Baca Juga

Daerah (477) Nasional (231) Berita (113) Internasional (34) education (25) news (25) Berita Gema Nusantara (24) Duit (15) Nasiona (15) Tentang Narkoba (6) video (4) Gema (3) Peraturan (2) Profile (2) kesehatan (2) Teknologi (1) herbal (1)

Jumat, 06 November 2020

Bus Listrik Buatan Inka Bus, Sekali Isi Baterai Tempuh 200 Km

BY GentaraNews IN


E-Inobus, sebuah transportasi bus berteknologi ramah lingkungan yakni dengan energi listrik, karya anak bangsa.

E-Inobus memiliki panjang 8,1 meter dan lebar sekitar 2 meter dengan kapasitas 16 penumpang. Bus ini dapat menempuh hingga jarak maksimal sekitar 200 km per 1 kali charge. Adapun pengisian daya dibutuhkan waktu selama 3-4 jam.

Direktur Pengembangan PT INKA (Persero) Agung Sedaju mengungkapkan E-Inobus merupakan kerja sama PT INKA (Persero) dengan perusahaan karoseri lokal asal Malang, Piala Mas dan perusahaan Taiwan Tron-E dan 

"Tingkat kebisingan pada bus listrik tersebut jauh lebih baik, yakni rata-rata sebesar 71 dB. Sedangkan bus tenaga diesel rata-rata kebisingannya sebesar 85 dB,” papar Agung.

"Bus listrik tersebut, sudah dilakukan pengujian dan telah mendapatkan Sertifikat Uji Tipe (SUT) kendaraan bermotor dari Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB)," terang Direktur Pengembangan PT INKA (Persero)



Uji Coba Madiun Bali

Bus listrik E-Inobus produksi PT Inka saat ini diuji coba di Pulau Dewata atau Bali. Perjalanan cukup panjang harus ditembuh bus tersebut dari Madiun menuju Bali.

Sepanjang perjalanan, bus listrik Inka ini mengisi daya empat kali. Selanjutnya di Bali, bus listrik tersebut akan berkeliling selama sebulan di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) seperti di Kuta, Sanur, dan Ubud.

SM PKBL CSR & Stakeholder Relationship PT INKA (Persero) Bambang Ramadhiarto mengatakan bus listrik E-Inobus saat ini telah berada di Pulau Dewata. Prototipe bus listrik bikinan Inka diberangkatkan dari Madiun pada Rabu dan sampai di Pulau Dewata pada Kamis.

Sepanjang perjalanan dari Madiun ke Bali, bus listrik ini melakukan pengisian daya selama empat kali. yaitu di PLN Mojosari, Probolinggo, Situbondo, dan Ketapang.

"Perjalanan ke Bali ini juga sekaligus menguji endurance [daya tahan]. Tanpa ada hambatan," kata Bambang, Jumat (6/11/2020).

PT Inka bersama Pemda Bali telah menandatangani nota kesepahaman pembangunan dan penyelenggaraan sarana transportasi perkotaan pada 22 Oktober lalu.

Kemudian pada Jumat (6/11/2020) ini, PT Inka dan Perusda Bali kembali membuat kesepakatan terkait bus listrik Inka dengan melibatkan Perusahaan Umum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD).

"Inka dan Perusda Bali nantinya juga akan membentuk joint venture untuk operasional," ujarnya.

Dalam kesepakatan itu tidak terbatas pada pengadaan dan pengoperasian transportasi bus listrik di wilayah Bali. Ketiga perusahaan tersebut akan bekerja sama dalam perencanaan, pengadaan, dan pengoperasian pada proyek tersebut.

Dalam penandatanganan kesepakatan itu hadir Direktur Utama PT Inka Budi Noviantoro. Hadir pula Direktur Pengembangan PT Inka Agung Sedaju, dan Direktur Operasi PT Inka I Gede Agus Prayatna.

Selain itu hadir secara daring dari Provinsi Bali yaitu Gubernur Bali I Wayan Koster dan Direktur Utama Perusda Bali Nyoman Kami Artana. Ada pula Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali I Gede Wayan Samsi Gunarta, dan Direktur Utama PPD Pande Putu Yasa.


Bus Listrik INKA, Sekali Isi Baterai Tempuh 200 Km

PT. Industri Kereta Api (INKA) melakukan uji coba bus listrik. Bus yang dinamai E-INOBUS hasil karya INKA bekerjasama dengan Tron-E dari Taiwan.

"Ini merupakan pengujian prototype bus listrik ukuran medium di jalan umum jalur arteri area Madiun dan di Jalan tol Madiun - Nganjuk, hari ini. Produk ini merupakan kerjasama PT INKA (Persero) dengan Tron-E dari Taiwan sebagai mitra komponen drive train dan baterai bus serta Piala Mas dari Malang sebagai mitra pembuatan bodi bus listrik," Direktur Utama PT INKA (Persero) Budi Noviantoro kepada wartawan usai uji coba.

Budi melanjutkan pengujian ini untuk mengetes kemampuan bus listrik sebelum dilakukan produksi massal.

Bus yang dinamai E-INOBUS itu sebelumnya telah melakukan uji landasan pada 13 Agustus 2020 dan telah lulus uji dengan mendapatkan Sertifikat Uji Tipe (SUT) kendaraan bermotor pada tanggal 10 September 2020 di Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB) yang berlokasi di Cibitung, Jawa Barat.

"Sebelumnya telah dilakukan uji landasan pada 13 Agustus 2020 dan telah lulus uji dengan mendapatkan Sertifikat Uji Tipe (SUT). Ini dilakukan sebelum produksi massal," katanya.

Budi mengatakan, dalam waktu dekat PT INKA (Persero) juga berencana memasarkan produk bus listrik E-INOBUS untuk area dalam negeri, seperti PT TransJakarta. Sedangkan untuk area luar negeri seperti Democratic Republik of the Congo (DRC) yang juga tertarik dan telah mencoba produk ini minggu lalu.

"Waktu yang diperlukan dalam pengisian daya sampai penuh diperlukan waktu 3 - 4 jam. Tingkat kebisingan pada bus listrik jauh lebih baik (rata - rata sebesar 71 dB) jika dibandingkan dengan bus diesel (rata - rata sebesar 85 dB)," paparnya.

Bicara spesifikasi, Budi menambahkan untuk kecepatan maksimal bus E-INOBUs mampu tembus 90 KM/jam dan memiliki maks gradeability (kemampuan kendaraan mendaki tanjakan) 14%.

Sedangkan pengisian daya sekitar 3-4 jam dengan jarak tempuh sekali charging 200 KM. Selayaknya bus listrik yang terkenal senyap, E-INOBUS memiliki tingkat kebisingan rata-rata 71 dB.

Keunggulan lain dari bus listrik ialah efisiensi, dari segi perawatan dan konsumsi bahan bakar. Budi menyebut untuk bus listrik lebih efisien 58% lebih efisien dibanding bus diesel. Hal ini didasar dari catatan pengujian yang sudah dilakukan E-INOBUS dari lintas dalam kota dan luar kota (tol) dengan total jarak 122 km.

"Didapatkan pemakaian rata - rata 1,4 km/kwh, maka untuk biaya operasional per kilometer = 0,71 x Rp1650/kwh = Rp1171/km. Pemakaian bus diesel dapat menempuh jarak 3km/liter, dengan harga solar perliter Rp 9.300/liter, maka didapatkan biaya operasional per kilometer = 0,3 x Rp9.300/liter = Rp 2.790/km," imbuhnya.

"Pemeliharaan lebih efisien bus listrik sebesar 49% dengan perbandingan pemeliharaan bus diesel dan bus listrik pernah disampaikan pada Maintenance Forum tahun 2018 di Serbia, di mana kedua bus dijalankan sejauh 250 km per hari. 

Hasil perbandingan biaya pemeliharaan bus Diesel 396 Euro (Rp6,7 juta) bus listrik 201 Euro atau Rp 3,4 juta," tandasnya. (LEP)

Tutorial BloggingTutorial BloggingBlogger Tricks

Baca Juga