Mengapa Harus ZENQIRA? Simak Keunggulanya.

Baca Juga

Daerah (496) Nasional (236) Berita (116) Internasional (34) education (26) news (26) Berita Gema Nusantara (24) Nasiona (17) Duit (15) Tentang Narkoba (6) Gema (4) video (4) Pilkada 2024 (3) Teknologi (3) Peraturan (2) Profile (2) kesehatan (2) opini (2) Financial (1) herbal (1)
Tampilkan postingan dengan label Internasional. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Internasional. Tampilkan semua postingan

Senin, 19 Oktober 2020

Rodrigo Duterte Siap Dipenjara atas Kematian Ribuan Orang Kasus Narkoba Di Filipina

BY GentaraNews IN

Rodrigo Duterte sejak menjabat sebagai presiden Filipina pada 2016, lebih dari 6.000 orang tersangka kejahatan narkoba tewas tanpa melalui persidangan

Saat ini Rodrigo Duterte menghadapi ancaman penangkapan pada tahun depan atau setelah kepala jaksa penuntut umum Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengakhiri penyelidikan awal soal dugaan pelanggaran HAM terbunuhnya ribuan orang dalam perang melawan kejahatan narkoba di negara itu.

Rodrigo Duterte siap bertanggung jawab terkait operasi pemberantasan narkoba yang merenggut ribuanya nyawa sejak dirinya terpilih pada 2016.

"Siap menghadapi dakwaan, asal bukan kejahatan terhadap kemanusiaan, meskipun bisa membuatnya dipenjara," tegas Rodrigo Duterte

Dilansir Associated Press (AP), Selasa (20/10/2020) pernyataan Duterte yang disiarkan televisi pada Senin (19/10) malam adalah salah satu pengakuannya yang paling jelas tentang peluang bahwa dia dapat menghadapi tuntutan pidana atas kampanye perang melawan narkoba sejak menjabat pada pertengahan 2016.

"Jika ada pembunuhan di sana, saya ingin mengatakan saya adalah orangnya. Anda bisa meminta pertanggungjawaban saya atas apa pun, kematian apa pun yang terkait perang terhadap narkoba," kata Duterte.

Ini merupakan pengakuan Duterte paling jelas terkait kematian hampir 6.000 orang sejak kampanye memerangi kejahatan narkoba di pertengahan 2016.

"Jika Anda terbunuh, itu karena saya marah dengan narkoba. Jika itu yang saya katakan, bawa saya ke pengadilan untuk dipenjara. Oke, saya tidak masalah, jika saya mengabdi untuk negara dengan masuk penjara, dengan senang hati," tuturnya.

Dia menegaskan, narkoba merupakan ancaman keamanan nasional dan publik, sama halnya dengan pemberontakan yang dilakukan komunis selama puluhan tahun.

"Ketika Anda menyelamatkan negara Anda dari kehancuran orang-orang seperti NPA dan obat-obatan, Anda melakukan tugas suci," katanya, mengacu pada pemberontak Tentara Rakyat Baru komunis (NPA).

“Jika ini dibiarkan terus menerus dan tidak ada tindakan tegas yang diambil, itu bisa membahayakan keamanan negara,” ujarnya.

Mengutip data statistik badan anti-narkoba, saat ini ada 1,6 juta pecandu di Filipina. Angka tersebut jauh lebih kecil dibandingkan saat Duterte baru menjabat presiden, yakni 4 juta orang.

Sementara itu bersarkan laporan polisi, sedikitnya 5.856 tersangka narkoba tewas dalam penggerebekan serta lebih dari 256.000 lainnya ditangkap.

"Tewasnya pelaku kejahatan narkoba selama operasi polisi bukan sepenuhnya kesalahan pemerintah. Pasalnya ada kemungkinan kematian itu dipicu persaingan antargeng," jelas Duterte

Setidaknya ada dua tuntutan kejahatan terhadap kemanusiaan serta pembunuhan massal terkait perang terhadap kejahatan narkoba yang digulirkan Duterte. Kasus ini ini sedang diperiksa jaksa dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). Hasilnya akan menentukan apakah ada cukup bukti untuk menggelar penyelidikan dalam skala penuh.

Duterte merespons tuntutan itu dengan menarik Filipina keluar dari keanggotaan pengadilan kriminal pada 2018, sebuah langkah yang menurut kelompok HAM sebagai kemunduran besar dalam perjuangan negara melawan impunitas.

Namun jaksa ICC menegaskan, penyelidikan kasus ini akan terus berlanjut meskipun Filipina menarik diri.

Jaksa ICC, Fatou Bensouda, sudah diberi mandat untuk menerima bukti-bukti baru yang bisa saja memberatkan Duterte, dengan meminta keluarga korban pembunuhan untuk muncul, menyerahkan bukti-bukti, dan menceritakan apa yang terjadi. (LEP)

Minggu, 18 Oktober 2020

Presiden Meksiko Kritik Peran Drug Enforcement Administration, AS

BY GentaraNews IN



Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengkritik peran unit anti-narkoba Amerika Serikat (AS), Drug Enforcement Administration (DEA) di negaranya. Kritikan itu disampaikan beberapa hari usai DEA menangkap mantan Menteri Pertahanan Meksiko di Los Angeles.

Lopez Obrador menggambarkan penangkapan mantan menteri Salvador Cienfuegos menjadi bukti betapa banyaknya korupsi yang terjadi di pemerintahan masa lalu. Tetapi juga pukulan berat bagi institusi yang ia andalkan.

Berbicara di selatan Negara Bagian Oaxaca, Ahad (18/10), Lopez Obrador mengatakan DEA sudah bertahun-tahun berhubungan dengan Cienfuegos dan Genaro Garcia Luna. Luna merupakan mantan menteri keamanan Meksiko 2006 hingga 2012 yang juga ditangkap di AS dalam kasus narkoba.

Lopez Obrador mengatakan saat itu pejabat pemerintah AS dan Meksiko mengizinkan senjata api masuk ke Meksiko untuk membawa mereka ke pemimpin-pemimpin kartel, yang akhirnya menimbulkan banyak kematian. Tapi hanya orang Meksiko yang bertanggung jawab.

"Bercermin dari campur tangan mereka pada semua lembaga di Meksiko, mengapa hanya orang-orang Meksiko yang terlibat dalam aksi ini yang dituduh dan disangkutpautkan, dan DEA tidak mengkritik diri mereka sendiri," kata Lopez Obrador.

"Mereka datang ke negara ini dengan kebebasan seutuhnya, mereka melakukan apa yang mereka inginkan," ujarnya menambahkan.

Ia mengatakan DEA juga harus turut bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan di Meksiko. DEA tidak menjawab permintaan komentar.

Penangkapan Cienfuegos menimbulkan pertanyaan tidak nyaman mengenai kepercayaan Lopez Obrador terhadap Angkatan Bersenjata. Sebab, ia tidak hanya memberikan mereka tanggung jawab memerangi kartel narkoba tapi juga mengawasi infrastruktur penting masyarakat sipil.

Cienfuegos menjabat sebagai menteri pertahanan dari tahun 2012 hingga 2018 di bawah pemerintahan Presiden Enrique Pena Nieto. Lopez Obrador memberikan dukungan pada penerus Cienfuegos di Angkatan Darat dan rekannya di Angkatan Laut. 



Sumber : Republika.co.id

Kamis, 01 Oktober 2020

Remehkan, Akhirnya Donald Trump dan Istri Positif Covid-19

BY GentaraNews IN


Presiden Amerika Serikat, Donald Trump akhir-akhir ini tengah sibuk dengan kegiatan kampanye dalam pencalonan kembali dirinya sebagai calon Presiden. Pemilihan presiden Amerika Serikat kali ini bertepatan dengan situasi pandemi Covid-19 yang tak terduga.

Beberapa kali Donald Trump melakukan kampanye dengan mengumpulkan massa untuk menyampaikan visi misinya ke depan.

Dia selalu mengkritik orang yang menggunakan masker dan dirinya juga bersikeras tak mau menggunakan masker karena menurutnya seperti menggunakan topeng.

Padahal para ahli kesehatan sudah mengingatkannya bahwa masker adalah kunci untuk mencegah penularan Covid-19.

Namun, Donald Trump tidak menggubris hal tersebut dan mendapat kecaman dari banyak pihak atas tanggapannya terkait Covid-19.

Akhirnya Donald Trump lewat akun Twitter resminya. Lebih awal, staf pribadinya Hope Hicks lebih awal dinyatakan positif COVID-19.

Diberitakan CNN Amerika, pengumuman dirinya positif Corona dibenarkan Trump lewat akun media sosialnya itu.

Dalam cuitan tersebut Trump berujar "Malam ini, Saya dan First Lady positif virus corona. Kami akan memulai proses karantina dan pemulihan secepatnya. Kami akan melewati hal ini bersama." Ujar Donald Trump melalui akun twitternya @RealDonaldTrump.

Sebelumnya Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengatakan dirinya dan Melania menjalani karantina setelah Hicks mengidap COVID-19. Dalam cuitannya, Trump menyebut dirinya dan Melania Trump sedang menunggu hasil tes setelah Hope Hicks tertular COVID-19.

Sebelumnya CNBC International melaporkan ajudan dan penasihat dekatnya Hope Hicks positif virus corona. Ia sebelumnya bersama Trump dalam sejumlah penerbangan menggunakan pesawat Air Force One untuk menghadiri debat capres AS di Ohio awal pekan ini. Sejak Selasa (29/9/2020) dan Rabu (30/9/2020).

Cuitan ini muncul setelah Gedung Putih mengungkapkan jadwal Trump hari ini. Mencakup pertemuan Gedung Putih, round table dengan pendukung dan rapat umum kampanye malam hari di Florida.

Gedung Putih tidak segera menanggapi pertanyaan tentang apakah karantina presiden akan mengakibatkan pembatalan acara. Trump sendiri mengaku Hicks positif corona dalam wawancara di Fox News. (LEP)

Jumat, 25 September 2020

Savitri Jindal, Politikus Wanita Terkaya di Dunia, Kalahkan Donald Trump

BY GentaraNews IN


Savitri Jindal, wanita yang Lahir: 20 Maret 1950 (usia 70 tahun) di Dimulai, India adalah satu-satunya politikus dan wanita India yang masuk dalam daftar orang terkaya di dunia versi Bloomberg Billionaire Index. 

Kekayaannya mencapai US$ 6,22 miliar atau sekitar Rp 92,9 triliun (kurs Rp 14.953), mengalahkan Donald Trump yang merupakan presiden miliarder pertama dalam sejarah AS, dan politikus terkaya dengan kekayaan sebesar US$ 2,5 miliar atau sekitar Rp 37,4 triliun. 

Kekayaan Savitri Jindal berasal dari perusahaan yang didirikan almarhum suaminya, Om Prakash Jindal, yakni Jindal Group. Perusahaannya itu memiliki berbagai lini bisnis terkemuka di India, antara lain baja, listrik, semen, dan infrastruktur. 

Ia telah mengambil alih tanggung jawab bisnis perusahaan setelah suaminya meninggal di tahun 2005. 

Dilansir dari GQ India, keempat putranya yang bernama Prithviraj, Sajjan, Naveen dan Ratan kini menjalankan operasional perusahaan, namun Savitri tetap menduduki jabatan tertinggi. 

Karir politiknya dimulai sejak suaminya meninggal. Savitri masuk ke partai Kongres dan menjabat sebagai anggota Dewan Legislatif dari daerah pemilihan Hisar Haryana selama periode 2005-2014. 

Pada tahun 2013, ia terpilih sebagai menteri kabinet untuk pemerintahan Haryana, dan menjabat sebagai Menteri Negara untuk Pendapatan dan Penanggulangan Bencana, Konsolidasi, Rehabilitasi, dan Perumahan. 

Ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Negara Perumahan dan Badan Perkotaan Lokal.(*) 




Sumber: Naviri
https://beritamerdeka.net/news/inilah-politikus-wanita-terkaya-di-dunia-kalahkan-donald-trump/index.html

Senin, 21 September 2020

Penyelundupan Narkoba Lewat Pepaya Senilai Rp 1,3 Miliar

BY GentaraNews IN

Penyeludupan Narkoba dalam buah Pepaya Foto: CNB

Penyelundupan narkoba menggunakan media makanan kembali terjadi, kali ini ada di dalam pepaya. Tak tanggung-tanggung narkoba yang ditemukan bernilai Rp 1,3 miliar!

Pengedar narkoba menyelundupkan barang haram ini dengan banyak cara, salah satunya mengakali pihak berwajib dengan menggunakan media makanan. Hal ini dilakukan untuk mengelabui mereka.

Walau sudah diselundupkan, tapi banyak kasus narkoba yang ketahuan. Salah satunya penyelundupan narkoba di dalam pepaya yang sempat menghebohkan warga Singapura beberapa hari belakangan, seperti dilansir Channel New Asia. Jum'at  (18/9).

Penyelundupan Narkoba di Pepaya Foto: CNB

Pada Kamis 17 September 2020, 8 pria diringkus pihak berwajib Singapura dalam operasi di beberapa lokasi. Mereka terdiri dari 3 orang Malaysia dan 5 orang Singapura.

Mereka yang tengah berlayar diringkus di beberapa lokasi. Mulai dari River Valley Road, Pasir Panjang Wholesale Centre, Clementi dan Bukit Purmei.

Dalam penyitaan ditemukan obat-obatan terlarang itu ada dalam pepaya. Namun sebelumnya pengedar memasukkan narkoba ke dalam bongkahan es batu, kemudian baru dimasukkan ke dalam pepaya yang dibuka dengan teliti.

Penyelundupan Narkoba di Pepaya Foto: CNB

Tak hanya itu saja, pepaya tersebut juga dibungkus plastik yang cukup tebal. 
Narkoba yang diselundupkan tersebut bernilai S$ 124.000 atau senilai Rp 1,3 miliar.

Dilansir dari World of Buzz, Sabtu (20/9), Biro Narkotika Pusat Singapura membeberkan jenis narkoba yang ditemukan. Ada 375 gram metamfetamin, 37 gram heroin, 135 kilogram ketamin, dan satu tablet benzodiazepine.


Penyelundupan Narkoba di Pepaya Foto: Twitter @captmor

Sumber :
https://food.detik.com/info-kuliner/d-5181543/pepaya-jadi-alat-penyelundupan-narkoba-senilai-rp-13-miliar


Tutorial BloggingTutorial BloggingBlogger Tricks

Baca Juga