudah tak berdaya. Sedangkan tersangka Syamsul Bahri sudah diborgol.

Hardian meminta anggotanya untuk mencari ambulans untuk membawa Hendra ke rumah sakit di Dumai.

Setelah dilakukan penggeledahan di dalam mobil, petugas mengeluarkan dua buah karung goni dan satu buah tas berisi sabu.

Tim Hariau Kampar amankan 20 kg sabu

Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi dalam konferensi pers menyatakan, tersangka diberikan tindakan tegas karena melawan petugas.

"Tersangka Hendra melawan dengan cara menabrakkan mobilnya ke mobil Tim Harimau Kampar. Sehingga, petugas memberikan tindakan tegas. Tersangka Hendra tewas akibat mengalami tembakan petugas. Jasad tersangka kini masih di rumah sakit," ungkap Agung kepada wartawan, Senin sore.

Dikatakan Kapolda, barang bukti sabu yang berhasil diamankan sebanyak 20 kilogram sabu. Barang haram itu dipaket dalam bungkus Milo dan teh China.

Menurut Agung, tersangka menggunakan bungkus Milo sebagai Irjen Agung Setya Imam Effendi, kepada wangka untuk mengelabui petugas. Namun, seperti apa pun cara mereka akan kita ungkap untuk memberantas narkotika," kata Agung.

4 tersangka, dua tewas

Dia menambahkan, dalam kasus peredaran narkotika ini melibatkan empat orang tersangka.

Mereka adalah Hendra, Syamsul Bahri, Simson siahaan, dan Syaharudin Effendi.

Dua tersangka ditangkap hidup, sedangkan dua lagi meninggal dunia.

"Tersangka Hendra meninggal dunia akibat mengalami luka tembak. Untuk tersangka Syaharudin Effendi, meninggal dunia karena sakit. Tersangka ini adalah narapidana di Lapas Kelas IIA Pekanbaru. Dialah yang mengendalikan Hendra dan Syamsul Bahri untuk mengedarkan narkotika," pungkas Agung.

Sebagaimana diberitakan, Ditresnarkoba Polda Riau melakukan penangkapan terhadap tersangka bandar narkotika jenis sabu di Kabupaten Bengkalis, Riau, Senin (9/11/2020), sekitar pukul 02.00 WIB.

Dalam penangkapan ini, satu orang bandar narkoba bernama Hendra tewas ditembak polisi

Selain tiga orang tersebut, Agung mengatakan ada seorang lagi bernama Saharudin Effendi yang merupakan narapidana di Lapas Pekanbaru. Saharudin diduga merupakan pengendali jaringan narkoba tersebut.

"Saharudin ini meninggal dunia di Lapas Pekanbaru karena muntah darah dari sakit yang dideritanya. Ini laporan dari Kalapas Pekanbaru. Dia meninggal pukul 23.00 WIB tadi malam," Jelas Kapolda Riau. (LEP).

Senin, 09 November 2020

Kepala BNNP Malut Sambangi Forkompimda, Memperkuat Kerjasama P4GN

BY GentaraNews IN


Kombes Pol. Roy Hardi Siahaan, S.I.K., S.H., M.H yang baru dilantik menjadi Kepala BNN Propinsi Maluku Utara pada tanggal 27 Oktober 2020 oleh kepala BNN RI Komjen Pol. Drs. Heru Winarko, SH, memperkenalkan diri ke beberapa Institusi, antara lain Korem 152/Babullah, Polda dan Binda Maluku Utara, guna nemperkuat Kerja sama P4GN. Senin (09/11/20).

Di Korem 152/Babullah, Kombes Pol. Roy Hardi Siahaan, S.I.K., S.H., M.H bertemu dengan Danrem, Brigjen (TNI) Imam Sampurno Setiawan dan Kasie Intel Kolonel inf. Wahyu Yudayana. Dalam pertemuaannya dengan Danrem, dibahas kerja sama P4GN yang telah berjalan antara BNNP Malut dengan Korem sampai saat ini baik sosialisasi pencegahan Narkoba dan tes urine kepada anggota TNI. Kepala BNNP juga menyampaikan harapannya agar Babinsa sebagai salah satu unsur di desa/kelurahan ikut berperan aktif mewujudkan program desa/kelurahan Bersih Narkoba (Bersinar).

Pertemuan dilanjutkan ke Kapolda Malut Irjen Pol. Drs. Rikwanto, SH., M.Hum yang didampingi Wakapolda : Brigjen Pol. Lukas Akbar Abriari, S. I. K., M. H. Dir. Reskrimsus : Kombes Pol. Alfis Suhaili, S. I. K., M. S.i, Dir. Intelkam : Kombes Pol. Hadi Wiyono, S. I. K. serta Dir. Narkoba : AKBP. Tri Setyadi Artono, S. H., S. I. K., M. H. Dalam pertemuan tersebut, Kapolda menyampaikan institusi yang dipimpinnya berkomitmen dan membuka diri dalam kerja sama upaya pemberantasan Narkoba.

Kunjungan dilanjutkan jelang sore (09/11) ke Binda Maluku Utara dan bertemu Kabinda, Brigjen TNI Dudi Fristiyanto. Pembahasan dengan kabinda seputar permasalahan Narkoba, lintas Provinsi dan lintas pulau, dan Kabinda menyampaikan, institusinya tetap bekerja sama dengan BNN dalam pencegahan dan pemberantasan Narkoba yang merupakan salah satu tugas intelejen, hal ini sebagai salah satu indikator turunnya tingkat kriminalitas di Maluku Utara.

Selain sebagai bagian dari upaya meningkatkan sinergitas Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba, kunjungan kepala BNNP Malut yang didampingi Kabag umum, kabid P2M dan Kabid Rehabilitasi ini juga dimaksudkan untuk menjalin silaturahmi dan perkenalan dengan anggota Forkompimda Maluku Utara. (LEP).





Sumber : Bidang Humas BNNP Malut

Polresta Banjarmasin Kalsel Amankan 21 Kg Sabu, 3,6 Kg Ekstasi

BY GentaraNews IN


Polresta Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) mencetak rekor tangkapan terbesar dengan menyita sebanyak 42,9 kilogram narkoba yang terdiri dari 35,7 kg sabu-sabu dan 30.000 butir ekstasi seberat 7,2 kg. Sebanyak tiga pelaku ditangkap yakni Robin Indriawan (30), Rizki Aldi Putra (30) dan tersangka M Solehudin (25).

Kapolresta Banjarmasin Kombes Pol Rachmat Hendrawan yang didampingi Kasat Narkoba, Kompol Wahyu Hidayat dalam jumpa pers di halaman Mapolresta Banjarmasin, mengatakan, "Ini tangkapan terbesar yang pernah diungkap Satuan Reserse Polresta Banjarmasin kurun waktu lima tahun terahir," kata Kapolresta Banjarmasin Kombes Pol Rachmat Hendrawan. Senin (9/11/2020) siang.

Hadir dalam kegiatan tersebut Komandan Kodim 1007/Banjarmasin, Kolonel Czi M Leo Pola Ardiansa, Kajari dan Kepala Pengadilan Negeri Banjarmasin.

"Jaringan Narkoba ini merupakan jaringan antar provinsi, seperti Sumatera dan Surabaya serta Banjarmasin," tambah Kapolresta Banjarmasin

"Terungkapnya kasus tersebut berkat informasi masyarakat adanya peredaran sabu dalam jumlah besar," ujar Kapolresta Banjarmasin

Kemudian, tim yang dipimpin Kasat Resnarkoba Polresta Banjarmasin Kompol Wahyu Hidayat melakukan penyelidikan selama satu minggu.

Tersangka pertama yang ditangkap Robin Indriawan (30), di sebuah rumah Jalan Pramuka, Kompleks Bina Lestari Semanda 6, Kelurahan Sungai Lulut, Kecamatan Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin pada Senin (2/11).

Polisi menemukan barang bukti 21,7 kilogram sabu-sabu dan 15 ribu butir pil ekstasi seberat 3,6 kilogram. Ditemukan juga uang tunai Rp. 944.500.000.

Kemudian, petugas melakukan pengembangan dengan meringkus tersangka M Solehudin (25) dan Rizki Aldi Putra (30) pada Selasa (3/11) di Hotel Amaris, Jalan Ahmad Yani Km 7, Kabupaten Banjar. Di dalam kamar yang ditempati keduanya, polisi menemukan lagi 14 kilogram sabu-sabu dan 15 ribu butir ekstasi.

"Jadi Robin ini adalah penjaga gudang sebagai penerima barang. Sedangkan Soleh dan Rizki adalah kurir yang memasok narkoba ke Banjarmasin dari Medan melalui jalur darat dan laut. Bahkan, barang bukti yang ditemukan di hotel, rencananya mau dibawa lagi ke Samarinda, Kalimantan Timur," ujar Kombes Pol Rachmat Hendrawan.

Polisi kini masih berupaya melakukan pengembangan jaringan bandar yang mengendalikan ketiga tersangka. Diduga kuat, bandarnya masih satu jaringan dengan 300 kilogram sabu-sabu yang diungkap Direktorat Reserse Narkoba Polda Kalsel pada 6 Agustus 2020 lalu, berdasarkan kemasan sabu-sabu yang dibungkus teh China warna hijau.

Sebelumnya, Polresta Banjarmasin mencatat tangkapan paling besar 12 kilogram sabu-sabu pada akhir Desember 2018 silam. Satu tersangka ditangkap di Bandarlampung (Provinsi Lampung) saat berencana membawa narkoba ke Banjarmasin dari Pulau Sumatera.

Pengungkapan besar itu pun telah menyelamatkan masyarakat dari penggunaan narkoba. Rachmat menyebut, satu butir ekstasi dapat digunakan satu orang, sehingga 30.000 orang terhindar dari penyalahgunaannya. Sedangkan satu gram sabu-sabu bisa dipakai 10 orang, artinya ada 565.500 jiwa terselamatkan. (LEP)


Tutorial BloggingTutorial BloggingBlogger Tricks

Baca Juga